Brad Pitt Asli Tanggapi Kasus Penipuan Cinta Berbasis AI yang Memanfaatkan Wajah dan Namanya
Jakarta, VIVA – Kasus penipuan kembali menghebohkan publik setelah seorang wanita Prancis berusia 53 tahun ditipu hingga kehilangan uang sebesar €850.000 atau sekitar Rp13 miliar.
Penipuan ini dilakukan oleh kelompok penjahat yang menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk berpura-pura menjadi aktor Hollywood terkenal, Brad Pitt.
Wanita Ini Kena Tipu Brad Pitt Palsu, Rugi Rp13 Miliar hingga Kehilangan Suami
- Tangkapan Layar X
Menurut laporan, wanita tersebut percaya bahwa ia sedang menjalin hubungan cinta dengan Brad Pitt setelah keduanya bertukar pesan selama satu setengah tahun.
Dalam pesan-pesan itu, sosok palsu ini merayunya dengan kata-kata manis, bahkan melamar untuk menikah. Wanita tersebut benar-benar yakin bahwa hubungannya nyata, meskipun keluarganya sudah memperingatkan bahwa ia mungkin sedang ditipu.
Awalnya, penipu meminta uang untuk membayar bea cukai atas tas tangan mewah yang katanya akan dikirimkan kepada wanita itu. Setelah itu, mereka mengarang cerita bahwa “Brad Pitt” membutuhkan uang untuk pengobatan kanker ginjal.
Penipu bahkan mengirimkan foto palsu yang menunjukkan aktor tersebut sedang terbaring di ranjang rumah sakit hingga membuat wanita tersebut semakin percaya.
Penipuan ini baru ia ketahui pada musim panas 2024 ketika wanita itu melihat berita bahwa Brad Pitt yang asli tengah menikmati waktu bersama pasangannya, Inès de Ramon. Fakta ini menghancurkan keyakinannya dan membuatnya sadar bahwa ia telah ditipu.
Dalam wawancara dengan stasiun televisi Prancis TF1, wanita tersebut mengaku awalnya merasa curiga tetapi terjebak karena cara komunikasi si penipu sangat meyakinkan.
"Hanya sedikit pria yang bisa menulis kata-kata seindah itu, Dia tahu cara berbicara dengan wanita. Saya benar-benar tercengang karena kita sedang membicarakan Brad Pitt di sini,” katanya.
Setelah cerita ini menjadi berita utama, juru bicara Brad Pitt memberikan pernyataan resmi.
"Sangat mengerikan bahwa ada orang yang memanfaatkan hubungan emosional antara penggemar dan selebriti untuk tujuan jahat. Ini menjadi pengingat penting agar tidak merespons pesan daring yang tidak diminta, terutama jika itu berasal dari seseorang yang tidak aktif di media sosial,” jelasnya, dilansir dari The Independent.
