Nikmatnya Santap Sahur dengan Nasi Pocong Khas Madura

Nasi Pocong
Sumber :

VIVA.co.id – Beberapa tahun terakhir nasi pocong mulai menggegerkan masyarakat Sumenep, terutama masyarakat yang berlokasi di Kecamatan Batang-Batang. Bermula dari mulut ke mulut serta nama yang kedengarannya asing, menjadi pendukung dari proses penyokong popularitas nasi pocong. Meski tempat jualannya bukan di pinggir jalan raya.

Tanggung Jawab dan Rekonsiliasi Masyarakat Lumban Dolok

Hadirnya nasi pocong juga mampu meningkatkan perekonomian beberapa masyarakat Batang-Batang. Salah satunya dengan cara menekan angka pengangguran. Sebab banyak orang yang jadi ikut membuka warung dengan nama yang sama, serta dengan harapan yang sama mengingat gemparnya kabar nasi pocong yang mengundang banyak pelanggan.

Sebenarnya nasi pocong merupakan nasi biasa, akan tetapi hanya beberapa hal yang memengaruhi sehingga namanya menjadi terdengar horor. Proses penamaan bukan karena nasi ini pedas seperti mie syetan dan yang lainnya. Tapi, karena warung nasi ini hanya buka pada malam hari dan inilah yang menjadi salah satu alasan kenapa sampai dinamakan nasi pocong. Ditambah lokasi warung yang berada dekat kuburan yang menjadi inspirasi penjual menamakannya nasi pocong.

Jokowi Diminta Lerai Konflik Ketua Pramuka dengan Menpora

Walaupun lokasinya dekat kuburan, bukan berarti nasi tersebut adalah makanan para pocong-pocong kuburan setempat. Itu penafsiran yang kurang tepat, dengan proses berpikir yang tidak melewati banyak pertimbangan.

Nasi pocong yang berlokasi di Batang-Batang Daya sebenarnya tidak terlalu istimewa saat dihidangkan. Karena, nasi pocong itu sama dengan dengan nase’ orap dalam istilah bahasa Madura dengan lauk ote-ote atau orang Pamekasan menyebutnya dengan ‘kue’. Terdapat hal yang menjadi pembeda nasi pocong, yaitu racikan sambal yang khas dan tidak ada yang bisa mencontohnya sampai sekarang.

Bantuan untuk Pesantren Mirrozatul Lombok Barat

Dikarenakan jam bukanya pada malam hari, maka nasi pocong sangatlah cocok untuk menjadi santapan pada saat sahur. Keadaan yang mengantuk akan bisa bersemangat kembali untuk menikmati santap sahur dengan nasi pocong. Mengingat cita rasa yang tidak bisa disepelekan. Bahkan para nasi pocong lovers mengatakan, ”Harga boleh kaki lima, tapi cita rasa tetap bintang lima,” Berhubung dengan hanya membutuhkan tiga ribu rupiah saja Anda sudah bisa menikmatinya.

Terdapat waktu-waktu khusus yang harus diperhatikan oleh para pelanggan, yaitu setiap malam Rabu dan malam Minggu. Kenapa harus diperhatikan? Pada malam-malam tersebut pasti membutuhkan waktu lebih lama untuk mendapatkan nasi pocong karena harus mengambil antrian untuk membelinya. Agar tetap bisa menikmati, jadi Anda sebaiknya mengambil waktu selain dua malam tersebut.

Bagi para pencinta kuliner yang berkunjung ke Madura, lebih-lebih ke Kabupaten Sumenep, sungguh sayang jika belum pernah menyantap horornya nasi pocong. Apalagi pada bulan Ramadan ini, waktu sahur adalah yang paling pas untuk menikmatinya dengan ditemani para pembeli yang lain. Pastinya bukan ditemani oleh para pocong kuburan dekat penjual loh. (Cerita ini dikirim oleh Syahid Mujtahidy, Pamekasan)

Ilustrasi.

Pergilah Dinda Cintaku

Maafkan aku yang terlalu berlebihan mencintaimu.

img_title
VIVA.co.id
26 Februari 2018