Suara Perawat Indonesia untuk Bapak Gubernur
- Antara
VIVA.co.id – Masih terus ramai perbincangan di media sosial mengenai Bapak Gubernur yang terhormat, terkait sidaknya ke sebuah RS di Jambi. Dan beredar pula videonya yang berdurasi kurang lebih sekitar tiga menit. Banyak kontroversi dari para netizen dalam menanggapi video tersebut.
Terlepas dari semua kasus ini, biarlah profesi kami yaitu profesi tenaga kesehatan khususnya kami para perawat Indonesia menjadi sebuah ajang evaluasi. Evaluasi kami di berbagai lini. Semoga dari kejadian ini akan menjadi hikmah buat kami perawat Indonesia.
Dear Bapak Gubernur yang terhormat. Dalam melakukan sidak dan mengevaluasi kami selaku tenaga kesehatan khususnya kami Perawat Indonesia, perlakukanlah kami sebagai profesi. Perlakukanlah kami sebagai manusia. Kami masih mempunyai hati dan perasaan. Kesalahan kami bukanlah kesalahan seperti maling, bahkan koruptor yang benar-benar hina yang menyengsarakan rakyat.
Dalam melakukan evaluasi tidaklah harus dengan intonasi tinggi, pukul meja, bahkan sampai menendang kursi dan tempat sampah. Kami itu manusia, Pak. Bukan binatang yang harus diberikan shock therapy seperti itu. Bapak gubernur adalah adalah pemimpin kami. Selayaknyalah bapak harus memberi contoh untuk kami dan publik. Bapaklah yang harus jadi panutan semestinya. Marah dengan berteriak lantang, mengamuk pukul meja, bahkan menendang kursi untuk mengevaluasi bukanlah sikap yang patut untuk dicontoh, karena sama sekali tidak akan memecahkan masalah.
Dear Bapak Gubernur yang terhormat. Jangan sebuah ego tersebut menjadi pembenaran karena kekuasaan bapak. Entah apa tujuan bapak yang terhormat melakukan sidak dengan membawa sejumlah awak media. Apakah itu sebuah pencitraan atau ada hal lain yang mendasari semua itu? Hanya bapak dan Tuhan yang tahu. Dan semua kejadian itu ada proses sebab akibat dan pertanggungjawabkanlah kelak di akhirat atas perbuatan bapak.
Atas kejadian ini, bukan hanya tenaga kesehatan yang berada di rumah sakit tersebut yang terluka hatinya. Tapi kami seluruh tenaga kesehatan Indonesia, khususnya kami perawat Indonesia sangat terpukul dan terluka melihat perlakuan bapak kepada teman sejawat kami. (Tulisan ini dikirim oleh Apriyatno A, Handoko D, dkk)