Video Analisis Sosiolog tentang Fenomena Crosshijaber
- tvOne
VIVA – Media sosial tengah dihebohkan oleh kelompok crosshijaber, sebutan untuk komunitas pria yang suka memakai busana muslimah seperti gamis, kerudung atau hijab, dan cadar. Identitas kelelakian mereka tak diketahui dengan busana itu karena sekilas menyerupai seorang muslimah.
Crosshijaber berasal dari kata crossdressing, merujuk pada pria yang berpenampilan seperti wanita, menggunakan hijab dan bercadar. Keberadaan mereka menjadi kontroversi karena dianggap menyimpang dan mencoreng citra pengguna hijab.
Menurut para psikolog, motif mereka berperilaku begitu bermacam-macam, di antaranya tak nyaman dengan identitas seksual mereka (transvestisisme), ekspresi diri/hiburan, penyamaran untuk tindakan kriminal, dan lain-lain.
Psikolog Poppy Amalia mengatakan, komunitas itu terbentuk akibat kegelisahan individu-individu yang megalami persoalan-persoalan di waktu lampau, misal tekanan lingkungan, tuntutan keluarga, lemahnya pola asuh figur ayah dan ibu, dan lain-lain.
Gejala crosshijaber, menurut Poppy, memang cenderung baru, tetapi crossdressing sebenarnya sudah lama, bahkan ribuan tahun sebelum Masehi. Di Indonesia pun ada budaya atau tradisi yang memaklumkan pria mengenakan pakaian wanita.
Simak penjelasan lengkap Poppy Amalia tentang gejala crosshijaber dan crossdressing dalam video berikut ini:
>