Banyak Berkah di Ramadan Tahun Ini
VIVA.co.id – Lebaran berlalu dan Ramadan telah pergi meninggalkan kita. Perasaan yang dialami umat Islam saat ini campur aduk. Ketika Ramadan pergi, banyak hal dan kejadian yang bisa kita jadikan pelajaran dalam menjalani hidup dan aktivitas sehari-hari.
Puasa menahan lapar, haus, dan juga hawa nafsu. Seharian berpuasa, tidak makan dan tidak minum. Puasa wajib dilaksanakan, agar kita bisa tahu kalau ternyata ada orang yang lebih susah dari kita. Bahkan mereka sampai tidak makan seharian. Dan dengan berpuasa kita juga bisa merasakan kehidupan yang sama seperti mereka.
Selain itu, banyak pelajaran yang bisa kita dapatkan. Seperti bisa berkumpul bersama keluarga, mempererat tali silaturahmi, belajar menghargai, dan bersabar. Bagiku, hikmah positif yang bisa kuambil dari bulan Ramadan adalah aku bisa bersosialisasi dengan para tetangga yang selama ini jarang kusapa. Karena aku lebih banyak menghabiskan waktuku di dalam kamar.
Selain itu, aku juga bisa lebih bersabar dan menahan amarah. Apalagi ketika kesal karena tidak bisa menemukan ide untuk menulis cerita. Belum lagi ketika suasana rumah yang terkadang suka ribut karena adik-adikku yang masih kecil bermain. Keributan mereka bisa menghilangkan ide yang sudah tercatat di dalam kepalaku. Kalau sudah hilang, biasanya aku suka kesal dan malas menulis lagi. Memang tidak kulampiaskan pada mereka, tapi kalau sudah mengumpat, puasaku pasti batal.
Tentu banyak hikmah yang bisa kita ambil di bulan Ramadan. Karena bukan bulan Ramadan namanya, kalau tidak penuh berkah. Dan di bulan Ramadan tahun ini, keberkahan kurasakan walaupun sedikit agak terlambat. Aku bisa bertemu kembali dengan para sahabatku. Walaupun mereka tidak lama berada di sini dan akan kembali untuk menjalani rutinitas mereka.
Keberkahan lainnya, aku kembali aktif menulis dan mengikuti lomba menulis untuk yang ketiga kalinya. Aku berharap aku bisa menang lagi di perlombaan kali ini. Aku tidak hanya berharap mendapatkan nama dan bisa dikenal banyak orang, tapi aku juga berharap bisa menang dan mendapatkan uang dari lomba menulis tersebut.
Rencananya, uang itu akan kupakai untuk kujadikan modal pergi ke Jakarta, agar bisa mengantar naskahku langsung ke penerbit. Sekalian aku ingin mengunjungi ibu kota dan melihat Monas. Mungkin jika aku menang lagi, bisa saja aku mulai dikenal sebagai seorang penulis, walaupun hanya sekadar penulis artikel.
Hikmah lainnya, aku bisa belajar dan semakin berusaha untuk menghadapi cobaan dan ujian yang Tuhan berikan padaku dan keluargaku. Aku jadi semakin rajin menulis dan berpikir tentang masa depan. Padahal, dulu aku berpikir kalau masa depanku sudah hancur karena kebodohan yang sudah aku lakukan sebelumnya.
Ramadan sebagai bulan penuh berkah bukan hanya sekadar sebutan. Tapi memang benar adanya. Walaupun Ramadan telah berakhir, tapi keberkahan dan hikmah yang kudapatkan di bulan Ramadan tahun ini akan selalu kujadikan pelajaran agar terus berjuang dan berusaha. (Tulisan ini dikirim oleh Ridho Adha Arie, Pekanbaru)