Viral Kelompok Pembela Palestina Geruduk Gerai Starbucks hingga Orasi ke Pengunjung
- Tangkapan Layar Instagram @frix.id
VIVA – Viral di media sosial aksi sekelompok pembela Palestina menggeruduk gerai Starbucks untuk mengajak pelanggan memboikot perusahaan tersebut dan menjadi perbincangan hangat di kalangan warganet.
Aksi ini dipicu oleh dukungan Starbucks terhadap kebijakan yang dianggap mendukung penindasan Israel terhadap rakyat Palestina. Para perempuan tersebut menyerukan boikot langsung di dalam gerai, bahkan berorasi di hadapan para pelanggan yang ada berada di gerai.
"Kok nggak malu sih ngasih makan starbucks, sudah 36 ribu orang meninggal," kata pengunjuk rasa yang dikutip dari Instagram @frix.id pada Selasa, 4 Juni 2024.
Pernyataan ini mengacu pada korban tewas dalam konflik berkepanjangan di Gaza, yang dianggap mereka sebagian disebabkan oleh dukungan finansial terhadap pihak yang melakukan kekerasan.
Aksi ini menuai berbagai reaksi dari masyarakat. Sebagian mendukung tindakan tersebut, sementara yang lain mengkritik cara penyampaiannya. Akun bernama @fullmoonfolks di X (dulunya Twitter) menyebut aksi tersebut sebagai "aksi langsung" (direct action) yang bertujuan untuk mengganggu operasional dan kesadaran publik.
Menurutnya, esensi dari aksi langsung adalah sifatnya yang disruptif, yang bertujuan untuk menarik perhatian dan menimbulkan diskusi di masyarakat.
"Direct action/aksi langsung ya esensinya memang mengganggu/disruptif, ganggu operasional, ganggu kenyamanan, ganggu kesadaran dan lain-lain," tulisnya akun @fullmoonfolks di X.
Di sisi lain, beberapa netizen menyayangkan cara penyampaian protes tersebut. Ada yang berpendapat bahwa boikot bisa dilakukan tanpa harus mengganggu orang lain.
“Ngga papa sih kalo mau boycot tinggal ngga usah beli produknya. Tapi ngga usah ganggu yng lain. Itu urusan masing masing.”
Beberapa komentar lainnya juga menyarankan agar aksi protes lebih diarahkan pada upaya untuk mengadvokasi perubahan kebijakan melalui saluran resmi, seperti mengajukan petisi kepada pemerintah untuk menutup gerai yang dianggap bermasalah.
“Mending usul aja sama pemerintah buat ditutup daripda main geruduk seperti ini, tutup kaga masih buka besok2 iya.”
“Intinya adalah jangan paksakan kemauanmu ke orang lain. Boikot boleh, vandalisme jangan.”
Namun, ada juga yang memberikan dukungan penuh terhadap aksi tersebut. Mereka menganggap bahwa tindakan langsung seperti ini diperlukan untuk meningkatkan kesadaran dan menunjukkan solidaritas terhadap penderitaan rakyat Palestina.
“Yang bilang: “Kampungan, Lebay atau Norak” fix udah gak punya hati, kepedulian terhadap rakyat Palestina di Gaza dan hilang rasa kemanusiaan nya. Udah jelas2 mereka support yang melakukan genosida, lo masih aja dukung dengan cara beli dan ngopi2 disana. You don’t need to be a Muslim to stand with Palestine, you just have to be a human — as far as I’m concerned if you have stop to care about humanity, you might as well to just stop being a human.”