Timnas Indonesia Digilas Australia, Pak Muh: Kualat Sama Shin Tae-yong!
- Istimewa
Jakarta, VIVA – Timnas Indonesia harus menelan pil pahit setelah dihajar Australia dengan skor telak 1-5 dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Bertanding di Sydney Stadium pada Kamis, 20 Maret 2025, skuad Garuda tak mampu berbuat banyak menghadapi dominasi tuan rumah.
Hasil buruk ini sontak mengejutkan jutaan suporter Garuda, termasuk Pak Muh, ayah dari influencer Fadil Jaidi.
Skuad Timnas Indonesia di matchday 7 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- AP Photo/Mark Baker
Dalam sebuah video yang diunggah akun X @ratuisnotfound, Pak Muh menilai kekalahan telak ini sebagai "kutukan" akibat keputusan PSSI mengganti Shin Tae-yong dengan Patrick Kluivert.
"Kualat sama Shin Tae-yong ini mah," ujar Pak Muh dengan ekspresi kecewa.
Pak Muh juga menegaskan bahwa sejak berada di bawah asuhan Shin Tae-yong, Timnas Indonesia belum pernah bermain seburuk ini.
"Garuda-ku gak pernah main jelek kayak begini," katanya.
Suporter Indonesia Teriakkan Nama Shin Tae-yong
Bukan hanya Pak Muh, ribuan suporter Timnas Indonesia juga tampak menyesalkan keputusan PSSI mengganti Shin Tae-yong.
Dalam video yang dibagikan akun Instagram @timnasloversofficial, para pendukung yang hadir di Sydney Stadium meneriakkan nama mantan pelatih asal Korea Selatan tersebut sebagai bentuk protes atas performa buruk skuad Garuda.
Suporter merasa bahwa di bawah asuhan Shin Tae-yong, Timnas Indonesia mengalami perkembangan pesat, bahkan sukses melaju hingga putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 dan menembus babak 16 besar Piala Asia 2023.
Nama Shin Tae-yong Bergema di Sydney Stadium usai Timnas Indonesia Dibantai
- Istimewa
"Shin Tae-yong! Shin Tae-yong! Shin Tae-yong!" teriak para suporter di stadion.
Terlepas dari itu, Dengan masih tersisa tiga pertandingan di fase kualifikasi, Timnas Indonesia harus segera bangkit untuk menjaga asa lolos ke Piala Dunia 2026. Namun, tekanan besar dari para penggemar dan ekspektasi tinggi terhadap performa skuad Garuda menjadi tantangan tersendiri bagi Patrick Kluivert dan timnya.