Penjual Jamu Inspiratif, Dua Anak Beasiswa di PTN
- U-Report
VIVA.co.id – Hartini atau biasa dipanggil Bude Tini adalah seorang perempuan berumur 53 tahun yang bisa dibilang sebagai sosok ibu yang sangat pekerja keras. Ia berasal dari Dusun Jadi Debug, Desa Puworejo, Wonogiri, Jawa Tengah. Suaminya yang hanya berprofesi sebagai petani di Wonogiri, membuat Bude Tini harus bekerja keras untuk dapat memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
Pendidikan yang hanya sampai Sekolah Menengah Pertama membuat Bude Tini harus melakukannya. Bermodalkan sepeda, setiap hari ia berjualan jamu mengelilingi setiap sudut kampung yang ada di daerah Klender, Jakarta Timur. Lelah dan letih sudah menjadi teman baginya. Berkat keahliannya dalam membuat jamu, cukup banyak langganan Bude Tini yang setiap hari menunggu.
Bude Tini mempunyai 3 orang anak. Hal yang menginspirasi dari dirinya adalah kerja kerasnya, sehingga dapat membuat anak-anaknya bersekolah dengan pendidikan yang tinggi. Anak Pertama dari Bude Tini bernama Eko Prastyo. Saat ini sudah menjadi seorang anggota polisi, dan ia merupakan lulusan dari Universitas terkenal di daerah Yogyakarta yaitu Universitas Gadjah Mada.
Satu lagi, anak keduanya bernama Wanto Jati Seso. Berkat kerja keras dari Bude Tini, ia juga dapat menjadi seorang anggota polisi dan bisa berkuliah di Universitas Jenderal Soedirman di daerah Purwokerto. Satu lagi anaknya yang ketiga masih duduk di Sekolah Menengah Pertama.
Bude Tini dikenal sebagai sosok yang mudah bergaul dan ramah terhadap tetangga sekitar. Suaminya yang seorang petani di kampung terkadang mengunjunginya hanya untuk sekadar melepas kerinduan. Suami Bude Tini melakukan pekerjaan sebagai petani di kampung karena wasiat dari leluhurnya, yang mengharuskannya merawat dan memanfaatkan lahan tersebut.
Suaminya pun dikenal sebagai orang yang pekerja keras juga. Wajar saja mereka dapat menyekolahkan anak-anaknya sampai ke perguruan tinggi dan dapat menjadi polisi. Sifat kerja keras dan kemauan yang keras pun turun kepada anak-anaknya. Putra pertamanya yaitu Eko Prastyo mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan perguruan tinggi negeri di Universitas Gadjah Mada yang sebelumnya bersekolah di SMA 1 Wonogiri.
Putra Kedua Bude Tini pun sama halnya dengan kakaknya. Ia mendapat beasiswa untuk masuk ke Universitas Jenderal Soedirman di Purwokerto. Setelah lulus dari Universitas Jenderal Soedirman, Wanto Jati Seso pun ingin mengikuti jejak kakaknya yang ingin menjadi polisi. Hal yang selalu diajarkan Bude Tini kepada anak-anaknya adalah jika dirimu kelak menjadi orang sukses, selalu ingatlah dari mana kamu berasal dan jangan lupakan itu, karena itu semua hanya titipan semata.
Selain berjualan jamu setiap pagi, Bude Tini selalu membantu tetangganya yang membuat usaha kue. Karena Bude Tini juga memiliki keahlian dalam membuat kue kering. Setelah melakukan pekerjaan tersebut, hal yang dilakukannya saat malam adalah mengajar ngaji anak-anak di sekitar rumahnya. Kegiatan tersebut ia lakukan karena menurutnya pendidikan agama sangat perlu dididik dan diterapkan sejak dini.
Tidak ada waktu senggang sedikitpun untuk Bude Tini bermalas-malasan. Setiap waktu ia gunakan dengan hal-hal yang berguna. Setelah mengajarkan anak-anak mengaji, ia mulai meracik jamu buatannya untuk didagangkan keesokan harinya. Sosok Bude Tini yang rela membanting tulang setiap hari demi bisa membuat anak-anaknya menjadi orang-orang hebat dan dapat bersekolah tinggi, cukup membuat siapa saja berdecak kagum mendengarnya.
Terlebih rumah yang dimilikinya di kampung sangatlah besar. Kesuksesan yang diraih Bude Tini bukan semata-mata semudah membalikkan kedua telapak tangan. Tetapi dengan kerja keras dan kemauan yang tinggi ia dapat memiliki itu semua dengan cara yang halal. (Tulisan ini dikirim oleh sfarisy20)