Bahagiaku, Memiliki Sosok Ibu Seperti Dia
- pixabay/Adinavoicu
VIVA.co.id – Bunda, sebutan yang kuucapkan untuk sosok wanita tercantik di dalam hidupku. Ia seperti malaikat tak bersayap di dunia ini. Sosok itu bernama Sri Wahyuningsih. Bunda bukan berasal dari keluarga yang mapan, tetapi hanya dari keluarga yang sederhana. Dari kecil bunda sudah diajarkan untuk hidup mandiri oleh orangtuanya, karena bunda hanyalah seorang anak tunggal. Dari situlah bunda menerapkan prinsip untuk membuat anak-anaknya hidup mandiri dan menjadi orang yang sukses.
Dari perkawinan bunda dan ayah, dikaruniai dua orang anak yang bernama Fradistya Eka Sekar Utami dan tentunya aku, Silvia Maharani. Walaupun saat ini keluarga kami sudah tidak utuh lagi, tetapi kami tahu bahwa dari jarak jauh pun kami saling menyayangi satu sama lain. Bunda berfungsi ganda bagiku. Terkadang dia seperti seorang ayah yang berusaha memperjuangkan hidup anak-anaknya. Selalu berusaha apa pun caranya untuk membuat anak-anaknya bahagia, walaupun terkadang ia rela menderita demi anak-anaknya.
Bunda rela memasang badan paling depan untuk melindungi anak-anaknya. Tidak pernah aku mendengar bunda mengeluh untuk keadaan yang kami hadapi sekarang. Bagaimanapun keadaannya, bunda selalu bersikap tegar dalam menghadapi setiap rintangan di dalam hidup yang kami jalani. Bunda selalu mengajarkan kami untuk menerima dan tidak menyerah menghadapi semua cobaan yang diberikan.
Bunda selalu percaya bahwa apapun cobaan yang diberikan Allah kepada umatnya, pasti selalu ada jalan keluarnya. Karena Allah tidak akan memberikan cobaan di atas kemampuan umatnya. Banyak sekali pelajaran yang selalu aku ambil dari bunda. Aku tidak yakin kalau seandainya aku yang ada di posisinya apakah aku dapat melalui semua cobaan ini. Atau apakah aku dapat melanjutkan hidupku kembali. Bahkan, aku juga tidak yakin bahwa setiap perempuan dapat menjalani kehidupan seperti dia.
Setiap anak pasti mempunyai malaikat di hidupnya masing-masing. Mempunyai cerita hidup dan masalah yang berbeda-beda. Bagiku, bunda adalah wanita terhebat yang ada di dalam hidupku, tetapi ayah juga tidak kalah berarti di hidupku. Bunda, selain menjadi orangtua tetapi bisa dijadikan sebagai teman, walau terkadang seperti musuh.
Tidak jarang juga kami bertengkar karena berbeda pendapat. Tetapi kami tidak pernah bertengkar lama, karena kami saling membutuhkan satu sama lain. Apalagi aku sangat membutuhkan bunda dalam hidupku.
Bunda, kakakku, dan aku merupakan tiga wanita tangguh yang berjuang untuk menjalani kehidupan ini. Mungkin setiap anak selalu menginginkan kebahagiaannya masing-masing, tetapi bagiku, bahagiaku adalah mempunyai sosok seorang ibu seperti dia. (Tulisan ini dikirim oleh Silvia Maharani, mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Nasional, Jakarta)