Ayahku Sang Panutan
VIVA.co.id – Kumis tipis dengan rambut beruban. Seorang pekerja keras yang terlihat dari tangan kasarnya. Dengan kulit-kulit keriput yang nampak sudah tidak muda lagi. Laki-laki tua berusia 54 tahun ini merupakan sosok panutan bagi keluarga. Dia adalah ayahku.
Setiap hari meski sang fajar belum menampakan kehangatannya, laki laki tua ini sudah siap untuk menyambut hari yang terkadang terasa sangat melelahkan. Namun, semangat dan tanggung jawab yang ia pikul menjadikan rasa lelah itu tak terasa lagi. Ia adalah seorang kepala keluarga yang bertanggung jawab dan tegas. Meski terkadang sifat jelek itu terlihat, namun di hatinya yang paling dalam selalu tersimpan rasa kasih sayang yang tulus untuk keluarganya.
Sosok laki laki tua ini selalu berusaha dan bekerja tanpa mengenal lelah. Karena beliau tahu ada anak dan istri yang menunggu nafkahnya di rumah. Agar taat beribadah, itulah yang selalu diajarkan kepada 5 anaknya. Doa-doa selalu beliau lantunkan untuk kebahagiaan keluarganya. Ia sangat mencintai dan menyayangi istri dan anak-anaknya. Karena itulah alasan beliau untuk tidak mengenal kata putus asa.
Laki-laki tua ini merupakan seorang yang peduli pada pendidikan. Ia selalu menyemangati anak-anaknya dalam menuntut ilmu. Ia juga sering berkata, “Teruslah belajar, bekerja, dan berusaha agar kelak hidupmu bisa jauh lebih baik dari bapak.“ Itu adalah kata-kata penyemangat bagi anak-anaknya untuk menempuh masa depan yang lebih indah.
Beliau selalu menyembunyikan rasa lelah, lapar, gelisah, dan amarah kepada keluarganya. Karena rasa sayang dan tanggung jawab yang beliau pegang teguh itu mengalahkan semuanya. Tegas, ramah, sabar, bertanggung jawab, serta pekerja keras tertanam dalam jiwanya. Beliau menjadi panutan untuk keluarganya, karena beliau adalah seorang bapak. (Tulisan ini dikirim oleh Marma Setiadi Kusumah, mahasiswa Universitas Pancasila, Jakarta)