PKBM Jangan Dipandang Sebelah Mata
- 108jakarta.com
VIVA.co.id - Dalam dunia pendidikan terdapat tiga lembaga, yaitu lembaga formal, lembaga informal, dan lembaga non-formal. Lembaga formal merupakan jalur pendidikan terstruktur dan berjenjang yang terdiri dari sekolah dasar, sekolah menengah, dan perguruan tinggi, yang biasa kita sebut SD, SMP, SMA, SMK, universitas atau sekolah tinggi.
Lembaga informal merupakan sebuah lembaga mandiri atau lingkungan dalam mendampingi belajar peserta didik, seperti lembaga bimbingan belajar atau penndidikan anak usia dini. Sedangkan lembaga non-formal lebih akrab di telinga kita sebagai sekolah kesetaraan.
Sekolah kesetaraan ini lebih dikenal dengan istilah paket A, paket B, dan paket C. Istilah paket A yaitu setara dengan jenjang SD, paket B setara dengan jenjang SMP, dan paket C setara dengan SMA. Lembaga non-formal ini pun sebenarnya banyak jenisnya, ada yang bernama PKBM atau SKB.
PKBM kepanjangan dari Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat yaitu suatu lembaga non formal yang dinaungi oleh Suku Dinas, Dinas Pendidikan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat, serta Kemendikbud dengan memiliki program kesetaraan paket A, paket B, dan paket C.
Seperti halnya lembaga formal, PKBM ini pun merupakan jalur pendidikan berjenjang, namun berbeda dari hal strukturalnya. Sebutan untuk peserta didik dalam PKBM adalah warga belajar, karena pembelajar di sini berasal dari kalangan umum dan tidak terpatok umur. Sehingga tak jarang kita akan menemukan orang yang umurnya telah puluhan tahun, tapi masih menempuh program paket A maupun paket B dan paket C.
Warga belajar di PKBM berasal dari latar belakang yang berbeda-beda. Ada berlatar belakang ketidakmampuan segi dana untuk menempuh belajar di sekolah formal, ada juga yang mempunyai permasalahan di sekolah sehingga dikeluarkan dari sekolah, dan ada juga mampu dari segi dana dan tidak ada permasalahan dari sekolah sebelumnya namun ingin melanjutkan sekolah di luar negeri. Latar belakang warga belajar yang ada di PKBM memperlihatkan motivasi mereka belajar di PKBM.
Setelah hasil wawancara beberapa warga belajar program paket C dari PKBM Negeri 08 Tanjung Barat, Jakarta Selatan, hampir semua warga belajar memiliki motivasi belajar yaitu untuk melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi (kuliah), sehingga akan mendapat penghasilan yang lebih baik dari sebelumnya. Maklum saja, tak sedikit warga belajar di PKBM adalah seorang pekerja, sehingga waktu belajar yang diadakan malam hari pun sangat menguntungkan mereka dalam mengkondisikan waktu kerja yang mereka jalani.
Mata pelajaran yang ada di program kejar paket A, B, maupun C sama halnya seperti jenjang SD, SMP, maupun SMA. Serta cara belajarnya pun hampir sama, yaitu dengan metode klasikal, tutorial, dan mandiri atau belajar secara berkelompok. Sehingga warga belajar juga mendapat materi yang dipelajari dan cara belajar di sekolah formal. Dengan alasan ini juga warga belajar termotivasi dan tidak minder belajar di PKBM.
Alangkah senangnya jika harapan yang ditanamkan sejak belajar di PKBM terwujud, dan hal ini pun banyak dirasakan dari kalangan alumni program paket C. Tak sedikit alumni merasakan kehidupan yang lebih baik setelah lulus dari PKBM program paket C. Dengan modal ijazah yang dikeluarkan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, alumni program paket C mengadu nasib dalam mencari pekerjaan ataupun melanjutkan jenjang pendidikan ke perguruan tinggi negeri maupun swasta. Sehingga banyak alumni yang sukses dari bidang pendidikan dan juga pekerjaan yang lebih baik.
Para tutor, sebutan untuk pengajar di PKBM, berasal dari minimal tamatan Strata 1, sehingga para tutor memiliki persyaratan yang cukup mumpuni untuk mendidik warga belajar paket A hingga paket C sesuai mata pelajaran yang diampu. Dan tak jarang pula para tutor diberikan pelatihan atau pun seminar tentang pendidikan dan non pendidikan. Hal ini bertujuan untuk memajukan kreativitas para tutor dalam memberikan pengajaran kepada warga belajar.
Selain program kesetaraan paket A, paket B, dan paket C, di PKBM terdapat berbagai keterampilan lainnya, yaitu keterampilan keaksaraan fungsional dan keaksaraan usaha mandiri. Hal ini ditujukan untuk warga yang mau meningkatkan keterampilannya untuk berkarya serta memajukan produk lokal dengan cara handmade. Dengan demikian janganlah memandang PKBM dengan sebelah mata, ternyata arang yang hitam pun sangat berguna dan berlian pun ditemukan di tempat yang tak terduga. (Tulisan ini dikirim oleh Siti Mulya Agnah, mahasiswi program pascasarjana Universitas Negeri Jakarta)