Dompet Dhuafa Tingkatkan Mutu Pendidikan Daerah Terpencil
VIVA – Sebagai bentuk kepedulian terhadap dunia pendidikan di Tanah Air, Sekolah Literasi Indonesia Dompet Dhuafa (SLI DD) telah menuntaskan tugasnya di enam sekolah di Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan.
Tuntasnya tugas ini menandakan berakhirnya masa bakti dua orang pendamping sekolah. Yakni, Forta Oktariansyah dan Rizal Ginanjar Ramadhan yang telah mengemban tanggung jawab selama satu tahun.
Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Sumatera Selatan, Kusworo Nursidik, Lc, mengatakan berakhirnya program LSI di Sumsel bukan berarti Dompet Dhuafa berhenti fokus terhadap dunia pendidikan. Melainkan akan disambung dengan tim tahap kedua yang kini tengah dipersiapkan di LSI Bogor. Program SLI sendiri telah berjalan sejak Februari 2017 dan berakhir Februari 2018.
“SLI adalah salah satu program Dompet Dhuafa Sumsel dalam bidang pendidikan. Dimana program ini adalah bentuk penyaluran dari dana ZIS, tentu bisa berjalan dengan baik jika kita semua bekerjasama untuk melakukan setiap programnya,” jelas Kusworo dalam acara Sosialisasi Hasil dan Penarikan Pendamping SLI DD Sumsel di Kantor Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Dinas Sosial, Kabupaten Ogan Ilir, Selasa, 13 Februari 2018.
Di tahun ke dua pendampingan, menurut Kusworo nantinya bakal ada follow up terhadap enam sekolah dan pendampingan selama satu tahun ke depan. Sementara itu, Kabid TK-SD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ogan Ilir, Hasan Riadi, S. Pd sangat mengapresiasi program SLI karena mampu meningkatkan performa sekolah.
“Enam sekolah yang telah dilakukan pendampingan, kini performa sekolahnya sangat meningkat. Ibaratnya, dulu kita hanya berjalan, tapi berkat program SLI ini kini kita berlari dalam meningkatkan kualitas pendidikan,” ungkap Hasdan.
Hal senada juga disampaikan oleh Kasi Pendidikan Madrasah Kementerian Agama Kabupaten Ogan Ilir, Nelson S. Pd yang mengaku kagum dengan program SLI DD Sumsel. “Saya kaget sekali melihat langkah besar yang dilakukan Dompet Dhuafa Sumsel dalam peningkatan mutu pendidikan. Kalau bisa saya justru men-support seluruh madrasah di Ogan Ilir untuk juga diadakan pendampingan program SLI ini,” jelasnya.
SLI sendiri merupakan model sekolah berbasis masyarakat yang berkonsentrasi pada peningkatan kualitas sistem instruksional. Termasuk di dalamnya, pembelajaran dan pengembangan kultur sekolah dengan kekhasan literasi yang kental yang bertujuan mengembangkan kemandirian sekolah. (Tulisan ini dikirim oleh Pradila Maulia)