Buntut Hina Penjual Es Teh, Status Gelar Gus Miftah Dibongkar Keturunan ke-8 Kiai Ageng Hasan Besari
- Ist
Jakarta, VIVA – Nama Gus Miftah belakangan ini menjadi perbincangan hangat di kalangan publik. Tidak hanya gaya ceramahnya yang kerap menuai kritik, melainkan juga statusnya sebagai seorang Gus yang ternyata dipertanyakan kebenarannya.
Gelar Gus yang selama ini melekat pada Miftah Maulana Habiburrahman ternyata menuai kontroversi. Padahal, gelar Gus umumnya diberikan kepada keturunan langsung dari seorang kiai atau pendiri pondok pesantren.
Miftah sendiri sebelumnya mengaku sebagai keturunan Kiai Ageng Hasan Besari, pendiri Pesantren Tegalsari di Ponorogo, Jawa Timur.
Namun, klaim tersebut dibantah oleh Raden Kunto Pramono, keturunan kedelapan Kiai Ageng Hasan Besari. Menurutnya, nama Miftah Maulana Habiburrahman tidak tercatat dalam daftar nasab atau silsilah keluarga.
"Setelah saya cek, tidak ada nama Miftah Maulana Habiburrahman dalam daftar nasab Kiai Ageng Muhammad Besari," kata Raden Kunto Pramono, keturunan kedelapan Kiai Ageng Hasan Besari.
Selain kontroversi soal gelar Gus, pernyataan Miftah dalam acara Kick Andy juga menjadi sorotan. Ia mengaku bahwa baginya, berdakwah bukanlah sebuah profesi.
"Kita nggak punya pekerjaan karena bagi saya dakwah itu bukan profesi. Tapi karena saya punya pesantren, orang manggil saya ustaz, manggil saya kiai," tutur Gus Miftah.
Andy F. Noya pun tidak yakin dengan sebutan kiai yang disematkan untuk Miftah. Namun, pendakwah itu justru berkelakar bahwa dia merupakan seorang kiai dengan penampilan atletis, tapi berhati lembut.
Awalnya, Andy F. Noya tidak begitu mempercayai sebutan Kia yang melekat pada Miftah. Namun, pria berkelahiran Lampung itu malah mengatakan bahwa ia adalah seorang Kiai berhati lembut.
"Saya mengatakan dakwah itu bukan sebuah profesi, tapi apa pun profesinya harus berdakwah," imbuh Miftah Maulana.
Awal kontroversi ini terjadi ketika video viral memperlihatkan Miftah menghina seorang penjual es teh. Perilaku ini menuai kecaman dari berbagai kalangan dan akhirnya berujung pada pengunduran dirinya dari jabatan Utusan Khusus Presiden Bidang Keagamaan.