Inikah Obat Manjur Krisis Moral?

Kepemimpinan Profetik, Upaya Pengentasan Krisis Moral
Sumber :

Panduan Lengkap Harga, Kategori dan Cara Membeli Tiket Masuk Candi Borobudur

VIVAnews - Krisis moral saat ini sangat nyata. Baik di sektor swasta maupun publik, tidak hanya di Indonesia namun di dunia. Bahkan, kepemimpinan di beberapa sektor mendapat banyak kritik dan dianggap bertanggung jawab terhadap krisis etika ini.

Hal ini menunjukkan perlunya penanaman kepemimpinan yang beretika dan bernilai di semua sektor agar masyarakat Indonesia terbebas dari krisis moral.

Ditahan, Presiden Korsel Yoon Suk Yeol Menolak Diperiksa Terkait Darurat Militer

Dosen Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) UII, Dr. rer.nat. Arief Fahmie menyatakan, salah satu solusi yang ditawarkan untuk mengentaskan krisis moral ini adalah model kepemimpinan profetik yang diberi nama piramida Four God-Guided Organizations (FGGO) terdiri atas organisasi etika, profesional, pembelajaran, dan kepemimpinan.

Model ini mengadopsi kepemimpinan profetik Nabi Muhammad sebagai landasan perilaku dan pengembangan yang mengandung sikap shiddiq, amanah, tabligh dan fatonah. Hal itu disampaikan pada seminar internasional bertajuk Moral Leadership: Multicultural Perspectives di auditorium Kahar Muzakkir kampus terpadu UII, Selasa, 2 Oktober 2012.

Sosok Omara Esteghlal Kekasih Baru Prilly Latuconsina yang 3 Tahun Lebih Muda, Pernah Syuting Film Bareng

Prof. Bernard Adeney-Risakotta dari University of Callifornia Amerika Serikat menyatakan ada beberapa kriteria yang perlu dipenuhi untuk membuat model kepemimpinan yang bermoral. Pertama, adanya pemimpin yang inklusif yang memperjuangkan keadilan seluruh elemen masyarkat. Pemimpin inklusif adalah pemimpin semua komunitas yang sadar dipilih untuk mengayomi semua orang. Pemimpin yang baik adalah simbol semua komunitas yang membantu menyelesaikan konflik dan bukan memperkeruhnya.

Kedua, adanya pemimpin yang kuat, realistis dan berani.  Pemimpin yang bermoral mempunyai keberanian dalam keyakinan mereka.  Namun sering kali pemimpin kurang mempertimbangkan mana yang ideal dan mana yang relaistis secara politik.  Realita politik sering kali mengalangi politikus untuk mencapai idealismenya. Untuk itu perlu rencana yang realistis dan tidak muluk-muluk.

Ketiga, adanya pemimpin yang rendah hati dan melayani.  Banyak orang ingin menjadi pemimpin karena ingin dihormati dan kaya. Sebagai pemimpin mereka merasa lebih baik dari yang lain dan pantas dilayani. Pemimpin yang sesungguhnya adalah mereka yang rendah hati dan bekerja tanpa pamrih. Mereka dipilih bukan untuk dilayani, justru untuk melayani. Mereka lebih memprioritaskan urusan orang banyak dari pada dirinya sendiri.

Keempat, adanya pemimpin yang mempraktekkan integritas moral. Pemimpin yang bermoral harus mempraktekkan apa yang mereka sampaikan. Banyak pemimpin politik dan agama yang mahir beretorika. Mereka bisa meyampaikan pidato inspiratif tentang integritas moral namun dalam prakteknya seringkali berbeda. Harusnya tidak hanya dalam kata dan ideologi namun dalam praktek kehidupan sehari-hari.

Sementara itu Prof. Jianhong Ma dari Zhe Jiang University, Cina menyatakan ada hubungan yang signifikan antara sentralitas identitas moral dan perilaku sosial pemimpin. Berdasarkan studi yang telah dilakukan, hasilnya menyatakan orang dengan identitas moral yang lebih terpusat menunjukkan tanggung jawab dan kerjasama yang lebih bagus. Identitas moral dapat meningkatkan perilaku sosial yang ditunjukkan dengan tanggung jawab dan kerjasama.

Ia menyebutkan literatur tradisional Cina yang mengatakan untuk menjadi pemimpin yang baik ada beberapa hal yang bisa disiapkan, misalnya membersihkan diri dan menjaga hubungan harmonis dengan keluarga.

Hadir juga sebagai pembicara Prof. Dr. Hora Tjitra dari Zhe Jiang University yang menyampaikan Lanngam Terobosan Profesional Bisnis Indonesia: Kepemimpinan Merakyat yang Berintegritas dan Dr. Fathul Himam dari Universitas Gajah Mada yang menyampaikan Leadership within Digital World: A New Moral Challenge.

 

 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya