Ketimbang Ngemis, Sempatkan Membeli Walau Tidak Butuh
VIVA.co.id – Fenomena pengemis tidak jarang kita jumpai di wilayah ibukota Jakarta. Dengan alasan mencari nafkah, mereka melakukan hal tersebut. Namun, tidak dipungkiri pula banyak dari mereka yang mengemis lantaran malas. Seharusnya usia tidak dijadikan alasan seseorang untuk tidak bekerja.
Salah satu komunitas yang menyandang nama “Ketimbang Ngemis” ini berdiri sejak 18 Juni 2015, berkat insiatif Yona Luverin dan lima temannya. Yona Luverin saat ini menjabat sebagai admin, sekaligus ketua umum Ketimbang Ngemis Jakarta.
Komunitas ini memberikan apresiasi kepada setiap paruh baya maupun penyandang disabilitas yang masih berusaha untuk menyambung hidup dengan berjualan. Apresiasi tersebut berupa sembako, donasi berupa uang, maupun donasi berupa bantuan pembayaran pengobatan.
Anggota komunitas yang saat ini sudah tersebar di 40 kota besar di Indonesia selalu mempublikasikan hasil gerakan sosial mereka di akun instagram @ketimbang.ngemis.jakarta. Gerakan sosial ini mengadakan gathering setiap sekali dalam sebulan bersama anggota lainnya.
“Kegiatan kita itu ada ngumpul atau yang biasa kita sebut dengan gathering. Dilakukan setiap awal bulan untuk membuat agenda yang akan membahas bagaimana KNJ ke depannya, list pendalaman, siapa saja target, dan tugas setiap anggota KNJ,” jelas Rizky ketika ditanyakan tentang agenda KNJ.
Pada minggu kedua dan ketiga mereka mulai untuk terjun langsung ke lapangan untuk mencari target yang terkait. Dan memulai gerakan mereka kepada para target. Pada minggu terakhir setiap bulan, komunitas mengadakan evaluasi kinerja setiap anggota.
Bapak Syamsu, 80 tahun sebagai salah satu pedagang kantong plastik di sekitar pasar Kebayoran Lama. Penghasilannya tidak lebih dari 50 ribu per hari. Ia tinggal di Parung Panjang, Bogor. Syamsu hanya pulang kepada istri, 7 anak, dan 20 cucunya seminggu sekali dengan kereta api.
Sebagai contoh, anggota KNJ telah mendatangi rumah Syamsu untuk survei dan silaturahmi. Donasi yang telah terkumpul untuk Syamsu adalah sebesar dua juta rupiah, sembako, dan pakaian yang layak pakai.
Ketimbang Ngemis ini memberikan pengalaman berharga kepada setiap anggotanya. Kesan terharu bahkan menangis yang diberikan dari target mereka sangat menyentuh hati dan membuat kegiatan ini seakan tak kan ingin terhenti. Yona berharap Ketimbang Ngemis ini dapat menyebar manfaatnya secara luas. Terutama pada remaja untuk bergabung dalam komunitas ini. Siapa lagi yang peduli kalau bukan kita? (Tulisan ini dikirim oleh Hanifah P Utami, mahasiswa Universitas Pancasila, Jakarta)