Badak Jawa, Unicorn yang Kekurangan Rumah di Indonesia

Badak Jawa
Sumber :
  • Cerita Anda
VIVA.co.id
- Marco Polo, salah seorang pedagang sekaligus penjelajah ulung dari Itali, pada abad 13 dikabarkan pernah melihat unicorn di Indonesia. Unicorn dalam mitologi kuno digambarkan sebagai sesosok hewan bercula satu. Tanduknya dipercaya dapat melawan racun dan memurnikan air.

Banyak yang menganggap unicorn yang dimaksud Marco Polo adalah Badak Jawa. Ini dikarenakan kemiripan cula Badak Jawa dengan sosok hewan tersebut. Selain mirip secara fisik, kesamaan lainnya adalah khasiat dari cula badak. Cula badak menjadi komoditas perdagangan di Tiongkok selama 2.000 tahun yang digunakan sebagai obat untuk pengobatan tradisional Tiongkok.

Memiliki nilai ekonomi yang tinggi, membuat Badak Jawa menjadi komoditas menjanjikan bagi manusia. Perburuan badak jawa adalah masalah utama bagi kepunahan hewan endemik Indonesia ini. Memasukkan Badak Jawa dalam kategori hewan yang sangat dilindungi tidak berdampak signifikan terhadap perdagangan liar hewan tersebut.

Selain itu, faktor lain yang menjadi penyebab kepunahan Badak Jawa adalah bencana alam. Kerentanannya terhadap penyakit dan masalah berkembang biak. Setelah badak jawa diambang kepunahan, di atas meja kita disibukkan memikirkan upaya konservasi yang harus dilakukan untuk menambah populasi salah satu warisan Indonesia untuk dunia tersebut.

Hal yang menjadi perbincangan sekarang adalah bagaimana rumah yang cocok untuk Badak Jawa. Kekurangan informasi terkait habitat Badak Jawa menjadi permasalahan tersendiri. Tidak banyak peneliti yang menjadikan Badak Jawa sebagai objek penelitian mereka disebabkan oleh sifat antisosialnya.

Hewan ini akan melarikan diri ke hutan ketika manusia mendekat. Saat manusia terlalu dekat dengan mereka, Badak Jawa akan menjadi agresif dan akan menyerang serta menikam dengan gigi serinya di rahang bawah sementara menikam ke atas dengan kepalanya. 

Sehingga banyak yang mengungkapkan bahwa potensi keselamatan badak jawa sangat suram. Hingga saat ini, populasi Badak Jawa tertutup pada dua tempat kecil yaitu Taman Nasional Ujung Kulon di ujung barat pulau Jawa dan Taman Nasional Cat Tien.

Badak Jawa Tak Butuh Rumah

Badak Jawa hanya butuh kubangan lumpur, agar dapat menjaga suhu tubuh dan membantu mencegah penyakit dan parasit. Badak Jawa tidak butuh mal dengan fasilitas perbelanjaan lengkap dan taman wisata untuk mereka melepas penat dan stres menjalani kehidupannya. Badak hanya butuh tempat mereka dapat mencari makanan tanpa ada tekanan dari musuh alaminya yaitu manusia.

Badak Jawa hanya butuh hutan hujan dataran rendah, padang rumput basah dan daerah daratan banjir besar sebagai tempat mereka. Berdasarkan hasil penelitian, wilayah badak jantan lebih besar dibandingkan betinayaitu 12 - 20 kilometer persegi dan wilayah betina yang diperkirakan 3–14 kilometer persegi.

Indonesia boleh bangga dapat membuat gedung tinggi nan megah. Namun, Indonesia harusnya malu karena tidak dapat menyediakan kubangan sebagai “rumah alami” untuk Badak Jawa. Jika Indonesia mampu membuat monumen nasional di Ibu Kota, mungkin tidak terlalu sulit membuat kubangan lumpur untuk Badak Jawa di wilayah Indonesia yang terbentang luas ini. (Cerita ini dikirim oleh Irlan Bambe, Makassar) 
Belajar Mengulik Kuliner dari Pak Bondan

Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba menulis Cerita Anda dengan tema "Bagaimanakah Rumah yang Nyaman Untuk Badak?" Info lebih jelas klik http://ceritaanda.viva.co.id/news/read/673610-ayo-ikuti-lomba-menulis-cerita-anda)
Klenteng Hok Tek Tong Penyelamat Eddy

(Punya cerita atau peristiwa ringan, unik, dan menarik di sekitar Anda? Kirim Cerita Anda melalui email ke ceritaanda@viva.co.id atau submit langsung di http://ceritaanda.viva.co.id/kirim_cerita/post)
Takut Jalanan Rusak Warga Demo Galian C di Sungai Pemali
Hadiah lomba

Edu House Rayakan Harlah ke-8

Acara kali ini bertajuk “Discover the Magic on You”.

img_title
VIVA.co.id
10 Agustus 2016