Gubernur Sumsel Murka, Konten Willie Salim Soal 200 Kg Rendang Hilang Dinilai Mempermalukan Warga Palembang
- VIVA/Sadam Maulana
Palembang, VIVA – Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru, mengungkapkan kemarahannya terhadap konten yang dibuat oleh kreator digital Willie Salim terkait insiden rendang seberat 200 kg yang habis dalam hitungan menit.
Herman Deru menilai konten tersebut telah mempermalukan nama baik Palembang dan sengaja dibuat untuk meraup keuntungan pribadi.
“Kemarin ada orang yang membuat konten itu, saya sangat marah soal konten rendang itu, memang itu disengaja agar orang rebutan, setelah itu kita dihujatnya,” ujar Herman Deru di Palembang, Minggu 23 Maret 2025.
Menurutnya, seorang kreator konten seharusnya membantu mengangkat citra baik suatu daerah, bukan malah merusaknya. Terlebih, Willie sebelumnya mendapat sambutan baik dari warga Palembang.
“Saya tidak rela nama Palembang dirusak hanya karena konten daging sepanci. Terlalu terhormat orang Sumatera Selatan, khususnya Palembang hanya karena daging sepanci,” tegasnya.
Herman Deru juga membenarkan bahwa memang terjadi rebutan pengambilan rendang, namun menurutnya hal tersebut telah dipancing agar konten yang dibuat lebih viral.
“Aku tidak akan menyalahkan sedulur kita yang mengambil. Memang (sengaja) dipancing,” ungkapnya.
Rendang 200 Kg Willie Salim Lenyap dalam 15 Menit
Willie Salim
- Istimewa
Peristiwa ini bermula saat Willie Salim menggelar aksi sosial dengan memasak rendang dalam jumlah besar di pinggir jalan dekat Jembatan Ampera, Palembang. Ribuan warga antusias menyaksikan proses memasak rendang seberat 200 kg yang dilakukan dalam kuali raksasa.
Namun, hingga pukul 19.00 WIB, rendang tersebut belum matang sepenuhnya. Willie yang merasa lapar memutuskan untuk beristirahat sejenak di mobilnya. Saat kembali, ia terkejut mendapati rendang yang belum matang itu telah habis diserbu warga dalam waktu hanya 15 menit.
“Ini pertama dalam sejarah, belum dimasak tapi tiba-tiba lenyap, 200 kilo lenyap,” ujar Willie dalam siaran langsung di TikTok pada Rabu 19 Maret 2025.
Kontroversi ini semakin memanas setelah Willie Salim resmi dilaporkan ke Polda Sumatera Selatan pada Senin 24 Maret 2025 oleh tiga orang. Dua di antaranya merupakan advokat bernama Ryan Gumay dan Agung Wijaya, sementara pelapor ketiga adalah kreator konten asal Palembang, Rendy Aditya atau yang dikenal dengan nama Rondoot.
Para pelapor menilai bahwa aksi Willie Salim telah menciptakan kegaduhan dan mencoreng citra Palembang. Mereka berpendapat bahwa tindakan tersebut tidak hanya berdampak pada persepsi publik, tetapi juga berpotensi memicu kesalahpahaman di kalangan masyarakat.