Ormas Razia Rumah Makan Padang Harus Orang Minang, Netizen: Nasi Kucing Bukan Pedagangnya Kucing

Viral Razia Rumah Makan Padang di Cirebon Harus Orang Minang
Sumber :
  • X @tagarabak

Cirebon,, VIVA – Fenomena viral di media sosial, pemilik Rumah Makan Padang dirazia harus asli orang Minang yang kemudian tengah menjadi perbincangan hangat di media sosial.

Ayah Kandung Muncul Usai 20 Tahun Berpisah, Kisah Natasha Wilona Pernah Hidup Susah dan Tinggal di Gubuk Jadi Sorotan

Dalam video yang diunggah ke media sosial X (dikenal Twitter) Robert Davis Chaniago, tampak sekelompok orang yang diduga dari ormas Minang melakukan razia terhadap Rumah Makan Padang yang berlokasi di Cirebon.

"Kepemilikan RM Padang oleh non Padang harus ditertibkan!!!!  Pelecehan terhadap RM Padang,: tulis keterangan dari akun X  Robert Davis Chaniago.

Gemas, Anak Ini Dijemput Anjing Peliharaannya Setiap Pulang Sekolah Jadi Viral di Media Sosial

Berdasarkan informasi yang dikutip dari unggahan Ketua Persatuan Rumah Makan Padang Cirebon (PRMPC), Eriyanto, razia-razia Rumah Makan Padang harus orang Minang ini bermula dari pedagang asal Yogyakarta dan Tegal yang membuka usaha RM Padang di Cirebon tapi dengan harga yang murah.

"Assalamualaikum, maaf yang sebesar-besarnya saudara, ada alasan di balik ini semua. Sudah ada 20 rumah makan murah meriah berdiri di kota dan kabupaten Cirebon, dengan harga yang sangat terjangkau, saudara. Kira-kira, semuanya mendapatkan penghasilan yang layak, dan usaha ini dikelola oleh orang-orang dari Jogja dengan harga Rp 8.000 dan Rp 9.000,"  Ketua PRMPC, Eriyanto dalam bahasa Minang.

Keseruan di Perayaan Hari Guru

"Jika kita tidak bersatu dalam kuliner masakan Padang, apa yang bisa kita dapatkan untuk saudara-saudara kita yang ada di sini? Tujuan kami di kota Cirebon adalah untuk kebaikan bersama," tambahnya.

Ia pun mengaku tak melarang siapapun membuat nasi Padang, justru senang kalau ada orang lain yang ingin memperkenalkan ciri khas Padang dan tidak juga melarang memakai hak paten masakan Padang.

Akan tetapi ia tidak ingin dengan hadirnya pemilik asal Jogja yang memberikan tarif murah dapat mematikan usaha mereka yang asli dari Minang dan sudah lama berdiri.

"Mungkin ada pro dan kontra, itu hal yang biasa. Sekali lagi, saya selaku pengurus persatuan rumah makan di kota Cirebon menyampaikan bahwa tujuan ini untuk kebaikan bersama, saudara," tutup Eriyanto.

Dari razia itu, ormas tersebut kemudian menghapus label “Masakan Padang” di tempat usaha bagi bukan orang Minang yang menjual masalakan Padang dengan harga murah

Kebijakan tersebut tentu memicu berbagai reaksi dari netizen, beberapa netizen mendukung harga masakan Padang yang murah.

"Lucu sekali, hari ini kita memperingati hari sumpah pemuda. 96 tahun lalu, para pemuda ikrar berbangsa satu bangsa Indonesia. Lha ini ada sekumpulan orang ga jelas yang ngeklaim masakan suku nya hanya boleh dibuat oleh suku nya sendiri. What a downgrade," tulis akun @DipoNiarto.

"Sudahlah, ga usah razia razia lagilah yang jualan nasi padang orang minang apa bukan. Ga semua orang minang jualan nasi, ada yang jualan bakso, mie ayam, pecel lele dan makanan etnis lain. Kalo mereka razia juga kalian mau apa? Sama sama ga bisa cari rezeki kan?," tambah komentar @rocky5harbes.

"Kalau ada RM Padang serba 10 ribu dan enak, ini tentunya akan menguntungkan konsumen. Cuma konsumen kan sudah mengukur pula bahwa kalau harganya 10 ribu, tentu ada value yang dikurangi. Entah bumbunya, berasnya, atau servicenya," kata komentar @StMarouf.

"Nasi kucing yang jual bukan kucing," kelakar komentar dari @darmawanski

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya