Gubernur Sulsel Buka Aksi Sosial KB Umat Buddha
- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAnews - Sebanyak 1.200 umat Buddha Yayasan Pandita Sabha Buddha Dharma Indonesia (YPSBDI) dan Gerakan Peduli Sekitar Kita mengadakan sejumlah aksi sosial, yaitu tanam pohon, donor darah dan layanan Keluarga Berencana.
Aksi tersebut diadakan pada tanggal 13 Oktober, jam 13.00 bertempat di Hall B-C Hotel Clarion, Makasar. Aksi kepedulian ini dibuka oleh Gubernur Sulawesi Selatan, H. Syahrul Yasin Limpo. Hadir juga Kepala BKKBN Provinsi Sulsel , perwakilan Forum Antar Pemuka Agama Peduli Keluarga Sejahtera dan Kependudukan (FAPSEDU) pusat, Bapak Freddy Aritonang.
Rangkaian kegiatan di atas diadakan dalam rangka acara yang diberi nama Wahana Negara Raharja (WNR). Rudy Pangerang selaku Ketua Pelaksana WNR 2012 menekankan pentingnya menanamkan dan menumbuhkan rasa cinta dalam dalam berbagai lapisan masyarakat. “Tanam pohon, donor darah dan pelayanan Keluarga Berencana adalah sebagian dari aksi nyata kami untuk sesama manusia dan membuat lingkungan jadi lebih baik,“ jelas Pandita Rudy Pangerang, Ketua Derah YPSBDI Makassar.
Rudy juga menjelaskan aksi tanam pohon, donor darah dan pelayanan keluarga berencana merupakan usaha pencegahan sejak dini terhadap masalah besar yang akan muncul, “Ledakan penduduk, kerusakan lingkungan serta makin berkurangnya pasokan darah bagi yang membutuhkan menjadi pendorong diadakannya aksi sosial ini “.
Hal senada juga diungkapkan Pandita Utama Aiko Senosoenoto, Ketua Umum YPSBDI yang menyatakan aksi sosial kepedulian pada sesama dan lingkungan merupakan bagian dari pelaksanaan ajaran Buddha dalam kehidupan sehari-hari. “Sang Buddha mengajarkan umatnya untuk menjalankan maîtri karuna atau mencabut penderitaan, memberikan kebahagiaan pada orang lain. Intinya adalah sewajarnya setiap umat saling peduli dan menjaga lingkungan demi terciptanya kehidupan yang lebih baik,“ kata Herwindra Aiko.
Aksi sosial ini bekerja sama dengan instansi terkait, seperti BKKBN, PMI juga didukung oleh Forum Antar Pemuka Agama Peduli Keluarga Sejahtera dan Kependudukan (FAPSEDU).
Mengenai kerjasama ini, Cholil Nafis menyatakan, “Persoalan kependudukan adalah persoalan kemanusiaan yang nir sekat atas nama agama, status sosial, budaya dan sebagainya. Kerjasama berbagai pihak, apalagi antar umat beragama, dalam mengatasi persoalan kependudukan, akan sangat bermanfaat bagi kemaslahatan umat beragama dan masyarakat. Tantangan kerukunan antar umat beragama saat ini seharusnya bukan lagi menyangkut masalah toleransi beragama, namun harus mulai terwujud dalam aspek kerjasama untuk mengatasi problem-problem kependudukan kita” katanya.