Masuk Dunia Kampus, Siapkah Para Calon Mahasiswa?
- ANTARA/Bhakti Pundhowo
VIVA.co.id – Bagi seorang siswa, melanjutkan ke perguruan tinggi selalu menjadi suatu tujuan yang sangat diidam-idamkan. Saat seorang siswa memasuki dunia kampus, tentu akan terasa ada banyak sekali perbedaan antara saat menjadi siswa dan saat telah menjadi mahasiswa.
Mulai dari teman-teman yang sifatnya tak lagi homogen dan cenderung heterogen karena berasal dari daerah yang berbeda-beda suku, adat, dan budaya, dosen-dosen yang memiliki cara dan waktu mengajar yang berbeda dengan guru saat SMA, hingga kegiatan-kegiatan di kampus yang lebih intens daripada kegiatan yang terdapat di SMA.
Dunia kampus mungkin dirasa lebih nyaman daripada dunia sekolah. Entah itu karena waktu kuliah yang lebih sedikit per harinya ataupun kebebasan yang dimiliki karena tak ada lagi yang mengawasi, khususnya para mahasiswa yang berkuliah di kota atau bahkan di pulau yang berbeda. Ya, mahasiswa di dunia kampus memang dapat dikatakan lebih bebas daripada saat SMA.
Jika saat di SMA seorang siswa diawasi oleh guru pengajar, guru konseling, serta orang tua, tetapi saat di dunia perkuliahan semua itu tidak ada atau intensitasnya lebih sedikit. Apalagi bagi mahasiswa yang nge-kost. Hal ini dapat menjadi sesuatu yang sangat berbahaya, terutama bagi mahasiswa yang tidak siap, baik itu tidak siap jiwanya mapun imannya.
Untuk menghadapi dunia kampus yang sangat berbeda dengan dunia SMA, tentu harus dilakukan banyak hal dan persiapan sehingga para siswa yang hendak menjadi mahasiswa baru dapat beradaptasi dengan lingkungan kampus. Sehingga proses perkuliahan dapat berjalan dengan tenang dan lancar.
Persiapan pertama yaitu mengenal lingkungan kampus. Seorang mahasiswa baru harus bisa mengetahui bagian-bagian dari kampus, lokasi-lokasi gedung, dan lokasi-lokasi sentral di kampus. Sehingga saat ada kebutuhan atau ada suatu permasalahan yang berhubungan dengan perkuliahan maupun organisasi-organisasi di dunia kampus, mahasiswa baru bisa tahu kemana harus pergi.
Selanjutnya yaitu mengenal sesama mahasiswa, baik itu mahasiswa seangkatan maupun mahasiswa-mahasiswa yang lebih senior. Hal ini tentu sangat penting. Mahasiswa baru harus memperbanyak kenalan, harus berani membaur, dan harus bisa bergaul. Karena dengan memiliki banyak kenalan, pengalaman dan informasi yang dimiliki akan semakin banyak. Terlebih lagi dengan senior. Seorang mahasiswa baru bisa bertanya apa saja tentang dunia kampus maupun organisasi di kampus dari pengalaman para senior tersebut. Sehingga pengetahuan tentang dunia kampus semakin bertambah dengan adanya informasi dari berbagai sudut pandang.
Yang ketiga dan terakhir yaitu memahami dosen. Mahasiswa baru harus bisa mendefinisikan bagaimana sifat-sifat dari setiap dosen yang cenderung sangat berbeda-beda. Ada dosen yang kaku dalam mengajar, ada pula yang mengajar dengan sangat enjoy. Ada dosen yang mengajar hanya 30 menit padahal waktu mengajar yang seharusnya yaitu dua jam, tapi ada juga yang mengajar penuh.
Keberagaman tersebut harus dapat diidentifikasi oleh para mahasiswa baru sehingga dapat beradaptasi dengan cara mengajar dari setiap dosen yang berbeda-beda tersebut. Jika seorang mahasiswa baru ingin siap menghadapi dunia kampus, maka mahasiswa baru harus selalu memiliki sifat ekstrovert. Ekstrovert dalam hal yang positif tentunya, sehingga kita lebih mudah beradaptasi dengan kampus kita. (Cerita ini dikirim oleh Gilangdm)