Klarifikasi Mandiri Utama Finance Soal Oknum Debt Collector yang Menggedor-gedor Mobil Wanita di Semarang
- Dok. MUF
Jakarta, VIVA – Insiden debt collector yang menggedor-gedor mobil seorang wanita di Semarang menjadi sorotan publik setelah videonya viral di media sosial.
Menanggapi pemberitaan yang berkembang, PT Mandiri Utama Finance (MUF) memberikan klarifikasi dan hak jawab terkait kejadian tersebut.
MUF Minta Maaf dan Jelaskan Prosedur
Dalam pernyataan resminya, MUF menyampaikan permohonan maaf kepada pemilik kendaraan atas ketidaknyamanan yang terjadi. Perusahaan menyatakan bahwa tim yang terlibat dalam insiden tersebut merupakan bagian dari tim eksternal collection yang bekerja sama dengan MUF.
"Kami menyayangkan kejadian tersebut dan memahami respons masyarakat. MUF telah memenuhi kepatuhan dari regulator dengan bekerja sama dengan pihak ketiga yang tersertifikasi Sertifikasi Profesi Penagihan Indonesia (SPPI) sebagaimana dipersyaratkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," demikian pernyataan resmi MUF yang diterima VIVA.co.id, Rabu 26 Maret 2025.
Viral Debt Collector Gedor-gedor Mobil Wanita yang Dibeli Cash
- TikTok @sayangku____
MUF menjelaskan bahwa pemeriksaan kendaraan dilakukan sebagai bagian dari prosedur verifikasi terhadap unit yang diduga bermasalah, mengingat maraknya kasus debitur gagal bayar yang mengganti pelat nomor kendaraan untuk menghindari kewajiban pembayaran.
Dalam keterangannya, Corporate Secretary & Legal Division Head PT MUF, Elisabeth Lidya Sirait menegaskan bahwa tim eksternal collection telah menjalankan prosedur pemeriksaan dengan sopan dan meminta izin sebelum melakukan pengecekan nomor rangka dan nomor mesin.
“Setelah dilakukan pemeriksaan, kendaraan tersebut terbukti menggunakan pelat nomor asli dan bukan unit kendaraan kredit bermasalah. Atas temuan tersebut, tim external collection telah menyampaikan permintaan maaf secara langsung kepada pemilik unit kendaraan di lokasi, sebagaimana terlihat dalam video yang beredar,” jelas Elisabeth
MUF Akan Evaluasi Tim Eksternal Collection
Untuk mencegah kejadian serupa terulang, MUF sedang melakukan evaluasi terhadap kinerja perusahaan eksternal yang bekerja sama dengan mereka.
“Saat ini, MUF sedang melakukan identifikasi masalah dan akan mengevaluasi kinerja perusahaan external collection yang bekerja sama dengan kami, guna memastikan bahwa seluruh proses penagihan dan verifikasi kendaraan dilakukan secara lebih profesional, sesuai aturan yang berlaku, serta tetap mengedepankan etika dalam berinteraksi dengan masyarakat,” beber Elisabeth.
Sebagai perusahaan yang berizin dan diawasi oleh OJK, MUF berjanji akan terus meningkatkan standar operasionalnya agar tetap mematuhi regulasi yang ada serta mengedepankan etika dalam berinteraksi dengan masyarakat.
“MUF berupaya secara optimal untuk memastikan operasional penagihan berjalan sesuai dengan regulasi yang ada,” tutup Elisabeth.
Debt Collector Diduga Tuduh Pemilik Mobil Gunakan Pelat Palsu
Sebelumnya diberitakan Insiden ini bermula ketika seorang wanita yang hendak keluar dari basement The Park Semarang, tiba-tiba dihadang oleh sekelompok debt collector. Mereka mengaku berasal dari MUF dan menuduh bahwa mobil yang dikendarai wanita tersebut menggunakan pelat nomor palsu.
Meski pemilik mobil sudah menjelaskan bahwa kendaraannya dibeli secara tunai dan memiliki dokumen resmi seperti STNK serta BPKB, para debt collector tetap bersikeras ingin memverifikasi kendaraan.
Dalam video yang diunggah akun TikTok @sayangku_, terlihat seorang debt collector mengetuk kaca mobil dengan keras dan meminta pemilik mobil untuk keluar. Namun, wanita tersebut menolak karena merasa tidak memiliki urusan dengan pihak leasing, apalagi ia sedang bersama anak kecil.
"Aku nyalain klakson untuk menarik perhatian pengunjung lain dan security karena mereka minta aku keluar buat ngobrol. Tapi aku takut dihipnotis atau apa. Jadi aku milih nunggu security," tulis pemilik mobil dalam unggahannya.
Setelah adu mulut yang berlangsung cukup lama, pihak keamanan mal akhirnya turun tangan untuk menengahi. Pemeriksaan dilakukan dengan mengecek nomor rangka dan nomor mesin kendaraan. Hasilnya, terbukti bahwa mobil tersebut tidak bermasalah.
Menyadari kesalahan mereka, para debt collector akhirnya meminta maaf kepada pemilik mobil. Namun, wanita tersebut tetap merasa dirugikan dan menyatakan bahwa anaknya mengalami trauma akibat kejadian itu.