Paru-paru Dunia yang Semakin Menipis
- http://4muda.com/
VIVA.co.id – Fakta yang sangat mengkhawatirkan bagi keberlangsungan makhluk hidup. Ternyata bumi yang kita singgahi ini hanya tinggal memiliki dua paru-paru. Tentunya kabar ini sangat mengkhawatirkan bagi keberlangsungan makhluk hidup yang ada di sekitarnya. Contohnya hewan-hewan primata seperti orang hutan yang kini populasinya semakin terancam punah.
Tidak hanya berdampak pada hewan saja, suatu saat pasti kita juga akan merasakan akibat dari rusaknya paru-paru bumi. Beberapa tahun belakangan ini, gerakan menanam pohon kembali digalakkan sebagai antisipasi kerusakan hutan yang semakin parah. Tindakan oknum-oknum yang mengambil jalan pintas untuk membuka lahan baru menjadi faktor utama kerusakan hutan yang berakibat fatal bagi kelangsungan hidup manusia dan ekosistem di sekitarnya.
Indonesia merupakan Negara tropis yang memiliki hutan dengan luas 133.300.543,98 ha. Ini mencakup kawasan suaka alam, hutan lindung, dan hutan produksi. Persebaran hutan di Indonesia kebanyakan berjenis hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis diartikan sebagai hutan yang terletak di daerah tropis yang memiliki curah hujan tinggi.
Daerah-daerah hutan hujan tropis antara lain terdapat di Pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa Barat, Sulawesi Utara, dan Papua. Hutan hujan tropis anggotanya tidak pernah menggugurkan daun, liananya berkayu, pohon-pohonnya lurus dan dapat mencapai rata-rata 30 meter.
Dari data luas hutan Indonesia di tiap provinsi, luas hutan terbesar adalah gabungan Provinsi Papua dan Papua Barat dengan 40,5 juta ha. Disusul oleh provinsi Kalimantan Tengah (15,3 juta ha), dan Kalimantan Timur (14,6 juta ha). Sedangkan provinsi di Indonesia dengan luas hutan tersempit adalah DKI Jakarta (475 ha), ini karena hutan di DKI Jakarta yang awalnya difungsikan sebagai hutan lindung diubah menjadi hutan produksi dan pemukiman. Dan ini juga dipastikan akan berdampak terhadap lingkungan hidup.
Luasnya hutan yang dimiliki Indonesia tidak disertai dengan komitmen masyarakat dalam menjaga dan merawat hutan. Sehingga kerusakan hutan gampang terjadi. Bahkan, hutan Kalimantan yang menjadi hutan terbesar sebagai paru-paru dunia setelah Hutan Amazon beberapa kali mengalami kebakaran hutan. Peristiwa ini sangat memilukan bagi kita, terutama bagi masyarakat yang dengan sukarela merawat dan menjaga kelestarian hutan.
Saat ini Indonesia termasuk Negara dengan tingkat deforestasi tertinggi di dunia, mencapai sekitar 680.000 hektar per tahun. Pembukaan dan pembakaran lahan, terutama di lahan gambut, mengakibatkan Indonesia kehilangan keanekaragaman hayati yang cukup besar dan menghasilkan emisi gas rumah kaca tertinggi ketiga di dunia.
Setengah dari daratan di Indonesia adalah hutan. Hal ini meletakkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan hutan tropis terpenting di dunia, yang secara signifikan menyuplai oksigen yang cukup besar pada bumi kita. Hutan Indonesia juga berperan penting pada saat negeri ini semakin rentan terhadap perubahan iklim.
Indonesia adalah pemilik hutan hujan tropis terluas ketiga di dunia, setelah Brasil dan Kongo. Sayangnya, menurut buku Rekor Dunia Guinness, Indonesia adalah negara yang memiliki tingkat kehancuran hutan tercepat di antara negara-negara yang memiliki 90 persen dari sisa hutan di dunia. Indonesia menghancurkan luas hutan yang setara dengan 300 lapangan sepak bola setiap jamnya.
Deforestasi menyebabkan hilangnya ekosistem di dalamnya, termasuk spesies tumbuhan dan hewan langka. Padahal, 80 persen keanekaragaman hayati terdapat di dalam hutan. Deforestasi juga menyebabkan berkurangnya kemampuan menyerap emisi karbon dunia yang tentunya berimbas pada meningkatnya ancaman pemanasan global.
Kita bersyukur Presiden Jokowi juga memiliki keinginan yang sama untuk mengembalikan Indonesia sebagai paru-paru dunia. Itu artinya, Pemerintah telah berkomitmen untuk menjaga kelangsungan hutan Indonesia serta menegakkan kembali Gerakkan Menanam Pohon sebagai warisan untuk generasi muda cinta lingkungan dan menjaga kelangsungan ekosistem. (Tulisan ini dikirim oleh Rahmad Novandri)