Sukses Itu hanya Milik Orang Mampu, Kata Siapa?
VIVA – PTT Exploration and Production Public Company Limited atau PTTEP bekerjasama dengan Dompet Dhufa Pendidikan mengadakan kegiatan Inspiring Talk and Career Plan Training. Acara ini dihelat Sabtu, 25 November 2017 di Auditorium Universitas Brawijaya. Acara ini merupakan bagian dari program kerjasama strategis antara PTTEP dengan Dompet Dhuafa.
Selama 3 tahun lebih, PTTEP telah memberikan beasiswa kepada 25 mahasiswa terbaik dari kampus terbaik di Indonesia. Hadir dalam acara ini perwakilan PTTEP Indonesia Afiat Djajanegara, Manajer Pendidikan Dompet Dhuafa Ahsin Algorizi, dan GM Beastudi Indonesia Purwo Udhi Utomo.
Sedangkan, Inspiring Talk sendiri diisi oleh CEO Igrow Andreas Senjaya, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Trenggalek, dan Marlina Yanti, seorang mahasiswa Kedokteran Universitas Hasanuddin sekaligus Ketua Departemen Kesehatan Desa Produktif Etos Makassar.
Acara Inspiring Talk merupakan salah satu cara untuk memberikan inspirasi, khususnya kepada mahasiswa dan pemuda. Marlina Yanti yang didapuk untuk menyampaikan materi mulai bercerita tentang keluarganya. Ayahnya, Surahman, seorang petani. Sedangkan ibunya, Dumianti, merupakan seorang ibu rumah tangga. Semenjak kecil ia memiliki kepercayaan dan keyakinan bahwa jalan kesuksesan itu bukan berdasarkan apa yang dimiliki, namun karena usaha dan kemauan.
“Sukses bukan hanya milik mereka orang-orang yang mampu, tapi juga milik orang yang mau,” ujar dara kelahiran Kabupaten Luwu Timur, 20 tahun silam ini berbeda dan unik. Sementara itu, Andreas Senjaya, CEO IGrow menjelaskan tentang bagaimana memulai membangun aktivitas yang bermanfaat kepada masyarakat.
“Kapasitas dan strategi membuat program terus bertahan dalam menghadapi persaingan. Karya-karya kebaikan terus kita lahirkan untuk memberikan dampak kepada masyarakat luas. Ketika teknologi bertemu dengan kebutuhan masyarakat, sehingga membuat produk mampu diterima secara massif. Namun ketika produk teknologi tidak berkembang, maka ia akan ditinggalkan oleh pelanggan,” papar pria yang biasa dipanggil Jay ini.
Pemaparan berbeda lebih banyak disampaikan oleh perwakilan dari pemerintah yaitu Ratna Sulistiyowati, Plt Kepala Dinas Sosial Kabupaten Trenggalek. “Kita banyak menghadapi kasus sosial. Jika kasus tersebut tidak dilakukan pengobatan yang tepat, akan menjadi masalah lebih besar. Kelompok masalah yang terjadi di masyarakat mulai dari gelandangan, orang gila, kekerasan anak, dan lain-lain belum menemukan solusi yang baik dari pemerintah,” jelas perempuan yang berlatar belakang dokter umum ini.
Ratna bercerita tentang kejadian menyedihkan yang sering terjadi ketika orang gila dan gelandangan dibuang ke daerah lain atau ke hutan dan kawasan pelosok lainnya. “Administrasi sering kali berbelit-belit, apalagi jika masalah kesehatan tersebut terjadi pada orang miskin. Maka, Pemda Trenggalek membentuk tim yang khusus melakukan percepatan permasalahan pelayanan kesehatan dan sosial,” tutup Ratna yang pernah mendapatkan penghargaan dari Presiden Republik Indonesia sebagai dokter teladan.
Acara terakhir adalah Career Plan Training yang diisi oleh coach Budi Pengestu dari Dintintive Career dengan metode mind mapping dalam merencanakan karir yang telah terbukti membuat ratusan peserta training mendapatkan karir terbaiknya. (Tulisan ini dikirim oleh Pradila Maulia)