Ibu, Nakhoda dalam Hidupku
VIVA.co.id – 54 tahun yang lalu telah lahir seorang malaikat tanpa sayap. Dan dengan berjalannya waktu, dipertemukanlah ia dengan seorang pria yang sangat bertanggung jawab dan dengan penuh sukacita membesarkan anak-anaknya dengan kasih sayang yang sangat tulus. Ia ditakdirkan menjadi nakhoda di tengah keluarga berdarah Ambon dan memiliki karakter yang tegas, disiplin, dan bijaksana.
Setiap saat ia selalu menaungi dan menjadi tiang doa di tengah keluarga. Serta menjadi teladan yang amat sangat mulia dengan ajaran-ajaran yang selalu membuat kami mengerti arti kasih sayang dan cinta yang sebenarnya. Amarahnya akan meledak jika melihat ada kesalahan di tengah keluarga. Teriakannya mengandung arti bahwa ibu sudah terlalu sabar berbicara baik-baik sehingga nada suara keraslah yang terucap dari mulutnya. Tapi sesungguhnya, itulah arti rasa sayang yang amat dalam yang diekspresikan oleh ibu.
Tiap pagi suaranya sudah terdengar. Pagi-pagi, ibu telah mempersiapkan segala sesuatu untuk ayah dan anak-anaknya. Suara berisik yang terdengar di sudut dapur melukiskan kesetiaan ibuku untuk menjadi seorang wanita yang bertanggung jawab dalam mempersiapkan makanan dan minuman sebelum kami beranjak melangkah keluar pagar rumah.
Saat aku masih kecil hingga beranjak dewasa, selalu terdengar namaku di dalam doa ibuku. Doa yang selalu menjagaku di manapun dan kapanpun aku berada. Doa ibu mengubah segala sesuatu yang tak mungkin menjadi sesuatu yang mungkin. Hati yang tulus dan kata penyemangat yang selalu kudengar dari ibuku, selalu membuatku mampu menghadapi dunia.
Sebagai anak pertama dari enam bersaudara, ibuku sudah menanamkan rasa mengasihi terhadap sesama. Sikapnya itu selalu ditunjukkan dalam langkah kehidupannya. Tak ada kata menyerah ataupun mengeluh yang keluar dari perkataannya. Sebagai ibu rumah tangga, ibu selalu melayani dengan penuh sukacita dan menjadi nakhoda yang sangat bijaksana.
Hal yang tak disukainya akan ibu katakan sebenar-benarnya tanpa membela atau menutupinya. Ketaatan ia dalam beribadah membuat kami merasakan ketenangan dan kenyamanan saat beribadah bersama ibu. Ibu adalah segalanya dan selamanya yang selalu ada di hati kami. (Tulisan ini dikirim oleh Eva Saiya)