Menteri Bahlil Tegaskan Hilirisasi Minerba Guna Dorong Ekonomi Tumbuh 8 Persen

Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia
Sumber :
  • VIVA.co.id/Edwin Firdaus

Jakarta, VIVA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa hilirisasi komoditas mineral dan batu bara (minerba) menjadi instrumen penting bagi Indonesia. Khususnya, untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar delapan persen per tahun.

Kampung Industri Jadi Salah Satu Alternatif Gerakan Ekonomi dari Pedesaan

Menurut dia, pemerintah terus mendorong hilirisasi sektor minerba sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Hal tersebut sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto, yang ingin mendorong laju pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar delapan persen dalam beberapa tahun mendatang.

"Tidak ada cara lain yang harus kita lakukan untuk meningkatkan GDP dan pendapatan per kapita kita, selain dengan cara-cara terobosan baru. Hilirisasi adalah salah satu instrumen untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang kita inginkan," ujar Bahlil, dikutip dari keterangannya, Jumat, 27 Desember 2024.

Erick Thohir Beberkan Peran BUMN dari Program Hilirisasi hingga Makan Bergizi Gratis

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia.

Photo :
  • Antara.

Dia menjaarkan, sesuai Peta Jalan Hilirisasi Investasi Strategis, pemerintah memproyeksikan total investasi mencapai US$618 miliar yang akan dialokasikan untuk 28 komoditas hilirisasi. Sekitar 91 persen dari besaran investasi tersebut terkonsentrasi di sektor ESDM, terutama untuk komoditas minerba serta minyak dan gas bumi (migas).

Pengeluaran Rp 595 Ribu/Bulan Tidak Masuk Kategori Miskin

"Hilirisasi sebagai instrumen pertumbuhan ekonomi, terbanyak atau 91 persen dari 28 komoditas itu, total investasi sampai dengan 2035-2040, kita butuhkan 618 miliar dolar AS. Dari angka tersebut, sekitar 91 persen ada di Kementerian ESDM dan minerba yang paling banyak," jelasnya.

Menteri ESDM sekaligus Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia di Kertanegara IV, Jakarta Selatan

Photo :
  • VIVA.co.id/Yeni Lestari

Dia mengatakan, Indonesia memiliki potensi sejumlah komoditas minerba yang cukup besar di dunia. Untuk nikel, Indonesia bahkan menduduki posisi nomor 1 dunia dengan mengusai 42 persen cadangan global.

Untuk bauksit, RI menempati posisi nomor 4 dunia dengan penguasaan cadangan 9,8 persen global. Lalu, tembaga di nomor 9 dunia dengan menguasai 2 persen cadangan global, emas nomor 4 dunia dengan cadangan 5,8 persen global, timah nomor 1 dunia dengan cadangan 34,47 persen dunia, dan batu bara nomor 6 dunia dengan penguasaan 3 persen global.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya