Wali Atlet Bulu Tangkis Anak Keberatan PB Djarum Dituding Eksploitasi
- ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho/foc.
VIVA – Wali atlet bulu tangkis cilik di Mojokerto, Jawa Timur, keberatan dengan anggapan dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bahwa PB Djarum telah mengeksploitasi anak dalam ajang pencarian bakat atlet muda nasional lewat audisi. Selain juga karena kemauan dari wali maupun anak yang bersangkutan, audisi PB Djarum ini dipandang salah satu ajang besar yang ditunggu-tunggu oleh para atlet muda bulu tangkis untuk mengembangkan bakat mereka sejak usia dini.
Itu sebabnya para wali atlet yang menyekolahkan anak-anak mereka ke klub-klub bulu tangkis keberatan dengan klaim eksploitasi dari KPAI. Mereka menyatakan bahwa belajar, berlatih, serta menekuni bulu tangkis adalah kemauan wali atlet dan anak.
"Audisi bulu tangkis yang digelar oleh PB Djarum jauh dari eksploitasi anak. Ajang ini sangat ditunggu-tunggu oleh wali atlet dan anaknya untuk menyalurkan dan mengembangkan bakat atlet sejak usia dinia," ujar Sutomo, seorang wali atlet.
Maka, sejak adanya anggapan eksploitasi anak oleh KPAI dalam audisi bulu tangkis oleh PB Djarum, baik wali atlet dan anaknya khawatir bahwa ajang besar pencarian bakat ini benar-benar bakal dihentikan.
Senada dengan wali atlet, pelatih klub bulu tangkis di Mojokerto juga mengaku heran dengan anggapan eksploitasi anak oleh KPAI. Padahal selama ini PB Djarum telah melahirkan banyak talenta berbakat yang mengharumkan nama bangsa Indonesia di kancah internasional.
Dengan adanya audisi PB Djarum yang digelar setiap tahun dipandang bisa menumbuhkan semangat dari para atlet bulu tangkis untuk terus berprestasi. Namun, jika PB Djarum benar-benar tidak lagi gelar audisi pada 2020, dikhawatirkan tidak ada lagi bakat muda bulu tangkis Indonesia.
Sementara itu, untuk menghindari polemik berkepanjangan dan demi prestasi bulu tangkis yang selama ini jadi salah satu cabang olah raga pendulang medali, diharapkan antara KPAI dan PB Djarum bisa duduk bersama mencari solusi terbaik untuk kemajuan bulu tangkis Indonesia.
Laporan: Ika Nurulla / tvOne Mojokerto, Jawa Timur