Ternyata Calon Suami Temanku Seorang Gay
- AP Photo/ John Minchillo
VIVA.co.id – Aku sudah berteman lama dengan Mirna. Perkenalanku sejak masuk kuliah di sebuah perguruan tinggi swasta di Bandung, hingga sekarang. Setelah lulus kami berpisah. Aku tetap tinggal di Bandung, sementara Mirna kembali ke Bogor. Aku sejak kuliah sangat dekat dengan Mirna. Mirna tempatku curhat, dan sebaliknya aku juga sering menjadi tempat curhatan Mirna.
Aku sudah empat tahun berpisah. Namun, sebulan lalu, aku mendapat kabar bahwa Mirna akan menikah. Tapi aku sendiri belum yakin akan kebenaran informasi itu. Kontak HP Mirna sudah tidak aktif lagi sehingga aku kesulitan menghubunginya. Aku coba menelusuri teman-temanku lewat sosial media berupa facebook, twitter, dan instagram. Hasilnya tetap belum ada informasi yang pasti.
Tak lama setelah itu, HP-ku berdering, tapi tak muncul nama peneleponnya. Aku coba untuk tidak menjawabnya. Tiga kali telepon itu berdering, tiga kali pula aku tidak mengangkatnya. Aku tidak mengangkatnya karena nama peneleponnya tidak ada dan juga sudah larut malam. Aku pun tidur. Besok paginya, aku mencoba membuka telepon. Ternyata pesan WA dari nomor yang semalam meneleponku. Lalu aku coba buka dan membacanya, "Hai Najwa, aku Mirna, teman lamamu. Angkat teleponmu dong".
Aku membaca setengah tak yakin. Lalu aku coba memperbesar foto profile WA Mirna. Aku perhatikan dengan seksama, ternyata benar ini Mirna temanku dengan nomor yang barunya. Aku langsung menghubunginya. Mirna pun langsung nyerocos sebagai tanda rasa kangen kepadaku. Tapi di tengah obrolan, suara Mirna perlahan mulai tak terdengar. Suaranya tampak tak jelas, terdengar suara menangis tersedu. "Ada apa, Na?" tanyaku. "Pernikahanku." jawabnya.
Aku pun penasaran, karena informasi inilah yang sedang kucari. Mirna pun menjelaskannya cukup panjang sambil tersedak-sedak. Ia menyebutkan, kalau calon suaminya ternyata seorang gay dan ia tak yakin akan pernikahanya ini. Mirna bingung dan takut menghadapi pernikahannya yang tinggal satu bulan lagi. Menurut Mirna, ia sudah konsultasi ke lembaga psikolog dan keluarga, keputusannya dirinya tetap akan melangsungkan pernikahan. Menurutnya, calon suaminya ini masih kategori gay coba-coba dan masih bisa berubah ke perilaku laki-laki yang normal.
Ya, aku sebagai temannya hanya bisa mendoakannya. "Na, semoga pernikahanmu lancar, aku juga akan datang kok," jawabku mengakhiri pembicaraan dengan Mirna. ( Tulisan ini dikirim oleh Najwa Marfuah, warga Cicaheum, Bandung, Jawa Barat)