Kades Ciamis Pilih Balik Jadi TKI di Jepang Demi Gaji Fantastis, Netizen: Dia Memilih Kerja Halal Daripada Korupsi
- Freepik/mrsiraphol
Ciamis, VIVA – Menjadi kepala desa (Kades) adalah posisi yang diidamkan banyak orang karena dianggap memiliki pengaruh dan prestise di masyarakat. Namun, berbeda dengan Dodi Romdani, Kepala Desa Sukamulya, Kecamatan Purwadadi, Ciamis.
Bukannya mempertahankan jabatan tersebut, ia justru memilih untuk mundur dan kembali menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) di Jepang. Keputusannya ini diambil bukan tanpa alasan, gaji yang ia terima di Jepang disebut-sebut 10 kali lebih besar dibandingkan pendapatannya sebagai kepala desa.
Ilustrasi foto Nakano Broadway di Jepang.
Menurut Kabag Hukum Sekretariat Daerah Pemkab Ciamis, Deden Nurhadana, Dodi memang telah mengajukan pengunduran diri secara resmi dan mengikuti prosedur yang berlaku, seperti keterangan yang dilansir dari Instagram @pandemictalks pada Jumat, 14 Februari 2025.
Sebelum menjadi kepala desa, Dodi sudah pernah bekerja di Jepang, dan ketika mendapatkan kesempatan lagi, ia tak ragu untuk kembali. Meski dalam surat pengunduran dirinya ia hanya mencantumkan alasan "berhalangan", keputusan tersebut tak lepas dari pertimbangan ekonomi yang lebih menjanjikan di negeri sakura.
Dodi telah menjalani masa jabatan sebagai kepala desa selama hampir enam tahun dari total delapan tahun yang seharusnya. Dengan pengunduran dirinya, Pemerintah Kabupaten Ciamis segera menunjuk pengganti melalui mekanisme pergantian antar waktu (PAW) untuk memastikan roda pemerintahan desa tetap berjalan.
Fenomena ini menjadi sorotan karena mencerminkan realitas yang dihadapi banyak pekerja di Indonesia. Gaji yang lebih besar dan kesejahteraan yang lebih baik di luar negeri masih menjadi daya tarik utama bagi tenaga kerja Indonesia.
“Keren banget, disaat kades lain KORUPSI beliau memilih bekerja keras ninggalin negara gagal ini.”
“Keren bgt.. dy memilih kerja halal dr pd korupsi..”
“Daripada makan duit rakyat…
Semoga di Jepang berkah barokah pak.”
“Kurang visioner apa rezim skrg bisa membuat seorang pns yang notabene safe and sound memilih untuk berkarir ke luar negeri, menyala rezimku.”