Wisata Gua Lebar Kini Jadi Tempat Sampah
VIVA.co.id – Gua Lebar merupakan salah satu wisata yang berada di Pulau Madura, lebih khususnya di Kabupaten Sampang. Lokasinya begitu strategis, yaitu ke arah timur dari masjid terbesar di Kota Sampang. Geografisnya sangat mendukung karena berada di daerah yang tinggi dari kota dengan sokongan wisata air di dekatnya. Pemandangan yang begitu indah dari atas gua mampu menjadi salah satu daya tarik para pengunjung untuk berwisata.
Pernak-pernik dan keindahan yang disebutkan di atas tidak berbanding lurus dengan keadaan secara fisik ataupun non fisik (pengelola) dari gua yang merupakan hasil dari penggalian batu tersebut. Sebab, hadirnya Gua Lebar tidak mampu mengubah paradigma masyarakat yang memandang Kabupaten Sampang dengan sebelah mata. Karena ternyata Gua Lebar hanya menambah catatan buruk dari apa yang sudah terjadi di kabupaten ini.
Lubang yang berada di sebelah barat gua dengan patung Pak Sakera di pintu gerbang hanya menjadi tempat pembuangan sampah. Ini mengakibatkan sampah-sampah di dalam menumpuk sampai banyak. Para pengunjung mengalami keresahan dari bau yang kurang sedap ketika berada di dalam gua, terutama di bagian sebelah barat.
Tumpukan sampah mengundang kritikan dari kelompok investigator yang sedang melakukan latihan investigasi dengan objek Gua Lebar. Kritikan tersebut tidak terlepas dari kurang pedulinya masyarakat setempat dan Pemerintah yang berwenang untuk menjaga dan merawat potensi wisata yang sebenarnya menjanjikan, serta mampu meningkatkan perekonomian masyarakat Sampang terutama.
Catatan negatif kedua, munculnya istilah baru yang begitu menampar masyarakat Sampang, yaitu Gua Lebar merupakan ladang mesum. Istilah tersebut membuat Gua Lebar menjadi tempat sampah baru bagi para pelaku mesum. Beberapa tahun sebelumnya, taman kota adalah tempat yang sampai diekspose oleh media cetak dan mendapatkan istilah sebagai taman mesum.
Istilah ladang mesum berawal dari proses pemanfaatan Gua Lebar yang ditempati para pemesum dari beberapa daerah untuk mendapatkan penghasilan. Beberapa, bukan semua penduduk sekitar yang membiarkan mereka melakukan mesum di dalam gua. Akan tetapi, setelah mereka melakukan hal mesum malah digerebek untuk diperas. Para pelaku yang tertangkap harus menyerahkan apa yang sudah diminta dengan berbagai ancaman-ancamannya.
Pernyataan tersebut diungkapkan oleh penjaga pertama yang sudah terdegradasi diakibatkan dahsyatnya politik. Ia begitu tua dan tinggal di sebelah selatan Gua Lebar. Ia juga menyampaikan sungguh kasihan bagi para pelaku mesum yang dimanfaatkan, karena mereka memang dibiarkan masuk malam-malam padahal ada rencana penggerebekan.
Sangat pantas istilah Gua Lebar sudah dijadikan tempat sampah. Yang pertama, sampah yang sesungguhnya. Kedua, para sampah pelaku mesum dan para peraup penghasilan dengan cara yang kurang baik. Ini butuh adanya perhatian khusus dari Pemerintah Sampang untuk segera mencarikan solusi yang terbaik, agar Gua ini tidak keterusan menjadi tempat sampah. (Tulisan ini dikirim oleh Syahid Mujtahidy, Pamekasan)