PDIP Merapat ke Dedi Mulyadi, Bagaimana Nasib Ridwan Kamil?
- VIVA.co.id/Adi Suparman (20-7-17)
VIVA.co.id – Kemarin Sekjen DPP PDIP menyatakan ada tiga calon cawagub yang akan dikomunikasikan ke Partai Golkar, disela menghadiri undangan acara syukuran anak Idrus Marham selaku Sekjen DPP Golkar. Isyarat ini memberikan gambaran kalau PDIP akan berkoalisi dengan Golkar dengan mendukung Dedi Mulyadi sebagai Gubernur Jabar disandingkan dengan kader PDIP.
Pertanyaan yang mendasar apakah ucapan Sekjen PDIP ini sebagai isyarat semata bahwa PDIP akan berkoalisi, atau memang betul nanti menjadi kenyataan bahwa Dedi Mulyadi mendapat dukungan PDIP. PDIP memiliki 20 kursi di DPRD Jabar sedangkan Golkar 17 kursi, kalau ini digabungkan bukan hanya memenuhi syarat pencalonan tetapi melebihi.
Memang perlu pembuktian dan langkah kongrit dari loby yang dilakukan oleh Dedi Mulyadi dan DPP Golkar untuk mewujudkan koalisi ini. Survei terakhir oleh lembaga survei Dedi Mulyadi selalu menempati urutan ke 3 setiap survei dibawah Ridwan Kamil (Walikota Bandung) dan Dedi Mizwar (Wakil Gubernur Jabar).
Isyarat yang disampaikan Sekjen PDIP bisa menjadi kenyataan tatkala loby DPP Golkar terhadap PDIP berkelanjutan, artinya tugas DPP Golkar tidak mudah meyakinkan PDIP yang setiap tradisi Pilkada Jabar selalu mencalonkan kader internal diusung menjadi Gubernur Jawa Barat.
Menarik kalau kita melihat peta Pilkada Jabar, Khusus untuk Ridwan Kamil masih mencari pasangan yang ideal sambil mencari koalisi untuk bisa diusung oleh partai lain, Nasdem telah menyatakan mendukung Ridwan Kamil, kursi Nasdem belum cukup mengusung gubernur sendiri, harus ada koalisi dengan partai lain.
Beberapa hari kemarin sempat ada kabar bahwa Ridwan Kamil mau maju juga dari jalur independen, kalau tidak ada partai yang mau mengusung, selain Nasdem, Persoalan di Ridwan Kamil dan Timnya partai pengusung seperti Nasdem belum begitu akrab dengan Pilkada Jabar, sedangkan Golkar dan PDIP, PKS dan Gerindra selalu berkompetisi di Pilkada Jabar dan memunculkan tokoh-tokoh yang kompeten untuk bersaing di Pilkada Jabar.
Sebenarnya Pilihan Nasdem udah tepat dengan mengusung Ridwan Kamil untuk maju di Pilgub Jabar, persolanya tim partai Nasdem dan Ridwan Kamil belum begitu piawai melobi partai-partai lain untuk mengusung Ridwan Kamil, modal tingkat ektabilitas dan tingkat kepopuleran Ridwan kamil saat ini sangat tinggi, tetapi belum juga partai lain, yang merapat untuk mendukung Ridwan Kamil.
Sedangkan partai yang selalu menang di dua Pilkada Jabar Partai Gerindra dan PKS mengisyaratkan memilih dukungan ke Dedi Mizwar, ini menjadi pesaing di Pilkada Jabar. Kalau peta ini tidak berubah di Pilkada Jabar akan terjadi tiga pasang calon yang diusung oleh partai politik, Dedi Mizwar dengan pasanganya, Ridwan kamil dengan pasanganya, dan Dedi Mulyadi dengan pasanganya.
Jabar ini menandakan bahwa semua partai politik lagi menimbang dan mengincar kemenangan di Pilkada Jabar, mereka tidak mau kalah di Jabar, penduduk jumlah banyak, potensial untuk semua partai mendapat dukungan di Pileg dan Pilpres 2019. Maka tarik ulur di Pilkada Jabar sangat wajar terjadi. Mari kita cermati ke depan perkembangan Pilkada Jabar, sedikitnya akan kita lihat peta nasional yang akan berefek terhadap Pilkada Jabar. (Opini ditulis oleh Deni Yusup, Peneliti Nusantara Riset)