Mengapa Beralih ke Bright Gas
- U-Report
VIVA.co.id – Rencana Pemerintah untuk mengurangi subsidi BBM dan bahan bakar lainnya makin gencar dilakukan. Hal ini diupayakan agar penyaluran subsidi lebih tepat sasaran. Pertamina sebagai salah satu perusahaan negara yang paling banyak menyedot anggaran subsidi ini mulai berbenah.
Selain menggalakkan penggunaan Pertamax dan juga memunculkan Pertalite, Pertamina melakukan inovasi produk gas tabung penggunaan skala rumahan bernama Bright Gas. Mungkin belum banyak orang yang mengetahui apa itu Bright Gas.
Salah satu produk dari. pertamina ini sebenarnya telah diluncurkan sejak tahun 2013. Setelah resmi diluncurkan di Jabodetabek, Bandung, Samarinda, dan Yogyakarta, kini Bright Gas ukuran 5,5 kg hadir di Surabaya dan sekitarnya. Bersamaan dengan Bright Gas Can (kemasan kaleng) 220 gr, kemasan terbaru ini menjawab kebutuhan masyarakat atas bahan bakar yang praktis dan aman.
Surabaya merupakan kota kelima yang menjadi tempat peluncuran Bright Gas 5,5 kg. Peluncuran dilaksanakan di East Cost Pakuwon City Surabaya pada 9 April 2016 oleh Direktur Pemasaran Pertamina, Ahmad Bambang, dan Kepala Disperindag Kota Surabaya, Widodo.
Kemarin (5/6) tepatnya di Plaza Surabaya telah diadakan Grand Final Kompas Bright Gas Cooking Show 2016. Event yang diadakan Pertamina bekerjasama dengan Kompas ini memang diadakan sebagai salah satu cara Pertamina untuk mensosialisasikan penggunaan Bright Gas. Sesuai dengan tema Bright Gas yaitu “Ceriakan Kehangatan Keluarga” maka event lomba memasak ini diperuntukkan bagi para orang tua dan anak.
Dalam sesi acara juga dijelaskan apa perbedaan antara Bright Gas dan gas LPG 3 kg yang pada umumnya beredar. Memang tidak ada perbedaan yang mencolok antara Bright Gas dan gas LPG 3 kg “hijau”. Kandungan isi tabung juga sama yaitu gas C3 (propane) dan C4 (butane). Hal yang membedakan dari deretan produk gas LPG lain milik Pertamina tersebut hanya terletak pada perbedaan kualitas pelayanan dan tabungnya itu sendiri. Keunggulan lain yang ditawarkan, Bright Gas dilengkapi dengan karet pelindung benturan pada tabung. Memiliki Security Seal Cap atau penutup tabung yang lebih mengamankan tabung.
Pengguna disediakan layanan pesan antar dengan biaya antar Rp 5.000 (fluktuatif). Tidak salah jika Bright Gas 5,5 kg dibanderol dengan harga Rp 321.500. Sedangkan untuk refill harganya Rp 61.500. Harga yang ditawarkan memang terlihat jauh berbeda, namun Bright Gas memiliki berat yang lebih dibanding gas bersubsidi. Konsumen pun mulai membidik Bright Gas karena harganya beda-beda tipis. Terbukti penjualan Bright Gas di akhir tahun 2015 telah melebihi target, yaitu 27 persen pengguna yang beralih ke Bright Gas dari sebelumnya target sebesar 15 persen.
Diharapkan penjualan juga akan meningkat pada tahun 2016. Sebagai konsumen kita perlu bijak memilih. Kesadaran penggunaan produk yang tepat perlu mulai dikembangkan. Masalahnya, masyarakat Indonesia diakui cukup sulit untuk memulai konversi. Masih banyak kalangan menengah atas yang keukeuh menggunakan bahan bakar subsidi.
Pemerintah perlu melakukan tindakan yang lebih tegas dari sebelumnya. Atau memang diperlukan inovasi kebijakan lain yang sekiranya lebih dapat diterima masyarakat masa kini. Sudahkah tertarik? Yuk beralih sekarang. (Tulisan ini dikirim oleh Aqila Nur Rahmalia, Malang)