Ibu Sahabat Terbaik
- U-Report
VIVA.co.id – Sosok wanita kuat yang mengandung bayinya selama sembilan bulan di dalam tubuhnya ialah ibu. Kasih sayang, juga cintanya yang tulus tak pernah berujung. Selalu menganggap anaknya sebagai seorang yang suka menangis, suka meminta belai dan peluk pangkuannya, walau sebenarnya anaknya sudah tumbuh besar dan dewasa. Ibu, wanita yang mempunyai hati lembut. Sebesar apapun kesalahan anaknya ibu akan tetap memaafkan.
Nur Wirdayanti lahir di Jakarta 11 April 1976. Ia, kata nenek, adalah anak penurut yang tidak pernah meminta uang lebih. Jika menginginkan sesuatu, pasti dia akan menabungnya. Orang-orang memanggilnya dengan nama Wiwi.
Wiwi adalah anak pertama dari 3 bersaudara. Ia paling sabar di antara adik-adiknya. Dulu saat dia sekolah, banyak sekali mendapat bantuan dari orang lain. Entah ada yang membayarinya angkutan umum atau memberinya makan. Wiwi mempunyai seorang sahabat bernama Desi yang sampai saat ini masih tetap menjaga hubungan baik.
WIwi dan Desi bersahabat sejak SMA, di sekolah Muhammadiyah 5 Tebet, Jakarta. Suatu saat, wanita yang berambut keriting, bertubuh sekal, dan bermata besar itu dilamar saat umurnya 19 tahun. Mereka sudah menjalin hubungan selama 4 tahun dan Wiwi menerimanya yang juga direstui oleh orang tuanya. Awalnya orang tua Wiwi masih ragu ingin menyerahkan anaknya dengan seorang pemuda yatim piatu dari kecil itu. Tetapi ayah Wiwi meminta petunjuk dan akhirnya yakin pada keputusan untuk menikahkan anaknya.
Wiwi melahirkan anak pertamanya perempuan pada usia yang cukup muda, dan ia bekerja di sebuah restoran Thailand. Di pernikahan yang muda itu, Wiwi sempat digoyahkan oleh bos dari tempat ia bekerja. Bos itu menyuruhnya untuk bercerai. Saat itu Wiwi hampir tergoda. Tetapi ia tetap bertahan pada rumah tangganya karena memikirkan anak dan juga rasa sayang pada suaminya.
Setelah kejadian itu berlalu, Wiwi, suami, dan anaknya pindah dari Manggarai ke Cikoko. Wiwi berhenti bekerja dan fokus mengurus keluarga. Ia suka mengajak putrinya berkeliling untuk memilih sekolah yang diinginkan putrinya itu. Putri pertama ialah Aisyah Ridanti. Wiwi sangat suka mendandani putrinya dan menunggu di depan gerbang sekolah TK sampai pulang. Karena Aisyah sangat takut ditinggal jauh oleh ibunya.
Beberapa tahun kemudian, Wiwi melahirkan anak keduanya yaitu Savina Mirsyada. Wiwi sempat mengandung anak ketiganya, tetapi Tuhan berkata lain hingga membuatnya keguguran. Setelah setahun kemudian, ia hamil lagi dan melahirkan anak laki-laki yang bernama Risyad Nazmi.
Walaupun perbedaan usia anak-anaknya yang cukup jauh, Wiwi tetap menjadi ibu yang sangat sabar. Ia jarang sekali mengeluh di saat keadaan sesulit apapun. Ibu Wiwi memang tidak terlalu pandai dalam memasak, tetapi anak-anaknya selalu menghargai usaha di setiap makanan yang ia buat. Ibu Wiwi selalu mengajarkan kepada anak-anaknya tentang agama dan tidak pernah lupa mengingatkan untuk beribadah.
“Kak, jangan lupa salat. Bawa mukena ya,” itulah kalimat yang sering diucapkannya. dari kecil anak-anaknya sudah disuruh mengaji,jika tidak atau susah disuruh mengaji, Ibu Wiwi pasti akan marah-marah. “Di saat sudah besar nanti, kamu pasti akan menyesal kalau tidak bisa mengaji,” ucapnya.
Selain itu, Ibu Wiwi selalu bersyukur dengan apapun yang ia punya. Katanya bersyukur adalah kunci bahagia. Ia sangat jarang marah. Sosok ibu yang yang paling pengertian dari ibu-ibu di dunia ini. Karena itulah, anak-anaknya suka bercerita apapun kepadanya. Ibu Wiwi dapat menjadi sahabat untuk anak-anaknya. Sering sekali anak pertamanya becerita dan meminta pendapat tentang pria kepadanya. Dan ia pun merespon layaknya sahabat.
Terkadang teman-teman anaknya juga suka bercerita kepadanya. Ibu Wiwi suka sekali bercanda dan berpenampilan gaya muda. Ia suka mendengarkan lagu dan menonton film horor dan action. Bahkan, terkadang ia ikut mengaji bersama dengan anak-anaknya. Ia bukan ibu yang galak dan suka mengekang anaknya. Ia takut jika anaknya dikekang malah akan menjadi anak yang nakal. Tapi ia juga tidak membebaskan anak-anaknya begitu saja.
Sama seperti semua orang, ia sangat tidak suka dikecewakan. Anak-anaknya tetap mengikuti perintah baik asal tidak membuatnya kecewa. Di sisi lain, ia sangat tegas jika anaknya membuat kesalahan. Ia pasti akan menasihati pelan-pelan. Walaupun jarang marah, sekalinya ia marah akan sangat menakutkan melebihi orang yang sering marah.
Impian Ibu Wiwi salah satunya adalah ingin sekali pergi haji. “Kak, nanti kita sekeluarga pergi haji bareng-bareng ya. Pake uang kakak,” ucapnya. Dia mengatakan itu kepada anak pertamanya karena harapannya anak pertamanya dapat mengubah kekurangan yang ia rasakan. Ibu Wiwi tidak terlalu suka dengan keramaian dan mengobrol lama dengan seseorang yang tidak begitu dekat dengannya. Selalu mengutamakan kebahagian anak-anaknya. Baginya, kebahagiaan anak sangat penting melebihi dirinya sendiri.
Ibu Wiwi, wanita yang sangat sederhana dan jarang sekali berdandan. Ia dekat sekali dengan Tuhan. Ibu manapun tidak ingin melihat anaknya sedih. Mereka pasti berusaha memberikan yang terbaik untuk anaknya. Karena itulah kenapa surga berada di telapak kaki ibu.
Malaikat tanpa sayap yang hidup cantik di dunia ini adalah ibu. Wanita yang segalanya ia lakukan untuk anak dan suami. Ia dapat mengurus semuanya sendiri. Walau berhati lembut, ibu mempunyai fisik yang tak kalah kuat dengan pria. (Tulisan ini dikirim oleh Aisyahridantiriri, Jakarta)