Kamu Pasti Belum Kenal Aku
- U-Report
VIVA.co.id – Kamu kenal aku? Wah, rasanya enggak akan ada yang kenal dengan aku, karena aku bukan siapa-siapa. Namaku Ridho Adha Arie, umurku 20 tahun. Sebenarnya bukan 20 tahun, tapi 19 tahun kurang 1 bulan, karena ulang tahunku akan jatuh pada tanggal 28 april nanti. Itu artinya aku akan menjadi laki-laki berkepala dua, maksudnya laki-laki yang sudah berumur kepala dua.
Pada usia 20 tahun ini aku ingin dikenal banyak orang, termasuk menjadi penulis yang terkenal di Indonesia ini. Namun, keterbasaan media dan fisik membuatku harus mengalah. Dibutuhkan sebuah ruangan yang kedap suara, printer, suasana yang hening, internet dan laptop atau komputer untuk mengetik suatu cerita.
Oleh karena itu, aku pun berusaha dengan semaksimal mungkin agar aku bisa menjadi seorang penulis. Dengan apa? Waduh, ini dia pertanyaan yang membuat banyak keluarga dan aku sendiri yang bertanya-tanya, pusing tujuh keliling.
Bulan Desember 2015, aku berhasil menyelesaikan sebuah cerita yang aku karang sendiri. Dalam seminggu, aku berhasil menyelesaikannya. Ada kira-kira 13 bab dan 100 halaman lebih, aku lupa karena aku bukanlah tipikal orang yang selalu memikirkan masa lalu. Aku lebih suka memikirkan masa depan, daripada masa lalu. Seperti sebuah lagu, “Masa lalu, biarlah masa lalu”.
Awal bulan Januari 2016, aku berhasil menyelesaikan cerita lagi, semoga saja Gagasmedia mau menerbitkannya. Lalu akhir bulan Januari 2016, aku berhasil menyelesaikan cerita lagi, ceritanya tentang aku dan mimpiku. Aku berpikir, kalau ini diterbitkan oleh Gagasmedia, mungkin akan menjadi sebuah cerita yang konyol, bodoh, dan tolol. Namun setidaknya aku sudah berusaha dengan semaksimal mungkin, atas semua apa yang aku mimpi-mimpikan.
Membuat cerita lagi? Rasanya akan menjadi sikap yang rakus dan serakah bagiku, karena tidak mungkin cerita yang aku tulis dan kirim akan dicetak dan diterbitkan di waktu yang sama. Bagaimana dengan kirim cerita? Bagaimana caranya mengeprint kalau aku enggak punya printer? Cerita lama. Apa gunanya aku punya teman,. yah teman. Aku punya satu teman yang mau membantuku dalam proses mengeprint. Namanya? Nanti juga orang-orang akan tahu, kalau aku sudah sukses memulai debutku sebagai seorang penulis.
Di dunia ini banyak orang baik, tapi tidak semua orang baik yang mau menunjukkan kebaikannya. Karena mereka enggak mau dibilang “caper” atau cari perhatian. Termasuk juga aku. Sebagai orang yang baik, aku tidak mau menyusahkan orang-orang yang ada di sekitarku. Karena aku tahu, menyusahkan seseorang hanya akan membuat orang yang aku susahkan merasa menyesal karena sudah membantuku.
Kembali ke curhatan yang lain. Di zaman sekarang ini, ada banyak orang yang melalaikan apa yang seharusnya dilakukannya. Aku bukanlah orang kaya, tapi aku bisa saja terlihat seperti orang kaya, kalau aku ingin. Gadget dan android contohnya, itu adalah barang kecil, tapi mewah dan bisa mempermudah orang-orang untuk melakukan tugasnya.
Hanya gara-gara gadget dan android, orang-orang jadi lupa dengan kawan dan keluarga. Ada yang sedang kumpul bareng, tapi malah sibuk main gadget semua. Mendekatkan yang jauh, tapi malah menjauhkan yang dekat. Miris. Padahal sosok teman sangatlah penting, apalagi sahabat. Namun, kenapa orang-orang selalu sibuk dengan gadget dan android mereka? Miris bukan?
Aku ingin punya teman. Tapi karena kekurangan fisik ini, aku menjadi selalu dibully, dikata-katai, dan bahkan diejek-ejek. Bahkan ketika mengetik tulisan ini, aku dikata-katai orang yang kurang kerjaan, walaupun sesungguhnya tulisan inilah yang akan menjadi penentu kesuksesan aku di bulan Mei 2016 nanti. Andaikan ini menjadi sebuah terbitan, walaupun kecil, singkat dan enggak padat, tapi setidaknya orang-orang akan tahu bagaimana perjuanganku untuk menjadi seorang penulis.
Oh, iya, sekarang ini aku sedang di warnet. Aku sedang mengurus fanpage-ku sendiri yang namanya “Jelek Jelek Penulis”. Namun sekarang, fanpage-ku sedang vakum, karena aku rasa aku yang jelek ini enggak akan bisa dipandang walaupun aku sudah bekerja dengan sangat keras. Pergi ke warnet untuk mencari koneksi internet, ngeprint di rumah teman, dicuekin, dan tidak ada yang mau mendukung.
Jika suatu saat aku sukses, aku akan membuat orangtua dan keluarga bangga atas apa yang sudah aku perjuangkan dan dengan usaha yang aku lakukan. Walaupun orang-orang berpikir dan selalu berkata padaku, "Apalah yang kau bikin nih, enggak jelas!" Apa yang aku lakukan selama ini adalah hal yang bodoh bagi mereka tapi berharga bagiku. (Cerita ini dikirim oleh Ridho Adha Arie)