Profil Sukatani, Band Asal Purbalingga yang Viral Gegara Lirik 'Bayar Polisi'

Grup musik punk asal Purbalingga, Sukatani
Sumber :
  • Instagram/sukatani.band

Purbalingga, VIVA – Grup musik, Sukatani, secara terbuka menyampaikan permohonan maaf kepada institusi Polri terkait lagu mereka yang berjudul Bayar Bayar Bayar.

Prabowo Perintahkan TNI-Polri Turun Tangan Sikat Ormas yang Hambat Investasi

Permintaan maaf ini disampaikan melalui akun Instagram @sukatani.band setelah lagu tersebut viral di media sosial karena mengandung lirik yang dianggap menyinggung institusi kepolisian.

Personel Sukatani, Syifa Al Lufti yang dikenal dengan nama panggung Alectroguy, serta Novi Citra atau Twister Angel, menyatakan penyesalan mereka atas dampak yang ditimbulkan oleh lagu tersebut. Permintaan maaf tersebut diunggah pada Kamis, 20 Februari 2024.

Kapolri: Peningkatan Arus Mudik Tahun Ini Cukup Tinggi

Grup musik punk asal Purbalingga, Sukatani

Photo :
  • Instagram/dugtrax

"Kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada Bapak Kapolri (Jenderal Listyo Sigit Prabowo) dan institusi Polri atas lagu ciptaan kami yang berjudul Bayar Bayar Bayar yang mengandung lirik ‘bayar polisi’,” ujar Alectroguy.

Gebrakan Kasus Viral TNI dan Polri di Awal 2025

“Kami telah mencabut dan menarik lagu Bayar Bayar Bayar dari semua platform digital. Sekali lagi, kami memohon maaf atas lirik dalam lagu tersebut,” lanjutnya.

Profil Sukatani

Sukatani adalah band post-punk asal Purbalingga, Jawa Tengah, yang dikenal dengan ciri khas uniknya, yaitu tampil dengan mengenakan topeng sebagai simbol identitas dan misteri. Musik mereka memadukan unsur gothic rock, new wave, dan synth-pop, menciptakan suara yang khas dan digemari oleh banyak penggemar.

Selain musikalitas yang kuat, Sukatani juga dikenal karena lirik-lirik yang mengandung pesan sosial serta memperkenalkan budaya dan dialek Banyumasan dalam setiap karyanya. Hal ini menjadi salah satu daya tarik utama mereka, mengingat tidak banyak band yang mengangkat elemen budaya lokal dalam musik post-punk.

Tradisi Unik: Membagikan Sayuran di Konser

Salah satu tradisi paling menarik dari Sukatani adalah kebiasaan mereka membagikan sayuran kepada para penonton di setiap konsernya. Tindakan ini bukan sekadar gimmick. Melalui aksi ini, mereka ingin menyampaikan kepedulian terhadap isu-isu lingkungan, kesehatan, dan keberlanjutan.

Dengan membagikan sayuran, Sukatani berharap dapat mengedukasi penggemar dan masyarakat luas mengenai pentingnya konsumsi pangan lokal serta gaya hidup yang lebih ramah lingkungan. Ini adalah bagian dari misi mereka untuk menginspirasi perubahan sosial melalui seni dan musik.

Band Sukatani

Photo :
  • IG @sukatani.band

Sukatani bukan hanya sekadar band, melainkan sebuah gerakan yang mengajak pendengarnya untuk lebih peduli terhadap isu-isu sosial, pelestarian budaya lokal, serta kelestarian lingkungan. Dalam setiap pertunjukan, mereka menciptakan ruang untuk berdialog, berbagi, dan menggerakkan kesadaran kolektif menuju dunia yang lebih baik.

Lewat musik dan pesan-pesan yang mereka sampaikan, Sukatani membuktikan bahwa seni bisa menjadi alat perubahan sosial yang kuat. Mereka menggabungkan seni dan aktivisme dalam satu kesatuan, menjadikan setiap konser sebagai pengalaman yang tidak hanya menghibur, tetapi juga menginspirasi.

Lirik lagu Bayar Bayar Bayar dari Band Sukatani

Mau bikin SIM, bayar polisi
Ketilang di jalan, bayar polisi
Touring motor gede, bayar polisi
Angkot mau ngetem, bayar polisi
Aduh, aduh, ku tak punya uang
Untuk bisa bayar polisi

Mau bikin gigs, bayar polisi
Lapor barang hilang, bayar polisi
Masuk ke penjara, bayar polisi
Keluar penjara, bayar polisi
Aduh, aduh, ku tak punya uang
Untuk bisa bayar polisi

Mau korupsi, bayar polisi
Mau gusur rumah, bayar polisi
Mau babat hutan, bayar polisi
Mau jadi polisi, bayar polisi
Aduh, aduh, ku tak punya uang
Untuk bisa bayar polisi

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya