Jangan Cuma Menghibur Tapi Juga Harus Mendidik
- U-Report
VIVA.co.id – Tidak akan ada habis-habisnya kalau kita membahas tentang tontonan yang mendidik atau pun yang tidak mendidik. Selalu saja harus diperingatkan dan diberi tahu. Namun bukan manusia jika tidak egois sifatnya. Masuk telinga kanan lalu keluar telinga kiri, begitulah kira-kira. Padahal sudah tahu tidak baik dan tidak pantas untuk ditayangkan, tapi kenapa juga masih ditayangkan.
Memang banyak perubahan sejak adanya beberapa kritik dan saran terkait sinetron, drama, dan film yang tidak mendidik tersebut. Bukannya dihilangkan, tapi malah ditambah. Terus, terus, terus, dan terus. Perubahannya yaitu ketika baru dimulai, tontonan tersebut memberikan peringatan kepada para penontonnya. Tapi sudah tahu itu tidak baik, kenapa masih juga ditayangkan? Banyak unsur-unsur yang terkandung di dalamnya yang sangat mencerminkan kalau itu adalah perbuatan yang tidak baik.
Hal tidak baik yang ditayangkan sinetron bisa dari segi kekeluargaan, pertemanan, persaudaraan, dan persahabatan. Bukannya aku melarang, tapi aku hanya sadar betapa banyak hal-hal dan dampak negatif yang terlihat dan bisa terjadi. Unsur-unsur negatif yang terdapat di dalamnya seperti kawin-cerai, nikah-nikahan, hamil di luar nikah, aborsi, dengki dan iri kepada saudara ataupun teman, pacar-pacaran, dan masih banyak lagi. Kalau disebutkan satu per satu, bisa panjang jadinya tulisanku ini.
Ditayangkan boleh saja, tapi anak kecil jangan diperbolehkan menontonnya. Karena kasihan, pikiran mereka yang tadinya masih polos, masih suci, dan belum tahu apa-apa, menjadi ternodai dengan semua unsur-unsur yang terkandung di dalamnya itu. Target tontonan tersebut sudah jelas adalah 18 tahun ke atas dan dewasa. Itu artinya hanya orang dewasalah yang boleh menontonnya. Intinya, anak-anak tidak boleh menontonnya.
Tontonan yang mengandung semua unsur-unsur yang tidak mendidik tersebut telah membuat anak-anak menjadi lebih cepat dewasa. Cepat dewasa dalam artian yaitu mereka sudah tahu tentang hal-hal yang dilakukan oleh orang dewasa, bukan melakukan hal-hal yang baik tapi malah hal-hal yang tidak baik.
Di mana kesadaran para orang tua akan tontonan yang tidak pantas ditonton oleh anak-anak mereka? Kesadaran itu seakan-akan terhapuskan oleh tontonan mereka yang menghibur tapi tidak mendidik. Menghibur dan memang terkadang membuat banyak orang menjadi penasaran akan kelanjutan film, drama, ataupun sinetron tersebut.
Masa depan anak-anak bisa rusak karena tontonan yang hanya bersifat menghibur tapi tidak mendidik. Tontonan yang sepantasnya ditonton oleh anak-anak yang masih suci, bersih dan belum ternodai tersebut harusnya adalah tontonan yang mendidik dan juga menghibur. Tapi kenapa anak-anak dibiarkan melihat tontonan yang bersifat menghibur tapi tidak mendidik tersebut?
Anak-anak adalah penerus bangsa, penerus masa depan yang nantinya akan membawa bangsa dan negeri ini menjadi lebih baik, indah, tentram dan damai. Jika masa depan mereka sudah hancur dari sekarang, maka selesai sudah harapan bangsa dan negeri ini untuk bangkit dari keterpurukan. (Tulisan ini dikirim oleh Ridho Adha Arie, Pekanbaru)