Peran Ganda Perempuan Ciptakan Pergeseran Nilai

Dinie Nastiti, perempuan miliki peran ganda.
Sumber :
  • U-Report

VIVA.co.id – Saya seorang jurnalis perempuan. Dan hari ini, saya membaca artikel terkait dengan Peran Ganda seorang Perempuan. Saya bagi sedikit pemikiran yang memengaruhi ranah komunikasi dan menciptakan pergeseran nilai. Jika kita selama ini memahami proses komunikasi adalah “Pesan yang disampaikan kepada komunikan (penerima) dari komunikator (sumber) melalui saluran-saluran tertentu baik secara langsung/tidak langsung dengan maksud memberikan dampak/effect kepada komunikan sesuai dengan yang diingikan komunikator. Yang memenuhi 5 unsur who, says what, in which channel, to whom, with what effect.” (Lasswell : 1960).

Pertamina Renjana Cita Srikandi, Wujud Kebangkitan Perempuan Indonesia

Maka berawal dari pemikiran Lasswell tersebut, lahirlah beberapa pemikir-pemikir besar di bumi ini. Proses komunikasi ternyata merupakan proses yang luar biasa. Kita bisa memengaruhi pemikiran orang lain, bahkan bisa membuat orang lain melakukan sesuatu seperti yang kita inginkan.

Nah, karena ini akan membahas seputar Peran Ganda seorang Perempuan yang memengaruhi ranah komunikasi dan menciptakan pergeseran nilai. “Peran" dan "Beban" perempuan seringkali disamarkan, sehingga memanipulasi penilaian kita tentang perkembangan pengetahuan tentang perempuan.

Tak Usung Perempuan di Pilkada, PKS Dinilai Parpol Pelit

Perempuan berkiprah di ranah publik dan domestik adalah hal yang sering kita temui. Tidak sedikit perempuan yang memegang posisi tertinggi di sebuah bidang pekerjaan yang ia geluti. Sukses karier dan sukses keluarga. Peran ganda perempuan pada dua ranah tersebut, pada akhirnya menciptakan pergeseran nilai dalam keluarga.

Perempuan yang belum berkeluarga, memiliki peran untuk memikirkan diri dan masa depannya sendiri. Ia berkarier untuk kepentingannya sendiri dan bagaimana bisa berguna bagi masyarakat sekitarnya. Itu artinya, peran seorang perempuan tidak hanya sebagai individu saja, tetapi perempuan juga sebagai makhluk sosial, yakni ia mengabdi kepada agama dan lingkungan masyarakatnya. Contoh: ketika ia harus bekerja, maka ia akan melakukan perannya sebagai perempuan secara individu atau pribadi dan sebagai seorang pekerja yang bertanggung jawab dengan pekerjaannya.

90% Buku Dongeng Anak Isinya Tak Memberdayakan Perempuan

Bagaimana pekerjaan yang dipilihnya itu tidak melanggar aturan agama, tidak melanggar norma sosial maupun hukum yang ada di negeri ini. Ataupun jika perempuan belum bekerja dan masih menjadi mahasiswa, maka ia akan melaksanakan perannya sebagai mahasiswa, sesuai dengan aturan yang ada di masyarakat dan juga di lingkungan sosial seperti kampus dan teman-temannya.

Sementara perempuan yang sudah memiliki keluarga, maka seorang perempuan itu juga memiliki peran yang ganda yang bahkan lebih kompleks. Yakni sebagai individu yang senantiasa menyesuaikan diri dengan komponen lingkungan keluarganya serta lingkungan sekitar tempat ia tinggal. Tidak hanya itu saja, seorang perempuan tersebut juga harus menyesuaikan diri terhadap lingkungan pekerjaannya jika ia wanita karier yang merangkap sebagai seorang ibu.

Terlepas dari perempuan single maupun perempuan yang sudah memiliki keluarga, perempuan tetaplah memiliki peran ganda. Kondisi tersebut membuat seorang perempuan seringkali menghadapi tekanan dari lingkungannya.

