Tidak Pernah Terbayang, Anak Petani Kini Jadi Pilot Jet Tempur F-16 TNI AU

Marsekal Pertama (Marsma) TNI, Wastum
Sumber :
  • YouTube/Andika Perkasa

Jakarta, VIVA – Staf Khusus Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Pertama (Marsma) TNI, Wastum membagikan kisah masa lalunya yang jarang diketahui orang.

Ukir Prestasi Luar Biasa, Dua Perwira TNI AU Selesaikan Pendidikan di Amerika Serikat

Kisah tersebut dibagikan Wastum melalui YouTube Jenderal Andika Perkasa saat ia masih menjabat Komandan Komando Sektor III Koopsud III pada 7 Juli 2022 silam.

Jenderal bintang 1 asal Desa Ujunggebang, Susukan, Cirebon, Jawa Barat ini mengatakan, sebagai anak petani tidak pernah terbayang bisa menerbangkan jet tempur milik TNI AU.

12 Perwira TNI AU Raih Promosi, Pangkat Kolonel Pecah Bintang

Marsekal Pertama (Marsma) TNI, Wastum

Photo :
  • YouTube/Andika Perkasa

“Saya sejak kecil memang cita-cita ingin jadi tentara, tapi tidak tahu tentara apa. Tentara itu bagi orang kampung adalah sosok idaman,” ungkap Marsma Wastum seperti dilihat Kamis, 24 Oktober 2024.

Pj Gubernur Jakarta Akan Libatkan TNI AU untuk Kirim Bantuan Logistik ke Kepulauan Seribu

“Pertama (saat mendaftar) saya memilih TNI Angkatan Darat, tapi dari hasil psikotes saya, saya cocok menjadi TNI Angkatan Udara. Bagi saya masuk kemanapun sama, karena cita-cita saya jadi tentara,” sambungnya.

Marsma Wastum mengaku tidak pernah terpikir bisa menjadi penerbang jet tempur. Saat mengikuti pendidikan di Akademi Angkatan Udara (AAU) dirinya memilih Korps Pasukan Khas (Paskhas) yakni pasukan khusus TNI AU baret jingga yang memiliki kemampuan tempur di darat, laut dan udara.

“Tapi begitu lulus menjadi yang terbaik, arah hidup saya berubah. Orang mengarahkan saya ‘kamu yang terbaik, kamu bisa menjadi penerbang, kamu coba jadi penerbang dulu’. Akhirnya saya tes (penerbang) begitu tes, lulus, Alhamdulillah,” ucap peraih Adhi Makayasa AAU 1996 itu.

Manuver pesawat tempur F-16 di HUT RI ke-79 di IKN Kalimantan Timur

Photo :
  • Youtube Setpres

Mulanya, Wastum memilih sebagai penerbang helikopter lantaran merasa tidak percaya diri jika harus memilih penerbang tempur.

Rasa tidak percaya diri itu muncul lantaran Wastum merasa dirinya hanya seorang anak petani di di desa terpencil. Sejak remaja ia selalu sibuk menghabiskan waktu di sawang membantu orangtua. 

“Tapi nasib itu kita kan tidak tahu ya. Begitu ada pemilihan, dari nilai saya, saya terpilih menjadi penerbang tempur, dan menjadi penerbang F-16,” pungkasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya