Jangan Biarkan Cinta Membutakan Mata dan Hatimu

Tinggalkan cinta buta, tumbuhkan cinta yang rasional
Sumber :
  • U-Report

VIVA.co.id – Setiap manusia pasti memiliki keinginan untuk menikah, karena dengan menikah kita bisa memperoleh keturunan dan mendapat pendamping hidup dalam menjalani kehidupan sampai akhir hayat. Itu sebabnya, pernikahan sangat penting bagi manusia dan agar itu terjadi seumur hidup hanya sekali dan mendapatkan kebahagiaan dalam berumah tangga.

Menikah Hemat dengan Cara Ini

Tentunya, harus banyak belajar dari para pendahulu (orang yang sudah menikah) dan bahkan membaca banyak artikel mengenai pernikahan. Pernikahan sejatinya adalah penyatuan dua insan yang berbeda jenis kelamin, berbeda latar belakang, budaya, karakter dan kebiasaan.

Dan tujuannya tentu sampai akhir hayat meraih bahagia bersama, pernikahan sifatnya untuk jangka panjang. Itu sebabnya sebelum melangkah ke jenjang pernikahan, ada baiknya menyimak tips berikut yang aku rangkum dari beberapa pengalaman hidup orang-orang terdekatku..

Gerindra: Pertemuan Ahmad Luthfi dengan Jokowi Jangan Dibesar-besarkan

1. Perhatikan Agama. Ini adalah faktor penting saat memutuskan menikah, karena ini menjadi dasar dalam menetapkan arah tujuan pernikahan. Sebaiknya memang dalam 1 rumah tangga memiliki agama yang sama, tentu untuk kemudahan dalam menjalankan ibadah dan tentu jika harus mengalami perpindahan agama untuk mengikuti salah satu pihak.

Kita harus memperhatikan banyak faktor juga, seperti kemantapan diri untuk berpindah agama, mendengar kata hati nurani dan pendapat orang tua. Mendengar pendapat orang tua mutlak diperlukan walau kita telah dewasa, karena orang tualah yang akan selalu setia bersama kita kelak dalam suka dan duka.

Daftar Jenderal Bintang 2 TNI yang Menyandang Gelar Bangsawan Aceh

Terlebih orang tua yang sudah melahirkan kita tentu memiliki hak pendapat untuk kebaikan. Kita.. pertimbangkan matang-matang mengenai perbedaan ini, ambillah keputusan terbaik, jika memang merasa agama adalah prinsip yang harus dipegang teguh, maka mungkin ada baiknya membuat keputusan berpisah daripada menikah dan kelak bercerai.

Dan berdasarkan pengalaman orang-orang terdekatku memang perjalanan pernikahan mereka tidak begitu mulus dalam menjalani pernikahan beda agama. Itu sebabnya jika kamu sekarang menghadapi hal yang sama, semoga kamu bisa memutuskan yang terbaik tanpa selalu mengedepankan cinta di dalam dada..

2. Perhatikanlah Latar Belakang Sosial Ekonomi, Ini memang terdengar matre, tapi sesungguhnya ini juga merupakan faktor penting dalam menentukan arah keberhasilan sebauh pernikahan. Sebuah kalimat bijak berkata “cinta saja tak cukup untuk menyatukan dua insan, Ada peran uang juga di sana.” Setiap orang dalam hidupnya memerlukan uang agar bisa hidup, minimal saja untuk urusan perut alias makan.

Jika perut sudah dilanda lapar, apakah cinta saja bisa membuat kenyang? Itu sebabnya jika dua insan mengalami perbedaan status sosial ekonomi yang mencolok, jika tidak dilengkapi dengan saling pengertian dan saling menghormati, maka yang ada adalah pihak yang lemah akan ditindas, akan diremehkan dan akan timbul ketidak harmonisan dalam keluarga.

Itu sebabnya sebelum menikah, pertimbangkanlah mengenai hal ini, apakah bisa bersama dalam perbedaan mengenai hal ini, termasuk keluarga besar kita yang akan segera bergabung menjadi keluarga pasangan kita.

3. Perhatikanlah Latar Belakang Pendidikannya. Tahukah kita sebagian besar waktu kita di dalam keluarga kita habiskan dengan komunikasi, dan di dalam komunikasi tentu ada dibarengi dengan pengetahuan, ilmu, dan pendidikan yang memadai. Andai jarak pendidikan yang begitu jauh, ada kemungkinan topik pembicaraan dalam keluarga nanti akan tidak nyambung dan ini menimbulkan perasaan tidak puas dan menimbulkan pertengkaran dalam rumah tangga.

kebutuhan untuk di dengar, dimengerti, dan diberikan pendapat atau masukan akan tidak diperoleh salah satu pihak. Demikian juga pihak lain akan merasa tidak berharga karena tidak bisa memberi solusi dan tidak nyambung saat bicara, dan tentu juga faktor gengsi juga berperan. Itu sbabnya pertimbangkanlah juga hal ini, jika merasa tidak cocok dan tidak nyambung, mengapa harus dipaksakan.

4. Perhatikanlah Apakah Pasanganmu Sesuai dengan Kriteriamu. Ada banyak pasangan yang akhirnya bercerai hanya karena akhirnya mereka tidak bisa menoleransi lagi kekurangan dalam diri pasangannya. Saat mereka berpacaran terasa kekurangan itu tertutupi cinta sehingga mereka tidak rasional dan menganggap hal tersebut biasa saja, padahal sebenarnya mereka sedang terbuai dan saat telah dalam pernikahan mereka tersadar dan mengakui tidak bisa lagi bersama.

Hal-hal sepele seperti wanita yang ingin dimengerti, memiliki pasangan yang romantis, baik, loyal dalam keuangan, sabar dsb.. tidak terpenuhi, padahal sejak pacaran semua hal tersebut sudah dapat dideteksi. Itu sebabnya kita perlu mendengar pendapat orang di sekitar kita sebagai bahan pertimbangan agar tidak selalu terbuai oleh cinta.

Banyak kejadian di sekitarku yang awalnya memang wanita ini mengetahui jika pasangannya temperamen, mudah sekali marah, kemudian juga tidak mau diberitau (diatur), dan keras kepala, tetapi atas nama cinta wanita ini memutuskan menikah dan akhirnya tiga bulan menikah mereka bercerai. Marilah kita menyadari bahwa memutuskan dengan siapa kita menikah adalah pilihan kita, tentu kita inginkan yang terbaik, sekali untuk selamanya, dan semoga saat kita membuat keputusan itu, bukan cinta buta yang menjadi dasar utamanya, tapi didasari oleh pemikiran rasional dan jangka panjang.. demi kebaikan kita sendiri. (Tulisan ini dikirim oleh Merry Mirthasari)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya