Ada Desa Miskin di Balik Gemerlapnya Kota Mataram
VIVA – Kota Mataram dengan segala potensi wisatanya, menarik perhatian wisatawan asing untuk berkunjung maupun berinvestasi di dalamnya. Kehadiran mereka menguntungkan beberapa pihak, namun tak sedikit juga merugikan pihak lain. Di antaranya masyarakat Kelurahan Sela Galas, Kecamatan Pandu Baya, Mataram.
Sebelum tanah-tanah terjual, warga Sela Galas bermata pencaharian sebagai buruh tani. Namun, semenjak tanah mereka dijual ke pengusaha, dan pengusaha tersebut menjualnya kembali ke orang asing, mengakibatkan warga kehilangan satu-satunya pekerjaan. Sampai akhirnya, mereka terpaksa banting tulang menjadi buruh serabutan.
Menurut aparat setempat yang mendampingi kegiatan penyaluran santunan Rumah Yatim, Kelurahan Sela Galas merupakan salah satu kelurahan termiskin se-Kota Mataram. Salah satu penyebabnya adalah karena penjualan tanah tersebut.
Meskipun sektor pertanian berpenghasilan sedikit, namun tidak dipungkiri kalau dengan pekerjaan tetap tersebut, warga bisa lebih mengatur penghasilan ketimbang harus bekerja serabutan. Kadang mereka bekerja, kadang tidak. Kadang mereka makan, kadang mereka harus menahan lapar.
Rumah Yatim yang diwakili Salma Hasanah berkunjung ke tempat tersebut bersama Dinas Sosial Kota Mataram. Mereka melihat secara langsung kondisi masyarakat di sana sekaligus memberikan santunan. Ada 37 paket sembako bagi para lansia dan anak yatim.
Salma menyayangkan daerah yang sebenarnya terletak dekat dengan kota ini. Dari luar terlihat megah dengan bangunan-bangunan permanen yang indah, namun di dalamnya ada tempat yang begitu memprihatinkan. “Daerah ini cukup dekat dengan asrama. Kami tidak menyangka ternyata masih banyak tempat yang seperti ini,” ungkapnya. (Tulisan ini dikirim oleh Sinta Guslia)