Jangan Pernah Menyerah untuk Meraih Kesuksesan
- U-Report
VIVA.co.id – Kembali kutuliskan sebuah kisahku tentang inginnya aku menjadi seorang penulis yang dikenal oleh banyak orang, disegani, hingga orang-orang berharap menunggu hasil karyaku. Namun ternyata, itu semua pupus sudah dan tidak akan pernah terjadi. Harapanku mungkin memang bisa dikatakan setengah-setengah, namun perjuanganku tidak bisa dikatakan setengah-setengah.
Aku harus melawan semua komentar, kritikan, dan saran dari orangtua dan keluargaku. Mereka beranggapan apa untungnya jika aku menjadi seorang penulis? Apa hebatnya aku jika aku menjadi seorang penulis? Ketika salah satu temanku peduli dengan keinginanku yang ingin menjadi seorang penulis, dia memberikan sebuah postingan kepadaku di facebook. Aku lihat, baca, dan aku berpikir untuk mencobanya.
Setelah berpikir demikian, aku pun mencobanya. Ikut lomba sambil menunggu kabar tentang naskah yang sudah aku kirim ke salah satu penerbit yang sudah dikenal namanya di Indonesia ini. Dengan segala cara, kritikan dan komentar pedas, aku berjuang tanpa kenal lelah. Bahkan caci maki, hinaan, dan ejekan aku abaikan.
Sama seperti ketika aku menulis naskah untuk aku kirimkan ke penerbit tersebut. Apa yang aku tulis adalah hal tentang segala perjuanganku untuk meraih sukses menjadi seorang penulis, merebut kembali gebetanku yang sudah dinikahkan oleh orangtuanya dengan salah satu kenalan mereka di kampung. Dan yang paling penting lagi adalah apa yang aku lihat dan alami di dunia ini. Tidak penting itu adalah kejadian bodoh, aneh dan tidak masuk akal, yang penting aku tetap menulis dan berkarya.
Siapa sangka, hanya bermodalkan tekad, keyakinan, dan percaya diri, aku menang. Namaku tercantum di sebuah halaman dan artikel resmi sebuah media online. Senang? Jelas saja senang. Walaupun itu hanya sebuah media online, yang jelas aku sudah memulai langkah awal untuk menuju kesuksesan.
Periode kedua lomba tersebut diadakan lagi, dan aku kembali mengikutinya dengan menuliskan sebuah tulisan yang isinya masih aneh dan konyol. Aku rasa, itu semua adalah tulisan yang hanya bisa dimengerti oleh mereka yang benar-benar paham, serius dan memikirkan apa yang dibacanya.
Penantianku atas naskah yang kukirim ke penerbit ternyata sia-sia. Tidak satu pun aku mendapatkan kabar tentang naskah yang aku kirimkan tersebut. Tidak ada satu pun, benar-benar tidak ada. Isi email-ku hanyalah kiriman dari teman, dosen, dan beberapa pemberitahuan facebook saja. Tapi untuk lomba di media online periode kedua tersebut, aku berhasil menang lagi.
Aku pun tidak patah semangat dan kembali berpikir kalau kesuksesan akan segera datang padaku jika aku mau berusaha sedikit lagi. Aku yakin, jika aku terus berusaha maka kesuksesan akan datang padaku. Aku ingin sukses menjadi seorang penulis walaupun dengan segala cara yang bisa dikatakan cukup aneh dan tidak masuk akal.
Bisa menang lomba menulis artikel sebanyak dua kali itu sudah cukup membanggakan bagiku. Tapi aku tidak ingin hanya membanggakan diriku sendiri saja. Aku juga ingin membanggakan orangtua dan keluargaku. Walaupun dulunya mereka tidak setuju aku menjadi seorang penulis. (Tulisan ini dikirim oleh Ridho Adha Arie, Pekanbaru)