Viral Driver Ojol Pamer Alat Kelamin di Depan Monumen Bambu Runcing, Korban Trauma

Viral Driver Ojol Pamer Alat Kelamin di Depan Monumen Bambu Runcing
Sumber :
  • VIVA | Zainal Azhari (tvOne)

VIVA – Warga di Surabaya dihebohkan sebuah video viral pria bermotor yang pamer alat kelamin di kawasan Monumen Bambu Runcing, Jalan Panglima Sudirman, Surabaya.

Akses Jalannya Ditutup Tetangga, Sunardi Lebih Pilih Bangun Jembatan Pribadi Senilai Rp250 Juta

Pemotor yang diketahui berinisial BAE (33), asal Wonosari Wetan, Semampir, Surabaya, dan merupakan driver ojek online itu akhirnya ditangkap Tim Unit Jatanras Satreskrim Polrestabes Surabaya.

Iptu Bobi Elsam, Kanit Jatanras Sat Reskrim Polrestabes Surabaya mengatakan, korban merekam aksi pelaku dan kemudian video tersebut viral sehingga menjadi perhatian publik.

Viral Anak-Anak SD Gemas Berfoto dengan Masinis LRT, Netizen: Lucu Banget Dek!

“Setelah melakukan serangkaian penyelidikan, cek TKP, interogasi saksi-saksi serta melakukan koordinasi dengan beberapa saksi, kami mendapatkan identitas pelaku,” jelas Bobi, Sabtu 1 Juni 2024.

Tim Jatanras kemudian mencari keberadaan pelaku. Setelah informasi terkumpul dengan bukti yang cukup, keberadaan pelaku akhirnya diketahui dan segera diamankan.

3 Makanan Viral di TikTok yang Bikin Ketagihan dan Mudah Dibuat di Rumah

Saat diinterogasi, pelaku mengaku mendapatkan kepuasan dengan memamerkan alat kelaminnya di depan umum. “Kami saat ini sedang memeriksa kondisi mental dan kejiwaan pelaku karena perbuatannya memamerkan alat kelamin di depan umum,” tegas Bobi.

Viral Driver Ojol Pamer Alat Kelamin di Depan Monumen Bambu Runcing

Photo :
  • VIVA | Zainal Azhari (tvOne)

Korban Trauma

Selain mengamankan pelaku, polisi juga memeriksa video viral berdurasi 2 menit tersebut. Terlihat aksi pelaku memamerkan alat kelamin tepat di depan Monumen Bambu Runcing dan disaksikan sejumlah warga yang berada di lokasi.

Tampak suara jerit remaja putri yang merekam aksi bejat ini tidak membuat pelaku malu. Pelaku malah melanjutkan aksinya mempertontonkan alat kelamin lebih jelas lagi. Video tersebut akhirnya viral di media sosial dan menjadi perbincangan netizen.

“Peristiwa tersebut rupanya terjadi lebih dari sekali dan baru viral setelah ada yang merekam aksi bejat pelaku. Syukurlah sudah tertangkap, “ ujar Desinta Dewi, salah satu warga Surabaya yang berada di lokasi saat kejadian.

Desinta mengaku, dirinya masih trauma mengingat peristiwa tersebut dan kini merasa kurang nyaman saat bepergian di tempat umum. “Kita merasa enggak nyaman karena masih banyak pria dengan orientasi seksual melenceng yang berkeliaran di tempat umum,“ tambah Desinta.

Sebagai wanita, Desinta berharap pemerintah Kota Surabaya menempatkan petugas keamanan di sejumlah lokasi umum agar kejadian serupa tidak terulang lagi. “Mungkin kalau di lokasi ada aparat keamanan yang berjaga, pelaku enggak berani melakukan aksinya,“ tandasnya.

Ilustrasi Depresi

Photo :
  • Pinkvilla

Gangguan Jiwa

Sementara itu, dari sudut pandang psikologi, perilaku menunjukkan alat kelamin atau lebih dikenal exhibitionist merupakan bagian dari gangguan psikis dari seseorang yang lemah mental dan ingin menunjukkan jati dirinya di muka umum.

Astrid Wijaya, dosen Fakultas Ilmu Psikologi Universitas Widya Mandala Surabaya mengatakan, kasus eksibisionis umumnya terjadi pada laki laki yang gagal dalam memiliki pasangan hidup, sehingga ia ingin menunjukkan eksistensinya.

“Perilaku eksibisionisme sering terjadi pada laki-laki dan ini merupakan kondisi gangguan kejiwaan yang sudah ada sejak dulu. Namun karena saat ini ada video di media sosial, akhirnya sering viral,“ jelas Astrid.

Eksebisonis umumnya muncul atas dorongan dari seorang laki-laki yang ingin diakui jati dirinya. Dan sepintas, pelaku terlihat normal dan hidup sosial bersama anggota masyarakat lain.

“Sepintas mereka ini seperti orang normal dan tidak ada masalah dalam kehidupan sosial bermasyarakat sehari-hari. Namun setiap melihat wanita, mereka pasti memiliki dorongan untuk menunjukkan alat kelamin, bahkan ada yang sampai ejakulasi,” terang Astrid.

Ilustrasi stres.

Photo :
  • Marine Corps Times

Lebih jauh, Astrid menerangkan, eksibisionis merupakan bagian dari kesehatan mental yang terganggu alias ganguan jiwa. Sehingga pelaku eksibisionis semestinya harus direhabilitasi mentalnya, bukan dipenjara.

“Pelaku eksibisionis akan lebih tepat jika direhabilitasi kesehatan mentalnya oleh ahli kejiwaan,“ tandasnya.

Laporan: Zainal Azhari (tvOne)

Baca artikel Trending menarik lainnya di tautan ini.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya