FOMO Bikin Stres? Ini 7 Tips Sehat Bermedia Sosial agar Mental Tetap Sehat
- pexels.com/Los Muertos Crew
VIVA – Di Indonesia, penggunaan media sosial terus meningkat, khususnya di kalangan generasi muda. Berdasarkan data dari Hootsuite, lebih dari 75% penduduk Indonesia aktif menggunakan media sosial setiap harinya. Namun, dengan meningkatnya penggunaan media sosial, muncul juga fenomena FOMO, atau Fear of Missing Out, yang semakin meresahkan. FOMO membuat banyak orang merasa tertinggal jika mereka tidak ikut serta dalam tren, acara, atau pembicaraan yang sedang viral di media sosial.
Fenomena ini semakin memperburuk kesehatan mental, terutama di kalangan Gen Z dan milenial. Mereka merasa cemas dan stres karena perasaan tertinggal dan tidak mampu mengikuti kehidupan 'sempurna' yang sering dipamerkan di media sosial.
Media sosial, yang awalnya berfungsi sebagai sarana komunikasi dan hiburan, sekarang menjadi sumber tekanan dan kecemasan. Banyak pengguna merasakan tekanan untuk selalu aktif, berbagi momen, dan mengikuti setiap tren yang muncul.
Maka dari itu, sangat penting bagi kita untuk memahami dampak buruk dari FOMO dan mengambil langkah-langkah untuk menjaga kesehatan mental saat menggunakan media sosial. Berikut adalah 7 tips sehat yang bisa kamu lakukan agar tetap bisa bermedia sosial tanpa merusak keseimbangan mental.
FOMO Bikin Stres? Mengapa Fenomena Ini Kian Merebak
FOMO adalah perasaan cemas yang timbul ketika seseorang merasa tertinggal atau tidak mengikuti apa yang orang lain lakukan. Dalam konteks media sosial, FOMO semakin memperparah kecemasan karena banyak pengguna yang membandingkan hidup mereka dengan kehidupan yang dipamerkan oleh orang lain.
Statistik menunjukkan bahwa pengguna media sosial di Indonesia menghabiskan rata-rata lebih dari 3 jam sehari hanya untuk scroll feed atau mengecek stories teman mereka. Hal ini menciptakan lingkaran kecemasan yang sulit dihentikan.
Bagaimana Media Sosial Memicu FOMO
Media sosial dirancang untuk membuat penggunanya terus terlibat. Algoritma platform seperti Instagram, Facebook, dan TikTok menampilkan konten yang paling mungkin membuat kita terpaku di layar, termasuk konten dari teman atau influencer yang tampaknya menjalani kehidupan 'sempurna'.
Fitur seperti stories, live streaming, dan highlight membuat pengguna merasa mereka selalu harus mengikuti update terbaru, takut ketinggalan momen yang dianggap penting oleh lingkungan mereka.
Dampak FOMO terhadap Kesehatan Mental
FOMO tidak hanya menimbulkan stres, tetapi juga dapat berdampak pada kesehatan mental secara keseluruhan. Pengguna yang terjebak dalam siklus FOMO sering merasa rendah diri karena membandingkan diri mereka dengan orang lain. Mereka juga bisa mengalami masalah tidur karena terlalu banyak menghabiskan waktu di layar sebelum tidur. Pada kasus yang lebih serius, FOMO bisa memicu depresi atau kecemasan berlebih.
7 Tips Sehat Bermedia Sosial agar Mental Tetap Sehat
Berikut ini adalah beberapa tips sederhana yang bisa kamu terapkan untuk menjaga kesehatan mental saat menggunakan media sosial. Simak 7 tips berikut agar tetap sehat secara mental meskipun aktif bermedia sosial!
1. Tentukan Batas Waktu Penggunaan Media Sosial
Menentukan batas waktu penggunaan media sosial adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan mental. Dengan mengatur berapa lama kamu aktif di media sosial setiap hari, kamu bisa mencegah kecanduan dan meminimalisir dampak negatifnya.
Fitur screen time yang ada di ponsel bisa membantu memonitor waktu yang kamu habiskan di berbagai platform. Dengan membatasi durasi, kamu dapat menghindari eksposur berlebihan terhadap konten yang memicu FOMO (Fear of Missing Out) dan stres.
Selain itu, ini juga memberikan ruang untuk lebih fokus pada aktivitas di dunia nyata, sehingga kesehatan mental tetap terjaga.
2. Kurangi Mengikuti Akun yang Membuat Stres
Jika ada akun yang membuatmu merasa cemas, stres, atau minder, jangan ragu untuk unfollow atau mute. Media sosial seharusnya menjadi tempat yang memberikan inspirasi dan kebahagiaan, bukan sebaliknya. Dengan mengurangi paparan terhadap konten negatif atau akun yang membuatmu merasa tidak nyaman, kamu dapat menciptakan lingkungan digital yang lebih positif.
Ini penting untuk menjaga kesehatan mentalmu, karena setiap interaksi di media sosial dapat mempengaruhi perasaan dan cara pandangmu terhadap diri sendiri. Fokuslah pada akun-akun yang memberikan dukungan, motivasi, dan konten yang menyenangkan, sehingga pengalamanmu di media sosial menjadi lebih bermakna dan menyenangkan.