Ketika mendapatkan tekanan dari lingkungan, perempuan akan melakukan adaptasi diri, yang berarti mengubah diri sesuai keadaan lingkungan dan juga mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan diri. Peran ganda perempuan membawa dampak pada pergeseran nilai dalam keluarga, berupa perubahan struktur fungsional dalam kehidupan keluarga seperti pola penggunaan waktu dan kegiatan untuk keluarga, urusan rumah tangga, pekerjaan, sosial ekonomi, pengembangan diri, dan pemanfaatan waktu luang.

Peran atau role menurut Suratman (2000:15) adalah fungsi atau tingkah laku yang diharapkan ada pada individu seksual, sebagai satu aktivitas menurut tujuannya dapat dibedakan menjadi dua: 1. Peran public, yaitu segala aktivitas manusia yang biasanya dilakukan dilluar rumah dan bertujuan untuk mendatangkan penghasilan; 2. Peran domestic, yaitu aktivitas yang dilakukan di dalam rumah dan biasanya tidak dimaksudkan untuk mendatangkan penghasilan, melainkan untuk melakukan kegiatan kerumahtanggaan.

Namun, seiring dengan perkembangan zaman, tingkat modernisasi dan globalisasi informasi serta keberhasilan gerakan emansipasi wanita dan feminisme, wanita semakin terlibat dalam berbagai kegiatan. Peran ganda perempuan bukan lagi sebagai hal yang asing.

Muhammad Asfar dalam Prisma (1996) menyatakan bahwa perempuan tidak lagi hanya berperan sebagai ibu rumah tangga yang menjalankan fungsi reproduksi, mengurus anak dan suami atau pekerjaan domestic lainnya, tetapi sudah aktif berperan di berbagai bidang kehidupan baik social, ekonomi, maupun politik.

Ini berarti, nantinya, jumlah tenaga kerja wanita akan mendominasi pasar kerja dimasa yang akan datang, superioritas pria di bursa kerja akan bergeser. Pola pembagian tugas dalam keluarga didasarkan pada status individu yang ada dalam keluarga, peran ganda yang dijalani perempuan membuat beban kerja dan kebutuhan alokasi waktu bagi perempuan bertambah akibat beban kerja yang bertambah.

Kondisi ini membuat pola pengambilan keputusan yang menyangkut kelangsungan hidup para perempuan, akan berubah dan tidak pernah sama antara perempuan yang satu dengan perempuan yang lainnya. Nah, disini kita lihat, senantiasa kita para perempuan, mendudukkan antara peran dan beban sebagai sesuatu yang dicampur-adukkan.

Peran seorang perempuan bergantung dengan profesi yang dipilih dan dicintainya. Sementara beban yang ia tanggung adalah bentuk yang senantiasa kita anggap sebagai kesedihan- dari profesi yang dipilihnya tersebut. Setiap peran yang dimiliki oleh perempuan, akan memiliki konsekuensinya sendiri. Apabila ia seorang dosen, maka ia harus belajar bagaimana mentransfer ilmu dan memahamkan kepada mahasiswa. Tentu dari risiko pekerjaan itu akan menimbulkan beban tersendiri.

Rasa lelah karena belajar, tugas mahasiswa yang harus segera dikoreksi serta rentetan makalah yang harus segera diselesaikan. Nah, dari kondisi tersebut, jangan kita mengaburkan antara peran dan beban seorang perempuan. Akan sama seperti ketika perempuan tersebut sebagai ibu rumah tangga.

Tugasnya merawat dan mendidik anak, sudah ia pilih sebagai peran dalam kehidupannya. Maka ia pun juga akan mendapatkan beban yang sama, seperti ketika ia jenuh dengan rutinitasnya, rewelnya anak, serta uang belanja yang hanya ia terima dari suami, karena ia tidak memiliki penghasilan, akan menjadi beban tersendiri.

Peran ganda yang dijalani perempuan membuat pola interaksi dengan keluarga berlangsung timbal balik dan saling membutuhkan, baik ketika berada di dalam maupun di luar rumah. Adapun Pola pengelolaan pendapatan dan pemanfaatan pendapatan keluarga didasarkan oleh tanggungjawab untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Peran ganda perempuan adalah sesuatu yang dapat disimak, diobservasi, dan merupakan fenomena yang bersifat inter subyektif. Peran ganda perempuan membawa konsekuensi pada terjadinya perubahan pranata ataupun struktur sosial di dalam keluarga. Jika peran ganda perempuan menyumbang stabilitas keluarga atau masyarakat, maka hal itu dinilai fungsional dan disebut sebagai perubahan struktur fungsional dalam kehidupan keluarga.

