Kisah Mualaf Diego Michiels, Pemain Naturalisasi yang Kritik Timnas Indonesia
- Instagram/Diego Michiels
Jakarta, VIVA – Eks pemain Timnas Indonesia, Diego Michiels, kembali menjadi sorotan publik setelah melontarkan komentar kontroversial mengenai prestasi Timnas Indonesia.
Pernyataan sarkastiknya di media sosial yang merendahkan kemenangan Garuda atas Arab Saudi dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026, memantik kemarahan para penggemar sepak bola Tanah Air.
"Baru menang sekali udah kayak juara piala dunia," tulis Diego Michiels, dikutip Senin, 25 Novembe 2024.Â
Lantas siapa sebenarnya Diego Michiels?
Diego Muhammad bin Robbie Michiels, atau yang lebih dikenal dengan nama Diego Michiels, adalah seorang pemain sepak bola profesional yang lahir di Deventer, Belanda, pada 8 Agustus 1990. Setelah dinaturalisasi, ia bergabung dengan Timnas Indonesia dan sempat menjadi andalan di lini belakang.
Karir sepak bola Diego di Indonesia dimulai pada tahun 2011 ketika ia bergabung dengan Pelita Jaya. Sejak saat itu, ia telah malang melintang di berbagai klub papan atas Indonesia seperti Persija Jakarta, Sriwijaya FC, Mitra Kukar, Arema FC, dan saat ini bermain untuk Borneo FC.
Disadur dari transfermarkt, Diego Michiels telah bermain sebanyak 140 pertandingan dan sejauh ini telah mencetak empat gol dan empat assist di semua kompetisi.
Di balik kontroversi yang tengah membelitnya, terdapat kisah menarik tentang perjalanan spiritual Diego Michiels. Pemain yang memiliki darah Indonesia dari sang ayah ini ternyata telah memeluk agama Islam atau mualaf sejak tahun 2013.
Keputusan Diego untuk menjadi seorang Muslim diambil saat ia tengah menjalani masa sulit akibat masalah hukum. Di dalam penjara, ia banyak membaca buku-buku tentang Islam dan merasa tertarik dengan ajaran agama tersebut. Akhirnya, ia mengucapkan dua kalimat syahadat di sebuah masjid dekat pengadilan.
"Saya tidak tahu kenapa saya mau masuk Islam, saya tidak bisa jelaskan rasanya. Tapi saat itu saya niat mau masuk Islam. Mungkin ini yang baik buat saya juga saat masuk Islam," ujar Diego.
"Setelah mualaf saya jadi kalem, nyaman, saya tidak bisa menjelaskan bagaimana rasanya. Tapi saya jadi tenang, hidup jadi santai," sambungnya.