3. Fokus pada Koneksi Nyata, Bukan Kuantitas Like atau Followers
Fokus pada koneksi nyata sangat penting dalam era media sosial saat ini. Banyak orang terjebak dalam mengejar jumlah like, followers, atau komentar, tetapi angka-angka ini tidak selalu mencerminkan kebahagiaan atau kesuksesan sejati. Sebaliknya, interaksi yang berkualitas dengan teman, keluarga, atau orang-orang terdekatlah yang benar-benar memberi makna dalam hidup kita.
Dengan membangun hubungan yang lebih dalam, kita bisa merasakan dukungan emosional dan kebahagiaan yang lebih autentik. Cobalah untuk lebih memperhatikan momen berharga yang dihabiskan bersama orang-orang terkasih, alih-alih terfokus pada statistik yang tidak berarti di layar. Koneksi yang tulus jauh lebih berharga daripada angka.
4. Sadarilah Bahwa Apa yang Kamu Lihat Tidak Selalu Nyata
Apa yang kamu lihat di media sosial sering kali hanya merupakan potongan-potongan terbaik dari kehidupan orang lain. Banyak orang cenderung menampilkan momen bahagia, pencapaian, atau gaya hidup ideal, tanpa menunjukkan perjuangan dan tantangan yang mereka hadapi di belakang layar.
Hal ini dapat menimbulkan perasaan ketidakpuasan dan FOMO ketika kita membandingkan diri kita dengan apa yang terlihat. Penting untuk mengingat bahwa setiap orang memiliki perjalanan yang berbeda dan apa yang diposting di media sosial tidak selalu mencerminkan realitas sepenuhnya.
Dengan kesadaran ini, kamu dapat menjaga perspektif dan mengurangi tekanan yang ditimbulkan oleh perbandingan sosial.
5. Cobalah Detoks Media Sosial Secara Berkala
Melakukan detoks media sosial secara berkala bisa sangat membantu menjaga kesehatan mental. Sesekali, cobalah untuk beristirahat dari media sosial, entah itu selama beberapa jam, sehari penuh, atau bahkan lebih lama. Selama detoks, hindari mengecek notifikasi dan aktifitas online lainnya.
Ini memberi kesempatan bagi pikiran untuk tenang dan mereset fokus. Dengan tidak terpapar konten yang sering memicu FOMO, kamu dapat mengurangi kecemasan dan stres yang sering muncul. Detoks ini juga memungkinkanmu untuk lebih menghargai momen di dunia nyata dan terhubung dengan diri sendiri dan orang-orang terdekat secara lebih mendalam.
6. Gunakan Media Sosial untuk Kebaikan
Alih-alih hanya scroll tanpa tujuan, manfaatkan media sosial sebagai platform untuk menyebarkan kebaikan. Ikuti akun-akun yang menginspirasi dan memberikan dampak positif, seperti penggiat lingkungan, edukasi, atau kesehatan mental. Selain itu, kamu bisa berbagi informasi yang bermanfaat bagi orang lain, seperti artikel, tips, atau cerita motivasi.
Dukung juga gerakan sosial yang sejalan dengan nilai-nilai kamu, seperti kampanye pemberdayaan perempuan, hak asasi manusia, atau isu-isu lingkungan. Dengan cara ini, media sosial tidak hanya menjadi sarana hiburan, tetapi juga alat untuk menciptakan perubahan positif dan memperkuat koneksi dengan orang-orang yang memiliki visi serupa.
7. Jangan Takut Ketinggalan, Fokus pada Hidup Nyata
Jangan takut ketinggalan! Ingatlah bahwa hidup yang nyata terjadi di luar layar ponselmu. Seringkali, kita terjebak dalam siklus FOMO, merasa harus selalu mengikuti setiap tren atau peristiwa yang dibagikan di media sosial. Namun, momen-momen berharga dalam hidupmu seperti berkumpul dengan teman, menghabiskan waktu bersama keluarga, atau menikmati hobi adalah hal-hal yang benar-benar berharga.
Dengan berhenti sejenak dari media sosial, kamu dapat lebih menghargai keindahan kehidupan sehari-hari. Fokuslah pada interaksi langsung dan pengalaman yang memperkaya jiwa, dan ingat bahwa kebahagiaan sejati tidak tergantung pada seberapa banyak kamu tahu tentang apa yang terjadi di dunia maya.
Penting untuk diingat bahwa meskipun media sosial dapat menjadi sumber informasi dan hiburan, kita harus tetap bijak dalam penggunaannya. Dengan menerapkan tujuh tips sehat yang telah dibahas, kita dapat mengelola dampak negatif dari FOMO dan menjaga kesehatan mental.
Kebahagiaan sejati tidak hanya ditemukan dalam layar, tetapi juga dalam momen nyata yang kita alami bersama orang-orang terkasih. Mari kita prioritaskan keseimbangan dalam hidup, sehingga kita bisa menikmati manfaat media sosial tanpa mengorbankan kesehatan mental kita. Ingat, hidup adalah tentang pengalaman yang kita jalani, bukan hanya tentang apa yang terlihat di media sosial.