Peran ganda perempuan berarti keterlibatan perempuan secara aktif dalam suatu proses pencapaian tujuan yang dilakukan oleh pribadi perempuan yang diorganisir berlandaskan kemampuan yang memadai, serta turut serta memutuskan tujuan.

Peran ganda perempuan merupakan perilaku dan tindakan sosial yang diharapkan dapat menciptakan stabilitas dan harmoni dalam keluarga. Keterlibatan perempuan melakoni peran ganda tidak terlepas dari faktor-faktor yang memengaruhinya seperti adanya motivasi, keinginan yang kuat untuk mengaktualisasikan diri, adanya keyakinan dan penilaian positif terhadap diri sendiri akan kemampuan untuk melakukan hal-hal positif yang dapat membawa pada keberhasilan di masa yang akan datang.

Setiap perempuan sebagai pribadi memerlukan hubungan dengan lingkungannya yang memotivasinya, merangsang perkembangannya atau memberikan sesuatu yang ia butuhkan. Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisik, lingkungan psikis, serta lingkungan rohaniah yang dikandung oleh setiap individu.

Perempuan, ketika melihat adanya peluang untuk mengembangkan diri, dan mendapat dukungan dari lingkungan akan berusaha berprestasi atau berusaha untuk maju. Peluang ini akan membuka kesempatan bagi perempuan berpindah strata. Kesempatan ini mendorong perempuan untuk maju bersaing dan bekerja keras untuk beralih ke strata yang lebih tinggi.

Dari sini bisa ditarik kesimpulan bahwa untuk bisa berkarya, peran dan beban jangan dilihat sebagai sesuatu yang samar, sehingga memanipulasi penilaian kita tentang perkembangan pengetahuan tentang perempuan.

Sebab para perempuan adalah makhluk yang multi tasking. Meski ia menyimpan beban, mengeluhkan bebannya, tetapi percayalah, itu hanya sekadar ungkapan hati kecilnya saja. Dan ia tak akan surut untuk mencapai sesuatu yang telah menjadi cita-citanya. Kiprah perempuan di ranah produktif mulai menunjukkan eksistensinya.

Bisa kita lihat bagaimana perempuan dilibatkan secara aktif bekerja di semua lini. Mulai dari bidang ekonomi, sosial, politik hingga agama. Semua lini telah dapat mengandalkan perempuan sebagai sumber daya manusia yang produktif dan andal. Meski demikian, banyak hal yang masih membelenggu perempuan dalam kiprahnya di ranah produktif.

Perempuan masih saja terbelenggu dengan budaya, mitos dan jauh dari kata kompetensi yang sehat di ranah produktif. Pergeseran nilai dalam keluarga, menuntut perempuan untuk bisa lebih mandiri, kreatif serta bisa mengalokasikan waktunya lebih baik lagi. Meski ada beberapa perubahan struktur fungsional dalam kehidupan keluarga seperti pola penggunaan waktu dan kegiatan untuk keluarga, pekerjaan, sosial ekonomi, pengembangan diri dan pemanfaatan waktu luang, namun tidak membuat perempuan kehilangan fitrah dan jati dirinya sebagai perempuan.

Tanggung jawab sosial dan tanggung jawab moril, tetap diemban sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban kepada Sang Maha Pencipta yang telah menciptakan perempuan dengan segala keindahannya. Untuk itu, saya sebagai seorang perempuan, saya bangga menjadi jurnalis. Sebab saya bisa memotret realita sosial dalam kehidupan untuk menjadi pelajaran berharga bagi diri saya sendiri. Untuk para perempuan, mari kita bersama-sama membuat karya yang indah bagi masyarakat agar kita bisa lebih berguna untuk sekitar. (Tulisan ini dikirim Dinie Nastiti dari Surabaya)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya