Si Cantik Parmi yang Konyol

Ilustrasi
Sumber :
  • U-Report

VIVA.co.id – Ada seorang wanita cantik bernama Parmi. Parmi adalah gadis desa yang pergi ke kota. Parmi sampai di tengah kota dan ia melihat ada lomba pamer bulu ketiak. Di spanduk tertera kalimat, “Juara satu mendapatkan kulkas dua pintu”, dan Parmi sangat tertarik dengan hadiah kulkas dua pintu tersebut.

Hari Ibu: Peneliti Wanita Indonesia Jadi Dokter Pertama Raih NAOS Ecobiology International Award di Prancis

Parmi merasa bingung karena dia ingin ikut lomba, tapi Parmi tidak punya bulu ketiak. Lalu apa yang harus Parmi lakukan untuk bisa mempunyai bulu ketiak? Kemudian dia menceritakan niatnya kepada panitia lomba dan meminta saran harus bagaimana agar memunyai bulu ketiak. Panitia lomba tersebut menjawab dengan santai bercampur guyonan. Panitia itu menjawab, “Coba kamu pergi ke salon. Di sana kan ada layanan tanam bulu mata palsu, siapa tahu di sana juga ada layanan tanam bulu ketiak palsu.”

Dengan semangat Parmi pergi ke salon dan meminta untuk tanam bulu ketiak palsu. Karyawan salon menolaknya dengan halus dan berkata, “Di sini adanya tanam bulu mata palsu, tapi tanam bulu ketiak palsu dari zaman dahulu hingga sekarang tidak ada yang seperti itu.” Parmi tetap ngotot dan merayu karyawan salon tersebut, “Bagaimana kalau harga tanam bulu ketiaknya Saya kasih harga lebih dari harga tanam bulu mata palsu?” Karena tergiur uang, karyawan salon itu akhirnya mencoba melakukan tanam bulu ketiak palsu.

Gerbong Khusus Wanita di LRT Jabodebek Mulai 23 Desember, Berlaku Senin hingga Jumat

Parmi masuk ke dalam ruangan khusus dan melakukan proses tanam bulu ketiak palsu. Karyawan salon itu berdoa di dalam hatinya, “Ya Tuhan, berikan saya kesabaran menghadapi orang ini. Walaupun permintaannya sungguh sangat aneh, saya akan berusaha sebisa saya. Semoga proses tanam bulu ketiak palsu pertama buatan saya ini berhasil.” Karyawan salon itupun mulai melakukan penanaman bulu ketiak palsu dengan sangat fokus dan teliti.

Sementara, Parmi tertidur pulas selama proses berlangsung. Alhasil proses berjalan lancar, karyawan salon itu berhasil membuat bulu ketiak palsu untuk pertama kalinya. Ia kaget bahwa pelanggannya tertidur pulas sampai mendengkur. Karyawan salon itu berkata dalam hati, “Dapat pelanggan kok aneh, minta dibuatkan bulu ketiak palsu. Waktu dibuatkan malah tidur, pakai ngorok lagi. Dasar, cantik-cantik kok konyol”.

Tega! Wanita di Palembang Bunuh Adik Ipar Pakai Jamu Berisi Racun

Karyawan salon itu membangunkan Parmi, “Sudah selesai, ayo bangun”. Parmi langsung bangun dan melihat hasilnya ia senang sekali. Parmi akhirnya mendapatkan apa yang ia inginkan. Karena puas dengan hasil bulu ketiak palsu, Parmi memberi tips yang cukup banyak dan pisang satu sisir spesial untuk karyawan salon itu.

Parmi akhirnya keluar dari salon lalu menuju ke tempat lomba. Sesampai di sana Parmi mendaftar. Kontestan lainnya semua pria, hanya Parmi satu-satunya wanita. Parmi mendapat nomor terakhir untuk maju ke depan. Dengan penuh rasa percaya diri, ia membuka ketiaknya. Para juri berdecak kagum melihat Parmi. Hasil voting juri diumumkan ternyata pemenangnya adalah Parmi. Tak diduga Parmi menang. Sontak Parmi kegirangan dan lompat. Akhirnya Parmi mendapatkan apa yang ia inginkan yaitu kulkas dua pintu.

Kemudian, Parmi melihat ada lomba tinju. Untuk pertama kali Parmi masuk ke tempat tersebut. Parmi membeli tiket untuk masuk ke dalam dan mendapat tempat duduk paling depan. Semua penonton menunggu acara dimulai. Sepuluh menit kemudian pembawa acara keluar dan berkata, “Pemirsa, kita sambut dua jagoan kita. Sisi kanan Rodriques Red dan sisi kiri Enrico White”.

Masing-masing petinju tersebut diberi minum sebelum bertanding. Rodriques Red memakai celana warna merah dan Enrico White memakai celana putih. Pembawa acara kembali mengambil pengeras suara dan berkata, “Dua petinju sudah siap. Rodriques dan Enrico, siapkan diri kalian. Pertandingan di mulai dari sekarang!” Kedua petinju pun bertanding. Rodriques menyerang Enrico dan Enrico melakukan pertahanan. Enrico membalas menyerang. Terjadi pertandingan sengit yang cukup lama.

Parmi menonton pertandingan tinju dengan sangat seru. Ia ikut-ikut berteriak seperti penonton lainnya. Terlintas dibenaknya untuk mengikuti lomba tinju tersebut. Parmi bergumam di dalam hati, “Kalau saya ikut sepertinya seru juga. Kalau menang pasti dapat hadiah. Ikut lomba pamer bulu ketiak saja dapat hadiah apalagi lomba yang menantang seperti ini. Tapi daftarnya di mana ya?”

Beberapa menit kemudian pertandingan selesai. Pemenangnya adalah Rodriques Red. Penonton sangat antusias sewaktu Rodriques dinyatakan sebagai pemenang. Rodriques dinyatakan sebagai pemenang. Rodriques menangkat kedua tangannya dan mendapatkan sabuk emas dari juri. Parmi ingin mendapatkan sabuk emas seperti Rodriques.

Acara pun telah selesai. Parmi turun dari tempat penonton dan menuju meja juri. Parmi berkata, “Pak, bisakah saya mengikuti acara seperti ini? Saya ingin mengikuti lomba tinju. Bisakah saya mendaftar di sini?” Salah satu juri menjawab, “Untuk sementara ini belum ada lowongan pendaftaran peserta tinju. Jika kamu ingin berpartisipasi bisa tapi beda posisi. Masih mau daftar?” Kemudian Parmi balik bertanya, “Posisinya apa itu Pak?” Juri itu menjawab, “Posisi menjadi pembawa papan skor selama pertandingan. Bagaimana mau daftar?” Parmi berpikir sejenak dan di dalam hati dia berkata, “Mungkin saja jika Parmi mengambil posisi ini lalu Parmi bisa naik ke ring, dan setelah itu bisa mendaftar menjadi petinju. Seperti naik level.” Akhirnya dengan cepat Parmi menjawab, “Iya, saya mau. Saya mau mencobanya”.

Keesokan harinya, Parmi bergegas menuju ke tempat lomba tinju. Di sana ia sudah disambut untuk mengganti kostum. Kostum yang dipakai Parmi berbahan ketat dan berwarna biru. Parmi senang dengan kostum yang ia kenakan. Pertandingan di mulai. Dua orang petinju telah bertarung. Tiba waktunya Parmi membawakan papan skor di atas ring dan sekitarnya.

Parmi menangkat kedua tangannya sambil membawakan papan skor. Parmi lupa bahwa ketiaknya penuh dengan bulu. Sontak semua penonton terkejut melihat ketiak Parmi yang penuh dengan bulu. Beberapa penonton menutup matanya karena melihat ketiak Parmi. Hampir setengah dari jumlah penonton berkurang. Mereka keluar karena syok melihat ketiak Parmi. Para juri juga ikut terkejut melihat banyak penonton yang keluar.

Para juri berdiskusi untuk memecahkan masalah ini. Hasil diskusi mereka adalah menerima Parmi sebagai salah satu peserta tinju. Mereka tidak menyangka kalau Parmi mempunyai bulu ketiak yang lebat. Mereka pikir memang Parmi lebih tepat menjadi petinju dan bukan menjadi pembawa papan skor. Salah satu juri mengungkapkan hasil diskusi mereka kepada Parmi. Parmi yang mendengarnya langsung meloncat kegirangan dan mencium kening semua juri. Parmi berkata, “Terima kasih para juri. Saya akan menjadi petinju yang hebat. Sampai bertemu besok di pertandingan”.

Parmi pergi sambil melambaikan tangannya ke arah para juri. Para juri dengan reflek melambaikan tangan ke arah Parmi. Salah satu juri berkata sambil marah, “Bagaimana mungkin kalian menerima wanita itu sebagai petinju. Ia menjadi pembawa papan skor saja penonton kabur semua. Bagaimana nasib kita besok? Bisa-bisa semua penonton kabur lagi.” Juri lain menjawab, “Tenang sajalah kawan. Kita tak enak hati menolak wanita cantik. Siapa tahu wanita ini bisa tinju.” Juri yang marah tadi menjawab, “Macam mana kau ini. Badan kecil seperti itu kau jadikan petinju. Kau sudah gila!”

Tibalah saatnya pertandingan baru. Hari ini Parmi tampil sebagai petinju. Parmi sangat bersemangat untuk bertarung. Semalam ia berlatih dengan giat. Parmi latihan tinju, push up, sit up dan trik bertahan dengan ayahnya. Ayah dan ibunya pun hadir ikut menonton. Parmi melompat dan bergaya seperti petinju sesungguhnya.

Acara tinju dimulai. Di sisi kanan Parmi dan sisi kiri adalah Kimberly. Parmi memakai kostum warna merah muda, sedangkan Kimberly memakai kostum hitam. Kimberly adalah wanita bule. Ia bertubuh besar dan kekar untuk ukuran wanita. Mereka berdua bertarung. Entah mengapa Kimberly merasa aneh dengan ketiak Parmi yang berbulu lebat. Kimberly tidak fokus dan sering mendapat serangan tinju dari Parmi. Karena mendapatkan serangan bertubi-tubi dari Parmi, Kimberly akhirnya KO. Penonton berteriak riuh.

Juri yang marah-marah kemarin berkata, “Bagaimana mungkin Kimberly sang juara tinju wanita kalah dengan Parmi yang berbadan kecil seperti itu, rasanya mustahil. Ini sangat aneh”. Salah satu juri menjawab, “Sudah ku bilang kawan, Parmi itu bisa tinju. Ia bisa saja menang karena dari awal ia punya keinginan kuat untuk mengikuti lomba ini”. Juri yang marah-marah berkomentar, “Semua ini omong kosong. Terlalu, jagoanku Kimberly tumbang. Ini sudah gila!”

Di sisi lain, Parmi sedang menerima sabuk emas. Parmi berteriak, “Ayah, Ibu, lihat Parmi mendapat sabuk emas”. Juri yang ketus itu mengomel lagi, “Dasar wanita deso, kampungan. Pakai acara teriak-teriak lagi.”  Saking senangnya Parmi turun dari ring tinju menuju meja juri. Semua juri di berikan pelukan dan ucapan terima kasih. Juri yang ketus tadi berubah simpatik kepada Parmi karena melihat Parmi mengucapkan terima kasih.

Setelah menang berbagai lomba Parmi lalu berjalan-jalan bersama temannya, Surti. Ia melihat ada seorang laki-laki dan wanita  bertubuh kekar. Parmi ingin seperti mereka bertubuh kekar dan berotot. Parmi berpikir, “Bagaimana caranya Parmi bisa mempunyai tubuh berotot seperti mereka”.

Parmi terus menerus berpikir mencari cara agar mempunyai tubuh atletis. Parmi berkata, “Surti, kamu bisa beri saran atau tidak?” Surti menjawab, “Saran apa?” Parmi berkata, “Bagaimana caranya mempunyai tubuh atletis?” Lalu Surti menjawab, “Latihan olah raga. Macam-macam olahraga bisa dilakukan. Salah satu tempat adalah olahraga di tempat fitnes.” Parmi langsung senang mendengar saran Surti. Parmi berkata sambil tersenyum, “Wah, idemu boleh juga dicoba. Terima kasih atas sarannya Surti.”

Parmi yang mendengar saran Surti langsung merasa gembira. Parmi mengamati bajunya dengan baju khusus untuk fitnes. Parmi bergegas menuju tempat fitnes. Parmi memakai baju tanpa lengan di tempat fitness. Parmi melakukan treadmill dan mencoba alat fitnes yang lain yaitu alat angkat berat.

Dengan spontan Parmi menangkat tangannya lebar-lebar untuk mengangkat barbel. Orang-orang di sekitarnya terkejut melihat aksi Parmi. Hal yang membuat mereka terkejut adalah bulu ketiak yang begitu lebat. Beberapa orang menutup mata mereka, ada yang keluar dari tempat fitness dan ada yang sampai melonggo melihat Parmi. Tiba-tiba tempat fitness sepi karena semua pengunjung keluar dari sana.

Pemilik fitnes melihat banyak pengunjung keluar dan bertanya kepada salah satu dari mereka, “Loh kok pada keluar, kenapa? Kok cepat sekali latihan fitnesnya? Ada apa kok semuanya keluar secara bersamaan?”

Pengunjung tersebut mencoba menjelaskan, “Kami semua tidak ingin melihat wanita yang sedang mengangkat barbel di sana.” Pengunjung tadi berbicara sambil menunjuk ke arah Parmi. Pemilik fitnes bertambah bingung, “Ada ada dengannya? Apa yang salah dengannya? Dia hanya mengangkat barbel”.

Karena pemilik fitnes sudah cukup berumur dan penglihatannya kurang jelas, ia tidak bisa melihat Parmi dengan jelas. Pengunjung menjawab dengan cepat, “Bapak coba mendekat ke arah wanita itu. Amati dia dengan seksama. Bapak akan tahu apa yang menyebabkan kami semua keluar dari tempat ini.” Pemilik fitness itu mengambil kacamatanya dan menghampiri Parmi. Setelah dua menit pemilik fitness itu baru paham penyebab semua pengunjung keluar semua. Pemilik tersebut merasa syok dengan apa yang ia lihat sehingga pingsan mendadak.

Parmi kaget melihat ada seorang bapak yang tiba-tiba pingsan. Dengan spontan Parmi berlari mendekati bapak itu. Parmi menepuk-tepuk wajah bapak pemilik fitnes. Parmi kebingungan menghadapi orang pingsan, akhirnya Parmi mengambil minyak kayu putih di dalam tasnya.

Minyak kayu putih dioleskan ke hidung dan bapak itu pun mulai siuman. Bapak pemilik fitnes bangun dengan wajah bingung. Ia langsung berkata, “Ada apa dengan saya? Kamu siapa?” Parmi menjawab, “Bapak tadi tiba-tiba pingsan jadi saya tolong bapak. Saya Parmi. Saya sedang fitnes di tempat ini”.

Bapak ini masih belum sadar mengapa ia pingsan. Parmi meninggalkan bapak itu dan kembali mengangkat barbel. Bapak pemilik fitnes itupun kembali pingsan setelah melihat Parmi mengangkat tangannya ke atas dan ketiaknya penuh dengan bulu. (Cerita ini dikirim oleh Junieta)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya