Briptu Yuli Setiabudi Viral Lagi, Tantang Warga Ditembak Lewat Sayembara

Briptu Yuli Setiabudi
Sumber :
  • Istimewa

Palu, VIVA – Briptu Yuli Setiabudi, anggota polisi yang sebelumnya viral, kini kembali menjadi perbincangan publik setelah menggelar sayembara tembak warga.

Propam Polri Gelar Sidang Etik 1 Polisi Terduga Pelaku Pemerasan Penonton DWP Hari Ini

Sayembara ini bermula dari balasan Briptu Yuli terhadap pernyataan seorang netizen yang menyebut bahwa "polisi menembak kaki berarti pelaku ditembak dulu baru ditangkap, karena mustahil menembak kaki pelaku saat pelaku berlari."

Menanggapi hal ini, Briptu Yuli merasa tak terima karena profesinya sebagai polisi disorot negatif, sehingga ia membalas dengan membuat tantangan berupa sayembara.

Pasutri di Malang Ditangkap Polisi Gara-gara Siaran Langsung Pornografi

Dalam video yang diunggah di akun TikTok @setyabudi.real, Briptu Yuli mengundang orang untuk datang kepadanya di Palu dan mengajukan tantangan.

"Kebetulan saya masih polisi. Atau kita buat challenge saja, kita janjian, kamu ke Palu atau ke alamatku, nanti kamu lari saya tembak kena kaki atau tidak. Bagaimana? nanti kita kasih hadiah siapa yang menang," ujar Briptu Yuli.

Sidang Etik Kasus Pemerasan Penonton DWP, Brigadir Dwi dan Bripka Ready Didemosi 5 Tahun

Dalam video berbeda, Yuli menambahkan bahwa sayembara yang ia buat karena kecintaannya terhadap tantangan.

"Saya tuh kenapa suka challenge orang? Jadi, saya tuh orangnya itu guys suka dengan tantangan," ungkapnya.

Kembali viralnya Yuli ini mengingatkan pada peristiwa Mei 2024, saat dirinya juga menjadi sorotan publik setelah mengkritik kebijakan Polri. Akibat kritik tersebut, ia dijatuhi sanksi demosi dan dipindahkan dari Polsek Kulawi, Polres Sigi, ke Polda Sulawesi Tengah.

Kritiknya saat itu terkait dengan konten yang mengimbau masyarakat untuk tidak menggunakan mobil bodong dan keluhan mengenai pemotongan anggaran Operasi Lilin Tinombala 2023.

Aksi terbaru Briptu Yuli ini kembali memicu beragam reaksi di masyarakat, dengan banyak pihak menilai bahwa sayembara tersebut berpotensi menimbulkan kontroversi lebih lanjut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya