Bolos Sekolah Hanya untuk Pergi ke Warnet
- U-Report
VIVA.co.id – Ada seorang murid sekolah dengan handphone di tangannya. Dia berjalan dengan enaknya di depan seorang guru yang sedang memperhatikannya sedari dia memainkan handphone-nya. Murid tersebut tidaklah terlalu memikirkan apa yang akan terjadi setelah dia melewati gurunya tersebut. Yang ada di dalam pikirannya hanyalah membalas chat dari teman atau gebetan-nya bahkan pacarnya melalui media sosial, seperti facebook, twitter, BBM atau apapun itu. Miris melihatnya.
Ada juga seorang murid yang masih lengkap dengan seragam sekolahnya tengah sibuk bermain game di warnet atau warung internet. Seragam sekolah berwarna putih abu-abu, lengkap dengan dasi dan sepatu hitam. Padahal dia bermain game di warung internet tersebut ketika hari masih pagi. Ayam jantan pun baru satu jam yang lalu selesai berkokok untuk membangunkan orang-orang yang tengah terlelap tidur.
Di saat-saat jam pelajaran, banyak anak sekolah yang membolos sekolah hanya untuk bermain game di warung internet. Mau bagaimana lagi, anak-anak sekolah itu sudah kecanduan bermain game dan bahkan kalau satu hari saja mereka tidak bermain game, rasanya dunia ini hampa, hambar, dan tidak ada manis-manisnya. Ada juga yang sampai tidak makan atau tidak jajan di sekolah hanya demi untuk bermain game di warung internet.
Uang jajan yang diberikan oleh orangtua mereka tidak dibelanjakan di sekolah, tapi malah ditabung ke warung internet. Untuk apa? Ya, untuk bermain game tersebut. Melihat semua itu, kita menyadari betapa rusaknya moral dan citra anak sekolah zaman sekarang. Pada jam-jam pelajaran dan di waktu yang seharusnya mereka bisa belajar di sekolah, tapi mereka malah sibuk bermain game di warung internet. Padahal, orangtua mereka berharap kalau mereka pagi-pagi sudah mandi, menggunakan seragam sekolah, berangkat dan sampai di sekolah dengan selamat, agar mereka bisa menuntut ilmu dan pelajaran di sekolah.
Aku sering melihat anak-anak sekolah yang membolos untuk ke warnet. Bukan pernah lagi, tapi sering, sering sekali. Mulai dari anak SMP, SMA, SMK, dan bahkan anak SD juga pernah. Namun, anak SD ini lain lagi, mereka mengumpulkan uang jajan mereka untuk bermain game di warung internet ketika pulang sekolah. Alangkah baiknya mereka pulang ke rumah dulu, buat PR, lalu baru kemudian ke warung internet untuk bermain game. Kalau masih memakai seragam sekolah, jelas itu tidak baik dan tidak bagus. Apalagi kalau sampai kena razia oleh satpol PP yang sedang ditugaskan untuk menertibkan anak sekolah yang membolos.
Terkadang memberitahu mereka apa yang benar dan salah sama saja seperti kita menulis di atas air. Tidak akan bisa dan tidak akan mau didengar oleh mereka. Kalau kata pepatah ‘Masuk telinga kanan lalu keluar telinga kiri’. Sudah didengar ,tapi tidak dimasukkan ke dalam isi kepala.
Lalu siapa yang harus disalahkan? Game, murid tersebut, pemilik warnet, atau peraturan? Tidak ada yang patut disalahkan. Dibutuhkan kesadaran bagi orangtua untuk tidak terlalu membiarkan seorang anak bergaul bebas. Harus dilihat baik-baik bagaimana cara seorang anak bergaul dan dengan siapa dia bergaul. Jangan biarkan masa depan anak hancur hanya karena kurangnya pengawasan sejak dini. (Tulisan ini dikirim oleh Ridho Adha Arie, Pekanbaru)