Buka Bersama sambil Bernostalgia dengan Teman-teman SMK
- U-Report
VIVA.co.id – Di bulan Ramadan ini banyak acara-acara yang sering dilakukan seseorang untuk bertemu dengan teman lamanya ketika masih bersekolah dulu. Dimulai dari bangku TK, SD, SMP, SMA, SMK, MAN dan bahkan hingga kuliah juga. Dengan harapan bisa bernostalgia dengan masa lalu.
Mengingat apa-apa saja kelakuan yang pernah dilakukan ketika masih bersekolah sering menjadi topik utama yang dibicarakan ketika sudah berkumpul. Biasanya rumah makan, kafe, dan berbagai tempat rekreasi yang menghidangkan makanan untuk berbuka puasa akan menjadi tempat yang cocok untuk acara buka bersama tersebut.
Beberapa hari yang lalu contohnya. Akhir-akhir ini aku selalu kesepian karena tidak ada yang mau berteman denganku. Paling-paling aku hanya ditemani oleh temanku yang ada di dunia maya, alias facebook. Teman SD-ku dulu sama sekali tidak ada yang memberi kabar tentang adanya acara buka bersama antar alumni. Begitu juga dengan teman SMP, tidak ada juga yang memberi kabar. Padahal aku sangat-sangat ingin bertemu dengan mereka.
Aku ingin melihat mereka kembali setelah sekian tahun telah lulus dari SD dan SMP. Setidaknya sudah bertemu, bersalaman, lalu dilanjutkan dengan mengobrol saja aku sudah senang. Namun, harapan itu ternyata harus kubuang jauh-jauh, karena mereka terlalu sibuk untuk menyelesaikan tugas kampus mereka. Apalagi di bulan Ramadan ini bertepatan dengan dilaksanakannya UAS di berbagai universitas. Sungguh waktu yang sangat tidak tepat.
Namun, aku sungguh bersyukur karena ternyata teman di SMK-ku dulu mengadakan acara buka bersama dan aku dikabari oleh salah satu dari mereka. Senang? Jelas saja senang. Walaupun pada dasarnya aku adalah orang yang lebih menyukai suasana yang tidak begitu ramai, riuh dan juga ribut. Beberapa orang sahabat dekatku yang ada di SMK dulu pun turut hadir di acara tersebut. Sejak memasuki awal Ramadan kami memang tidak pernah bertemu karena disibukkan dengan aktivitas kami masing-masing.
Awalnya aku ragu untuk datang, karena budget yang ditentukan per kepalanya tidak sanggup aku penuhi. Untuk seorang pengangguran yang kerjanya hanya makan, tidur, main, dan begitu seterusnya, aku tidak memiliki uang simpanan yang begitu banyak. Apalagi aku tidak memiliki pekerjaan. Aktivitasku hanyalah menyalurkan hobi menulisku yang selalu aku perjuangkan agar orang-orang yang ada di sekitarku mengakui perjuanganku yang cukup keras untuk menjadi seorang penulis yang dikenal di Indonesia.
Uang simpananku kurang, lalu aku pun akhirnya meminjam dari salah satu anggota keluargaku. Di setiap acara buka bersama, pasti ada saja hal-hal yang tidak disangka-sangka. Seperti mereka yang dulunya nakal dan bandel, sudah berubah menjadi anak yang baik dan sopan. Ada juga yang dulunya pemalas, sekarang sudah menjadi rajin dan sudah ada juga yang bekerja. Bahkan ada juga mereka yang tidak pintar, kini telah menjadi jauh lebih pintar dari mereka yang dulunya merupakan juara kelas.
Di acara buka bersamaku bersama teman-teman SMK dulu, tidak banyak yang berubah dari teman-temanku tersebut. Yang menjadi nilai tambah dari mereka hanyalah kekompakkan mereka yang solid dan fisik mereka yang telah beranjak dewasa.
Untuk laki-laki ada yang sudah berkumis dan berjenggot, bahkan ada juga yang menggondrongkan rambutnya. Yang perempuan ada yang berpenampilan seperti layaknya wanita dewasa pada umumnya, berpikir cerdas, dan mandiri. Ada yang sudah bekerja dan ada juga yang masih kuliah. Dan harapanku di tahun depan, aku masih ingin bertemu dengan mereka lagi di acara buka bersama selanjutnya. (Cerita ini dikirim oleh Ridhoadhaarie)