Mahasiswa Brawijaya Berhasil Sukseskan Petani Jamur Tiram
- U-Report
VIVA.co.id – Dalam rangka program kreativitas mahasiswa bidang penerapan teknologi yang diadakan oleh Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia, lima mahasiswa Universitas Brawijaya berhasil mengembangkan inovasi teknologi pengepresan media tanam jamur tiram yang dinamakan BABE PRESS (Baglog Double Tube Pressure).
Mereka adalah Galuh Darmesthi, Novita Riski Nanda, Wenny Andriyani, Iqbal Dio Delafarin dan Tegar Azkisyah Arga di bawah bimbingan Retno Damayanti, STP, MP. Hal ini dilakukan karena permintaan konsumen terhadap jamur tiram yang akhir-akhir ini kian meningkat.
Menurut Vivi, berdasarkan survei yang didapat, Desa Tulungrejo yang terletak di Kota Batu, banyak yang memiliki profesi pembudidaya jamur tiram. Namun, produktivitas jamur tiram di desa ini tergolong cukup rendah.
Termasuk di UKM Indie Jamur sebagai mitra kami. Salah satu kendala di UKM ini adalah ketidakmampuan penyediaan kapasitas baglog sesuai permintaan pasar dengan cepat. Baglog merupakan tahap paling akhir dari proses pembibitan sebelum jamur di panen.
Menurut Purnomo, pemilik UKM Indie Jamur, selama ini mereka masih menggunakan cara yang manual saat mencetak dan memadatkan baglog-nya. “Jadi, tentu sangat kurang efektif untuk masalah waktu dan hasil," tutur Wenny. Arga juga memaparkan bahwa pengepresan atau pemadatan media ini berpengaruh pada hasil panen jamur tiram.
Semakin padat media jamur tiram, maka akan semakin tinggi persentase tumbuh dan panen jamur tersebut. Sebaliknya, semakin gembur media jamur tiram, maka akan semakin rendah persentase tumbuh dan panen jamur tersebut. Namun, jika media terlalu padat, penyerapan nutrisi jamur pun tidak dapat berjalan sempurna.
"Untuk spesifikasinya, alat ini punya dimensi 1x1x2 meter, tipenya semi otomatis yang digerakkan menggunakan motor dengan daya 2 hp 1440 rpm. Untuk hasilnya, bisa memproduksi sampai 3000 baglog per hari. “Ya, tentu lebih jauhlah hasilnya dibanding sebelumnya yang hanya menghasilkan 150 baglog per hari," tambah Arga.
Selama uji coba, ternyata alat ini terbukti efektif dan lebih efisien dan memiliki keunggulan yakni keamanan dan kenyamanan bagi penggunanya. Selain itu, mitra mampu meningkatkan kapasitas produksi dengan efektif dan efisien. Sehingga dapat memenuhi permintaan pasar yang semakin tinggi akan konsumsi jamur tiram. (Tulisan ini dikirim oleh Adekega)