Rumah Terendam Banjir, Wali Kota Bekasi Ngungsi ke Hotel Mewah: Segini Harga per Malamnya
- Istimewa
Bekasi, VIVA – Banjir besar yang melanda Kota Bekasi tidak hanya berdampak pada warga, tetapi juga merendam rumah Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto yang berlokasi di Perumahan Kemang Pratama, Rawalumbu.
Namun, yang menjadi sorotan publik adalah keputusan Tri Adhianto dan keluarganya yang memilih mengungsi ke hotel mewah, bukan ke tenda pengungsian seperti warga lainnya.
Hal tersebut diketahui VIVA dari unggahan video akun Instagram @pembasmi.kehaluan.reall pada Rabu, 5 Maret 2025 siang. Dalam video itu terlihat rombongan Tri Adhianto beserta keluarganya sedang mengungsi ke Horison Ultima Bekasi.
Video Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, dan keluarga ngungsi ke hotel saat banjir
- Instagram/@pembasmi.kehaluan.reall.
"Wali kota kita rumahnya kebanjiran guys, jadi nginepnya di Horison," ucap perempuan perekam video.
Video ini sontak menarik perhatian publik dan mengundang banyak komentar dari warganet yang menyoroti keputusan sang wali kota untuk mengungsi ke hotel alih-alih bersama warga di tenda pengungsian.
“Harusnya semua warga bekasi juga diajak ngungsi ke hotel,” komentar salah seorang warganet.
“Sementara yg pilih beliau sedang tidur di tenda darurat,” timpal warganet.
Berapa Harga Menginap di Hotel Horison?
Hotel Horison Ultima Bekasi merupakan salah satu hotel bintang empat yang cukup terkenal di Kota Patriot. Berdasarkan informasi dari situs resmi hotel, berikut adalah kisaran harga kamar per malam di Hotel Horison Bekasi:
- Deluxe Twin: Rp1.000.000 – Rp650.000 per malam.
- Deluxe Double: Rp1.100.000 – Rp690.000 per malam.
- Deluxe Hollywood: Rp1.200.000 – Rp775.000 per malam.
- Business Suite Double: Rp1.600.000 – Rp1.200.000 per malam.
- Executive Suite: Rp1.400.000 per malam.
- Horison Suite Double: Rp3.675.000 per malam.
Harga di atas dapat berubah tergantung pada fasilitas yang dipilih serta periode menginap.
Menko PMK: Pengelolaan Sampah Minimalisir Resiko Bencana dan Kesehatan
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Pratikno mengatakan perlunya pengelolaan sampah untuk mencegah resiko yang berpotensi muncul.
