Surat untuk Bidadariku
- iStock
VIVA.co.id – Untukmu aku menunggu, untukmu juga aku menanti
Bahkan sebelum Adam dan Hawa diturunkan ke bumi
Sadarlah, aku tengah menunggumu dengan terengah-engah
Menghirup oksigen dengan berharap kehadiranmu
Satu-satunya obat penawar lelah
Kucoba untuk tetap sabar dan tegar, demi rencana Tuhan
Yang akan menghantarkanmu padaku dengan rasa sadar
Namun seandainya Tuhan lebih dulu memanggilku sebelum aku menemuimu
Percayalah, Tuhan akan segera mempertemukanmu dengan penggantiku
Dan yang pasti, lebih baik untuk bersamamu dan menemani hidupmu
Atau mungkin juga Tuhan ingin kita bertemu di tempat yang lebih baik
Tempat dimana tak ada yang namanya rasa sakit
Atau pun tangis karena masa lalu yang masih terungkit
Percayalah, di manapun kita bertemu
Kupastikan akan selalu ada senyum untukmu
Senyum terindah untuk pasanganku
Seraya berkata, “Kutunggu Kau Bidadariku”
(Puisi ini dikirim oleh Ian Wicaksana, Klaten)